Karla et al. tidak menyertakan kebutuhan “Placement” berdasarkan asumsi bahwa perlengkapan yang berada diluar jangkauan bukanlah merupakan fokus perawatan
Comfort Round Protokol dikembangkan oleh Gardner et al. 2009 yang distandarisasi untuk semua pasien pada bangsal yang dilakukan penelitian. Pada
protokol ini ronde keperawatan dilaksanakan oleh asisten perawat yang sudah menerima pelatihan dengan sertifikat 3 in Aged Care. Asisten perawat
mengunjungi pasien dan menanyakan apakah pasien membutuhkan bantuan ke toilet, control nyeri, reposisi dan selimut. Kemudian asisten perawat akan
meletakkan telefon, kotak tissue, meja dan remote TV di tempat yang mudah dijangkau oleh pasien. Setelah itu asisten perawat akan melakukan perawatan
mulut jika dibutuhkan serta memenuhi kebutuhan cairan pasien dengan memberinya minum. Sebelum meninggalkan pasien, asisten perawat menanyakan
apakah pasien membutuhkan hal lain yang dapat membuatnya merasa nyaman.
2.1.6. Implikasi ronde keperawatan terhadap praktek keperawatan
Penerapan ronde keperawatan berimplikasi terhadap penurunan
penggunaan call light, penurunan angka pasien jatuh, penurunan angka luka tekan decubitus, peningkatan tingkat kepuasan pasien dan peningkatan tingkat
kepuasan perawat. Penggunaan call light. Penerapan ronde keperawatan berimplikasi
terhadap penurunan pada penggunaan call light memungkinkan perawat memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan asuhan keperawatan bukannya berjalan dari
Universitas Sumatera Utara
kamar ke kamar memenuhi panggilan yang diberikan oleh pasien. Hasil penelitian Meade et al. 2006, menemukan bahwa penggunaan lampu panggil yang paling
tinggi adalah dengan alasan yang dibuat-buat. Dengan pelaksaan ronde keperawatan maka ditemukan penurunan penggunaan lampu panggil terutama
penggunaan lampu panggil tanpa alasan yang jelas dari pasien. Pasien jatuh. mengalami penurunan pada institusi yang melaksanakan
ronde keperawatan. Saat perawat melakukan ronde terhadap pasien setiap jam dan memenuhi kebutuhan dasarnya seperti toileting dan penempatan barang-barang
pribadi maka resiko jatuh akan berkurang. Meade et al. 2006, menemukan penurunan angka pasien jatuh secara signifikan selama dilakukan ronde
keperawatan. Saleh et al. 2011, menemukan penurunan angka pasien jatuh secara drastis setelah dilaksakan ronde keperawatan dari 25 kasus menjadi 4
kasus. Luka tekan decubitus. Ronde keperawatan memungkinkan reposisi
secara regular terhadap pasien sehingga angka decubitus pada pasien dapat diturunkan. Pada pasien dengan kasus luka, reposisi secara regular juga
berkonstribusi terhadap proses healing. Saleh et al. 2011, menemukan penurunan angka luka decubitus setelah dilaksanakan ronde keperawatan dari 2
insiden menjadi 1 insiden. Kepuasan pasien. Kehadiran perawat secara rutin dan penggunaan
protokol yang spesifik dalam ronde keperawatan memungkinkan kebutuhan dasar pasien terpenuhi sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien. Meade et al.
Universitas Sumatera Utara
2006, menemukan peningkatan kepuasan pasien selama pelaksanaan ronde keperawatan hingga mencapai 91,9 dari 100 skala yang diberikan. Saleh et al.
2011, juga menemukan peningkatan pasien setelah dilaksanakan ronde keperawatan mencapai 7,5 .
Kepuasan perawat. Dengan ronde keperawatan pelayanan keperawatan menjadi lebih efisien dan berkurangnya stress kerja perawat sehingga akan
meningkatkan kepuasan kerja dari perawat Meade et al., 2006. Survey kepuasan kerja dilakukan di Lehigh Valley Health Network yang berlokasi di Kota
Betlehem Negara Bagian Pennsylvania Amerika Serikat. Survey ini dilakukan pada tahun 2007, 2009 sebelum implementasi ronde keperawatan dan tahun
2011 setelah implementasi ronde keperawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kepuasan kerja perawat dari 3.78 pada tahun 2007 dan 3.77
pada tahun 2009 menjadi 3.83 pada tahun 2011. Selain itu angka kepuasan pasien ini lebih tinggi 0.18 poin dari angka kepuasan perawat secara nasional. Kessler et
al., 2012.
2.2. Watson’s Theory of Transpersonal Caring
Teori ini dikembangkan oleh Jean Watson pada tahun 1979, dikenal juga dengan istilah Theory of Human Caring. Teori ini terus dikembangkan dari tahun
ke tahun, namun pemikiran dasar dari teori ini tidak berubah yakni menekankan aspek humanistik kedalam ilmu pengetahuan keperawatan.
Universitas Sumatera Utara