Tujuan Ronde Keperawatan Komponen Ronde Keperawatan Protokol Ronde Keperawatan

sebagai proses yang dilakukan perawat secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan mengunjungi pasien secara rutin keruangannya dan memeriksa hal-hal yang spesifik dan melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien secara konsisten. Dari beberapa defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ronde keperawatan merupakan suatu proses proaktif dimana perawat melakukan kunjungan kepada pasien secara rutin untuk memenuhi kebutuhan pasien baik kebutuhan dasar maupun kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang penyakitnya dan melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait proses perawatannya.

2.1.2. Tujuan Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan hal yang penting dalam memberikan pasien pelayanan yang berkualitas, ronde keperawatan yang bertujuan agar pasien mendapatkan informasi mengenai penyakitnya, pemeriksaan lanjutan dan proses keperawatan yang akan dijalaninya Benniskova, 2007. Ronde keperawatan juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pasien secara rutin dan memastikan keselamatan pasien Shaner-McRae, 2007. Universitas Sumatera Utara 2.1.3. Perkembangan Ronde Keperawatan 2.1.3.1. Ronde Keperawatan Tradisional tahun 1950-1970 M Ronde keperawatan tradisional merupakan proses dimana 2 orang perawat mengunjungi masing-masing pasien untuk memastikan tempat tidur pasien dalam kondisi rapi, melakukan dan melakukan pijatan pada area yang mengalami tekanan Bates, 2011. Ronde keperawatan ini dilakukan secara rutin setiap hari oleh perawat senior pada awal shift dan pada saat jam kunjungan dokter. Perawat berjalan mengelilingi bangsal untuk memeriksa standar pelayanan dan kemajuan tindakan perawatan. Perawat juga menjelaskan informasi terkait pemeriksaan dan tindakan medis serta memberi kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk bertanya tentang masalah kesehatannya. Sebelum melakukan ronde, perawat menyiapkan menyiapkan trooley yang berisi baskom air panas, sabun, handuk, sprei, bedak, zinc dan minyak jarak. Kemudian dua orang perawat ditugaskan untuk mengunjungi masing-masing pasien untuk memeriksa dan melakukan massage pada area tekan, merubah posisi dan memberikan tindakan yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien seperti mengganti sarung bantal dan sprei pasien. Pada “Back Rounds” juga terjadi proses pembelajaran antara perawat senior dengan perawat junior dan mahasiswa perawat terkait aspek perawatan pasien. Castledine, Grainger Close, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.1.3.2. Ronde Keperawatan Modren setelah tahun 1970 M

Menurut Close dan Castledine 2005 ada 4 tipe ronde keperawatan modern yaitu matrons’ rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching rounds. Matrons’ rounds adalah proses dimana seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai dengan jam rondenya. Memeriksa standar pelayanan, kebersihan dan kerapihan serta menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien. Nurse management rounds adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat dan head nurse. Patients comfort rounds adalah ronde yang berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien dirumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan pada malam hari, perawat menyiapkan tempat tidur yang nyaman untuk pasien. Teaching rounds dilakukan antara teacher nurse dengan perawat atau siswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan untuk perawat atau siswa perawat. Dengan pembelajaran langsung, perawat atau siswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Komponen Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan satu set tindakan yang diatur secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien. Umumnya tindakan ini dibagi kedalam 4 komponen dasar yaitu Pain, Personal needs, Positioning dan Placement Meade et al., 2006. Pain. Perawat menanyakan “bagaimana nyeri anda?”. Setelah nyeri terindentifikasi kemudian dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi nyeri seperti perubahan posisi, guided imagery, latihan nafas dalam, pengalihan perhatian dan obat-obatan. Hal lain terkait rasa nyaman juga dinilai seperti kebersihan oral dan pemenuhan cairan. Personal needs. Perawat menanya pasien “apakah anda ingin ke kamar mandi?” waktu toileting diatur oleh perawat bersama dengan pasien dengan bantuan selama dibutuhkan. Positioning. Perawat mengecek posisi pasien dan bertanya “bagaimana caranya agara anda lebih merasa nyaman?”. Jadwal reposisi diobservasi terumata terhadap pasien yang tidak dapat melakukannya secara mandiri. Placement. Perawat memverifikasi ketersediaan dan keterjangkauan dan bertanya “apakah anda ingin kami memindahkan call light, telepon, meja dan perlengkapan lainnya sehingga terjangkau oleh anda?” Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Protokol Ronde Keperawatan

Berdasarkan komponen dasar dari ronde keperawatan diatas maka beberapa penelitian telah berhasil menyusun protokol dalam pelaksanaan ronde keperawatan. Meade et al. 2006 mengembangkan “The 4 Ps Rounding Protokol”. Protokol tersebut terdiri dari 12 tindakan yang dimulai sejak perawat memasuki ruangan dan menjelaskan kepada pasien bahwa perawat akan melakukan ronde keperawatan. kemudian perawat akan melakukan pengkajian nyeri dan melakukan tindakan untuk mengatasi nyeri baik tindakan keperawatan maupun tindakan medikasi. Setelah nyeri teratasi perawat akan mengontrol obat- obatan pasien apakah sudah diberikan sesuai jadwal. Lalu kemudian perawat menawarkan bantuan ke toilet dan membantunya jika pasien membutuhkannya. Setelah itu perawat memberikan posisi yang nyaman bagi pasien serta memastikan bahwa posisi pasien dapat menjangkau lampu panggil, telepon, remote TV, switch lampu, meja, kotak tisu, air minum dan tong sampah. Sebelum meninggalkan ruangan, perawat kembali menanyakan apakah ada hal lain yang diinginkan oleh pasien dan memberitahu pasien bahwa akan ada ronde selanjutnya akan dilaksanakan oleh perawat. Penelitian Meade et al. 2006 kemudian diulangi kembali oleh beberapa peneliti lainnya seperti Blakley, Kroth dan Gregson 2011; Olrich, Kalman dan Nigolian 2012; Berg, Sailors, Reimer, O’Brien dan Ward-Smith 2011; Kessler, Claude-Gutekunst, Donchez, Dries dan Snyder 2012 dengan menggunakan “The 4 Ps Rounding Protokol” dalam penelitiannya. Namun Kessler et al. dan Universitas Sumatera Utara Karla et al. tidak menyertakan kebutuhan “Placement” berdasarkan asumsi bahwa perlengkapan yang berada diluar jangkauan bukanlah merupakan fokus perawatan Comfort Round Protokol dikembangkan oleh Gardner et al. 2009 yang distandarisasi untuk semua pasien pada bangsal yang dilakukan penelitian. Pada protokol ini ronde keperawatan dilaksanakan oleh asisten perawat yang sudah menerima pelatihan dengan sertifikat 3 in Aged Care. Asisten perawat mengunjungi pasien dan menanyakan apakah pasien membutuhkan bantuan ke toilet, control nyeri, reposisi dan selimut. Kemudian asisten perawat akan meletakkan telefon, kotak tissue, meja dan remote TV di tempat yang mudah dijangkau oleh pasien. Setelah itu asisten perawat akan melakukan perawatan mulut jika dibutuhkan serta memenuhi kebutuhan cairan pasien dengan memberinya minum. Sebelum meninggalkan pasien, asisten perawat menanyakan apakah pasien membutuhkan hal lain yang dapat membuatnya merasa nyaman.

2.1.6. Implikasi ronde keperawatan terhadap praktek keperawatan