1. Ronde hanya dilakukan pada pagi hari dan selanjutnya perawat ke kamar
pasien jika ada panggilan dari keluarga pasien 2.
Kegiatan yang dilakukan pada ronde keperawatan di pagi hari hanya mengukur vital sign, menanyakan keluhan dan mengecek persediaan obat-
obatan. 3.
Rendahnya motivasi perawat dalam melaksanakan ronde klinis keperawatan.
4. Tidak adanya kebijakan berupa program dan pedoman ronde klinis
keperawatan yang dapat dijadikan acuan bagi perawat 5.
Kurangnya pengarahan dari pimpinan keperawatan. 6.
Rendahnya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan 7.
Rendahnya tingkat kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap VIP Khusus RSUD Kota Padangsidimpuan.
Berdasarkan permasalahan yang diatas maka peneliti melakukan proses action research untuk melakukan pengembangan program ronde klinis
keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan.
4.3.2. Siklus Action Research
Pengembangan program ronde klinis keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan dilaksanakan melalui proses action research
dengan beberapa kegiatan pada masing-masing tahapannya. Selanjutnya akan
Universitas Sumatera Utara
dijelaskan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada setiap tahapan action research.
Tahap Planning. Tahap ini dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai
dengan 7 Mei 2013 dan bertujuan untuk merumuskan perencanaan dalam pengembangan program ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap. Program
ini disusun agar dapat menjadi panduan bagi perawat dalam melaksanakan
kegiatan ronde klinis keperawatan.
Untuk mencapai tujuan peneliti merencanakan beberapa kegiatan yaitu: 1 perumusan program ronde klinis keperawatan tentatif, 2 rencana pertemuan
dengan tim manajemen keperawatan untuk penjelasan tentang kegiatan penelitian dan manfaat penelitian ini bagi peningkatan mutu pelayanan keperawatan di
RSUD Kota Padangsidimpuan, 3 rencana pertemuan dengan kepala ruangan untuk penyamaan persepsi tentang ronde klinis keperawatan 4 rencana
pembentukan struktur tim ronde klinis keperawatan terdiri dari 1 orang ketua dan 5 orang anggota yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2013, 5 rencana
perumusan program, kerangka acuan, SOP dan alur ronde klinis keperawatam, 6 rencana briefing aplikasi ronde klinis keperawatan dengan peserta seluruh perawat
ruang rawat inap VIP Khusus yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2013, 7 rencana aplikasi dan observasi aplikasi akan dilaksanakan di ruang
rawat inap VIP Khusus mulai 21 Juni 2013.
Tahap Acting. Tahap ini dilaksanakan pada tanggal 8 Mei sampai dengan
8 Juni 2013. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap planning. Terdapat 6 kegiatan yang dilaksanakan pada
Universitas Sumatera Utara
tahap ini yaitu: 1 pertemuan dengan tim manajemen keperawatan RSUD Kota Padangsidimpuan, 2 pertemuan dengan kepala ruangan, 3 pembentukan tim
ronde klinis keperawatan, 4 perumusan program, kerangka acuan, SOP dan alur ronde klinis keperawatan 5 Briefing aplikasi ronde klinis keperawatan kepada
perawat ruang rawat inap VIP Khusus, 6 aplikasi ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap VIP Khusus.
1 Pertemuan dengan tim manajemen keperawatan RSUD Kota
Padangsidimpuan Peneliti melakukan pertemuan dengan Kepala Bidang Keperawatan Bapak
Maskun Siregar, AMK, Kepala Seksi Keperawatan Ibu Dewi Herawati, S.Kep, dan Kepala Seksi Keperawatan II Ibu Enila Marlan Dongoran, AMK pada tanggal
22 April 2013. Pada pertemuan tersebut peneliti menjelaskan tentang penelitian yang akan dijalankan di RSUD Kota Padangsidimpuan.
Pada pertemuan tersebut Kepala Bidang Keperawatan menyatakan dukungannya terhadap penelitian tersebut dan memberikan tugas kepada Seksi
Keperawatan I untuk mendampingi setiap kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.
2 Pertemuan dengan kepala ruangan
Pertemuan dengan seluruh kepala ruang rawat inap dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013. Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah untuk
menyamakan persepsi antara seluruh kepala ruangan tentang ronde klinis
Universitas Sumatera Utara
keperawatan. Pada pertemuan ini kepala ruangan diharapkan agar mengajukan nama perawat yang akan dilibatkan sebagai tim ronde klinis keperawatan, namun
mengingat bahwa RSUD Kota Padangsidimpuan sudah memiliki tim peningkatan mutu pelayanan keperawatan maka pembentukan tim ronde ini diserahkan
sepenuhnya kepada Ketua tim pengendali mutu pelayanan keperawatan.
