2.3. Konsep Action Research
2.3.1. Pengertian Action Research
Action research merupakan suatu bentuk kegiatan penelitian yang didasarkan pada prinsip kolektif dan reflektif yang dilakukan oleh partisipan
dalam situasi sosial untuk meningkatkan praktek sosial atau kependidikan Kemmis McTaggart, 1988.
Action research juga memungkinkan adanya keterlibatan antara peneliti dengan partisipan dalam bentuk kolaborasi dan menitikberatkan terhadap
pendekatan naturalistic dan humanistic Holter Schwartz-Barcott, 1993, Action research menuntut seorang peneliti untuk tidak hanya mengumpulkan
informasi atau pengetahuan tentang situasi tertentu, namun juga diharapkan untuk mampu membantu memperbaiki situasi yang ditemui pada saat penelitian Polit
Beck, 2008. Metode penelitian action research berlangsung bersama kolaborasi dan
dialog yang dapat memotivasi, meningkatkan harga diri dan menghasilkan solidaritas yang kuat antara partisipan dan peneliti. Strategi pengumpulan data
yang digunakan tidak hanya metode tradisional seperti wawancara dan observasi, tetapi bisa juga dilakukan bercerita, drama komedi, menggambar dan melukis,
bermain peran dan kegiatan lain yang mendorong partisipan mengenali kekuatan sendiri dan menemukan cara-cara kreatif untuk mengeksplorasi kehidupan mereka
Polit Beck, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Proses Action Research
Kemmis dan McTaggart 1988 menjelaskan bahwa dalam melaksanakan AR memerlukan beberapa langkah tindakan yaitu reconnaissance, planning,
acting and observing dan reflection. Langkah pertama Reconnaisance.merupakan tahap awal dalam mencari
permasalahan yang ada. Tahap ini dapat di sebut juga tahap preliminary studi, yaitu mempelajari masalah yang ada dan menentukan tema yang penting. Tahap
ini menggambarkan apa yang terjadi sekarang dan apa yang kita lakukan sekarang. Pernyataan-pernyataan tentang masalah yang ada mulai dimunculkan
pada tahap ini. Selain menentukan masalah yang akan diteliti, tahap ini juga menentukan group action berupa kumpulan orang-orang yang terlibat dalam
penelitian dan memastikan bahwa orang-orang tersebut sudah mendapatkan informasi tentang penelitian dan mempunyai komitmen untuk bekerjasama dalam
proyek penelitian. Langkah kedua: planning merupakan perencanaan yang bersifat untuk
perbaikan. Tahap ini beorientasi pada peneliti tentang bagaimana kolaborasi dengan partisipan. Pada tahap ini peneliti harus memutuskan bersama dengan
group action kemungkinan tindakan perbaikan yang dapat dilakukan dan hambatan dalam penelitian. Peneliti merumuskan apa yang dapat dilakukan pada
situasi atau kondisi tempat penelitian. Perencanaan meliputi rencana untuk merubah dengan menggunakan bahasa, aktivitas dan praktik, hubungan antara
manusia dan organisasi, dan merencanakan hasil yang di inginkan. Tahap ini akan
Universitas Sumatera Utara
menjawab pertanyaan : Apa yang akan dilakukan, oleh siapa, kapan dan bagaimana?
Langkah ketiga: acting dan observing adalah mengimplementasikan rencana dan mengobservasi pekerjaan yang dilakukan. Tahap ini adalah
melaksanakan rencana yang sudah di tetapkan, meliputi melaksanakan rencana untuk berubah dengan menggunakan bahasa, aktivitas dan praktik, hubungan
antara manusia dan organisasi, dan mengobservasi hasil dari implementasi yang telah di lakukan. Hal yang harus diperhatikan oleh peneliti pada tahap ini adalah,
setelah peneliti melakukan kegiatan maka peneliti harus segera memonitor apa yang terjadi setelah dilakukan tindakan.
Langkah keempat: reflection merupakan waktu untuk memberikan analisa, sintetis, interpretasi dan menyimpulkan hal yang penting. Pada tahap ini refleksi
berfokus pada hasil yang telah di capai kemudian di buat analisa untuk perbaikan pada cycle berikutnya.
Berikut akan digambarkan proses action research menurut Kemmis dan McTaggart 1988 :
Gambar 2.1. Siklus action research Kemmis dan McTaggart 1988
Universitas Sumatera Utara
2.4. Kerangka Konseptual