3 Pembentukan tim ronde klinis keperawatan
Pembentukan tim ronde klinis keperawatan dilaksanakan tanggal 7 Mei 2013 dengan peserta seluruh anggota tim pengendali mutu pelayanan keperawatan
rumah sakit. Tim ronde klinis keperawatan RSUD Kota Padangsidimpuan terdiri dari 1 orang ketua dan 5 orang anggota. Masing-masing tim sudah memiliki
uraian tugas. Tim ronde klinis keperawatan menyepakati akan melaksanakan pertemuan
untuk merumuskan program ronde klinis keperawatan. Perumusan program, kerangka acuan, SOP dan alur ronde klinis kperawatan ditargetkan akan selesai
dalam 2 minggu.
4 Perumusan program ronde klinis keperawatan
Pertemuan tim membahas dan merumuskan program ronde klinis sebagai salah satu program dalam pengendalian mutu pelayanan rumah sakit. Pertemuan
kedua tim membahas kerangka acuan program ronde klinis keperawatan yang disertai Standar Operation and Prosedur SOP dan alur sesuai dengan SOP yang
telah dirumuskan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen: 1
Universitas Sumatera Utara
program ronde klinis keperawatan, 2 kerangka acuan ronde klinis keperawatan dan 3 SOP dan alur kegiatan ronde klinis. Dokumen ini akan diajukan kepada
direktur untuk penerbitan Surat Keputusan SK pemberlakukan program ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap.
5 Briefing aplikasi ronde klinis keperawatan kepada perawat ruang rawat
inap VIP Khusus Kegiatan briefing dilakukan kepada seluruh perawat ruang rawat inap VIP
Khusus yang dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2013. Kegiatan ini dimulai dengan pengarahan dari Kepala Bidang Keperawatan yang menekankan kepada
peserta tentang pentingnya pelaksanaan program ronde klinis keperawatan. Selanjutnya peserta menerima 2 materi, materi pertama tentang “Konsep Ronde
Klinis Keperawatan” yang dibawakan oleh peneliti sendiri. Materi kedua “Sosialisasi Program Ronde Klinis Keperawatan” yang dibawakan oleh Kasie
Keperawatan II RSUD Kota Padangsidimpuan. Setelah selesai pemaparan materi, peserta dibagi kedalam 3 kelompok
untuk memperagakan pelaksanaan ronde klinis keperawatan sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan. Kelompok diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi dan 10
menit untuk mempresentasikan serta memperagakan ronde klinis keperawatan. saat peragaan masing-masing anggota kelompok ada yang berperan menjadi
kepala ruangan, perawat pelaksana, pasien dan keluarga pasien.
Universitas Sumatera Utara
6 Aplikasi ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap VIP Khusus
Aplikasi ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap VIP Khusus sejak tanggal 20 Mei 2013. Observasi aplikasi ronde klinis keperawatan dilakukan oleh
peneliti dibantu oleh tim ronde klinis keperawatan. Dalam pelaksanaan aplikasi ini Kepala Bidang Keperawatan juga turun langsung ke lapangan untuk melakukan
supervise dan memberikan motivasi kepada perawat dalam pelaksaan ronde klinis keperawatan ini.
Tahap Observing. Pada tahap observasi dilakukan pengamatan terhadap
aplikasi ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap VIP Khusus RSUD Kota Padangsidimpuan. Peneliti dibantu oleh tim ronde klinis keperawatan melakukan
observasi untuk menilai pelaksaan ronde klinis keperawatan. Hasil observasi diperoleh data bahwa ada peningkatan pelaksanaan ronde klinis keperawatan dari
43,26 dari sebelum aplikasi menjadi 71,53 sesudah aplikasi Selama tahap observing peneliti dan tim ronde klinis keperawatan
melakukan pertemuan rutin setiap minggu untuk evaluasi pelaksanaan ronde klinis keperawatan. Rapat evaluasi memperoleh kesepakatan bahwa ronde klinis
keperawatan di ruang rawat inap akan dilaksanakan 1 kali per shift dengan waktu: shift pagi pukul 08.00 sd 09.00 WIB, shift sore pukul 15.00 sd 16.00 WIB dan
shift malam pukul 21.00 sd 22.00 WIB. Durasi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ronde klinis keperawatan adalah 10 menitpasien. Dan pelaksana
kegiatan ronde klinis ini adalah penanggung jawab masing-masing pasien.
Universitas Sumatera Utara
Tahap Reflecting. Pada tahap reflecting peneliti melakukan FGD Focus
Group Discussion pada tanggal 13 Juni 2013. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menggali informasi terkait : 1 persepsi partisipan setelah pelaksanaan ronde
klinis keperawatan, 2 kendala ronde klinis keperawatan, 4 upaya mengatasi kendala, 5 faktor pendukung pelaksanaan ronde klinis, 6 apa saja manfaat yang
dirasakan partisipan setelah melaksanakan ronde klinis keperawatan.
1 Persepsi partisipan setelah melaksanakan ronde klinis keperawatan.
Partisipan menyatakan dengan adanya ronde maka interaksi antara perawat dan pasien menjadi lebih intens sehingga terbangun hubungan saling percaya.
Persepsi partisipan ini dapat dilihat pada kutipan pernyataan berikut: “Kalau menurut saya sih dengan ronde saya menjadi lebih dekat
dengan pasien. Tidak jarang dapat tips dari pasien atau keluarganya karena mereka senang dengan kunjungan kita.” P2, L21-23
“Iya betul, dengan ronde pasien menjadi lebih percaya dengan perawat. Jadi apapun yang perawat anjurkan pasien mengikuti saja.”
P2, L24-25 Partisipan lain menyatakan dengan adanya ronde partisipan juga lebih
merasa percaya diri dalam melakukan perkerjaannya karena adanya penerimaan yang positif dari pasien dan keluarganya. Persepsi partisipan ini dapat dilihat pada
kutipan pernyataan berikut: “mm.. dengan ronde menurut saya sih saya jadi lebih PD. Karena kan
sebelum kita mengunjungi pasien kita dulu status pasien. Apa yang
Universitas Sumatera Utara
tidak kita tahu biasanya kita diskusikan dulu, jadi kalau pas ronde pasien nanya kita udah tahu jawabannya.” P1 L34-36
2 Kendala Ronde Klinis Keperawatan.
Kendala yang dijumpai dalam aplikasi ronde klinis keperawatan antara lain banyaknya pekerjaan yang bukan tugas perawat non nursing job yang harus
dilakukan oleh partisipan terutama pada shift pagi seperti penyelesaian administrasi pasien masukpulang dan penulisan resep. Banyaknya pekerjaan yang
bukan tugas perawat non nursing job yang dilakukan oleh partisipan sesuai dengan pernyataan berikut ini:
“Kadang-kadang banyak kali kerjaan yang harus dilakukan. Pasien masuk atau keluar bisa sampai 4 orang dalam satu hari. Pengurusan
berkas administrasinya kan perawat juga.” P5, L51-53 “belum lagi harus menulis resep. Kalau disini kan perawat yang tulis
resep, dokter tinggal tanda tangan. Kan makan waktu…” P2, L54-55 “Untuk pengambilan obat pasien askes perawat juga yang melakukan.”
P3, L56 Kendala lain yang dijumpai bahwa metode penugasan selama ini di
ruangan masih menggunakan modifikasi fungsional dan tim dimana tugas perawat dibagi kedalam perawat penanggung jawab dokumentasi asuhan keperawatan,
perawat penanggung jawab administrasi, perawat penanggung jawab personal hygiene, perawat penanggung jawab kebersihan ruangan dan perawat penanggung
jawab obat-obatan. Hal ini membuat pekerjaan perawat menjadi terkotak-kotak
Universitas Sumatera Utara
dan asuhan keperawatan kepada pasien menjadi tidak kontiniu. Pembagian tugas seperti ini juga tidak memungkinkan dalam pelaksanaan ronde klinis keperawatan.
Kendala pelaksanaan ronde klinis ini sesuai dengan kutipan pernyataan partisipan berikut:
“Awalnya memang terasa sulit karena saya membagi tugas diruangan ini bukan berdasarkan penanggung jawab pasien. Tapi
berdasarkan tugas-tugas yang ada.” P3, L40-42
3 Upaya mengatasi kendala.
Untuk mengatasi kendala banyaknya pekerjaan yang bukan tugas perawat non nursing job tersebut maka kepala ruangan mengunjuk 1 perawat sebagai
petugas penanggung jawab administrasi, dan petugas ini akan diganti setiap bulannya. Hal yang dilakukan untuk mengatasi kendala ini sesuai dengan
pernyataan partisipan berikut: “Jadi diruangan ada dibuat penanggung jawab administrasi dan
penanggung jawab obat-obatan. Orangnya ini akan diganti setiap bulan.” P3, L60-62
Untuk mengatasi kendala pembagian tugas yang tidak memungkinkan aplikasi ronde klinis keperawatan maka kepala ruangan membagi tugas perawat
berdasarkan tanggung jawab kepada pasien. Pembagian tugas berdasarkan tanggung jawab pasien dapat dilihat pada pernyataan partisipan berikut:
“Jadi saya sudah buat jadwal penanggung jawab pasien selama sebulan.” P3, L47-48
Universitas Sumatera Utara
4 Faktor Pendukung Pelaksanaan Ronde Klinis Keperawatan.
Dalam pelaksanaan ronde klinis keperawatan ini juga ditemui faktor pendukung yaitu adanya alur kegiatan ronde klinis keperawatan yang sudah
disusun oleh tim ronde keperawatan. Alur ini memudahkan perawat untuk mengingat tindakan apa yang akan dilakukannya saat melaksanakan ronde klinis
keperawatan. Adanya alur sebagai faktor pendukung pelaksanaan ronde klinis keperawatan sesuai dengan pernyataan berikut ini:
“Saya sering lupa apa yang harus dilakukan begitu sampai di ruangan pasien. Untunglah ada alur itu, jadi lebih gampanglah
mengerjakannya.” P4, L68-70 “Alur ronde itu kan masing-masing kita pegang satu seorang. Jadi
kita bawa aja ke kamar pasien. Pertamanya masih sering intiplah, tapi lama-lama jadi hafal.” P5, L71-73
Faktor pendukung lainnya adalah adanya dukungan dari Kepala Bidang Keperawatan sebagai key person yang selalu memberikan motivasi dan terjun
langsung ke ruangan untuk melakukan supervisi terhadap pelaksanaan ronde klinis ini. Adanya dukungan Kepala Bidang keperawatan dapat dilihat pada
pernyataan partisipan berikut ini: “Yang paling penting menurut saya keberhasilan program ini
karena ada dukungan dari Kabid Keperawatan. Karena kan Pak Kabid terjun langsung mengawasi dan membina kita P3, 73-76
Universitas Sumatera Utara
5 Manfaat Ronde Klinis Keperawatan.
Partisipan menyampaikan 3 manfaat yang dirasakan perawat setelah pelaksanaan ronde klinis keperawatan ini. Manfaat pertama perawat merasa
pekerjaannya menjadi lebih mudah dan terkoordinir. Manfaat ronde klinis keperawatan ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“Menurut saya dengan ronde pekerjaan jadi lebih mudah.” P1, L 81
“Maksudnya kan jadi lebih terkoordinir. Tidak mesti menangani apa.. semua pasien.” P1, 83-84
Manfaat kedua yang dirasakan partisipan adalah dengan adanya ronde klinis keperawatan perawat menjadi lebih fokus terhadap 1 pasien dan mengetahui
perkembangannya dari hari ke hari, hal ini membuat perawat dan pasien menjadi lebih dekat. Manfaat ronde klinis keperawatan ini sesuai dengan pernyataan
partisipan berikut: “Kalau dulu kan perawat kan mesti menangani semua pasien, kalau
sekarang kita cuma ke pasien kita aja. Jadi lebih mudahlah.” P2, L85-86
“Karena rutin mengunjungi pasien kita jadi tahu betul tentang pasien tersebut. Mulai dari pasiennya masuk hingga pulang. “P4,
L87-88 Manfaat ketiga ronde klinis ini juga menjadikan dokumentasi asuhan
keperawatan lebih mudah karena setiap selesai melakukan tindakan dalam ronde, perawat akan langsung mendokumentasikannya dalam catatan perawat. Manfaat
Universitas Sumatera Utara
ronde klinis keperawatan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan dapat dilihat pada pernyataan partisipan berikut ini:
“Saya juga melihat bahwa status perawat jadi lebih lengkap isinya. Mungkin kan karena setiap melakukan ronde perawat diharuskan
langsung mengisi dokumentasinya.” P3, L89-91
4.4. Outcomes proses pengembangan ronde klinis keperawatan