Tahap Reconnaissance Proses Pengembangan Program Ronde Klinis Keperawatan

4.3. Proses Pengembangan Program Ronde Klinis Keperawatan

Proses pengembangan program ronde klinis keperawatan dilakukan melalui action research selama 8 minggu yang dibagi kedalam 2 tahap. Tahap pertama merupakan tahap reconnaissance yaitu mulai dari identifikasi setting penelitian hingga mendapatkan masalah yang akan diteliti. Tahap kedua merupakan siklus action research yang terdiri dari tahap planning, tahap acting observing dan tahap reflecting.

4.3.1. Tahap Reconnaissance

Tahap reconnaissance dilakukan selama 4 bulan sejak Januari 2013 hingga April 2013. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasi setting penelitian dan identifikasi masalah terkait ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan. Agar dapat mengidentifikasi masalah maka peneliti melakukan pendekatan dengan cara berbaur dengan partisipan. Selain itu peneliti juga melakukan pendekatan dengan pihak manajemen rumah sakit untuk mendapatkan izin penelitian dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian ini. Data yang diperoleh pada tahap reconnaissance terdiri dari: 1 setting penelitian, 2 persepsi perawat tentang ronde klinis keperawatan, 3 tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan, 4 tingkat kepuasan kerja perawat. Untuk memperoleh data tersebut peneliti melakukan beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi partisipan, penyebaran kuisioner kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan penyebaran kuisioner kepuasan kerja perawat. Universitas Sumatera Utara 1 Setting Penelitian Ruang rawat inap VIP Khusus RSUD Kota Padangsidimpuan terdiri dari 9 kamar pasien dimana masing-masing kamar memiliki 1 tempat tidur. Selain kamar pasien terdapat juga 1 nurse station, 1 gudang peralatan, 1 ruang istirahat perawat dan 1 ruangan untuk kepala ruangan. Untuk lebih jelasnya denah ruang rawat inap VIP Khusus dapat dilihat pada Gbr 4.3. Gambar 4.3 . Denah Ruang rawat inap VIP Khusus Ruangan rawat inap VIP Khusus dipimpin oleh seorang kepala ruangan dengan latar belakang pendidikan DIII Keperawatan dan lama kerja diatas 10 tahun. Dalam menjalankan tugasnya kepala ruangan dibantu oleh seorang wakil kepala ruangan dengan latar belakang pendidikan DIII Keperawatan. Metode penugasan menggunakan modifikasi antara tim dan fungsional. Metode penugasan fungsional digunakan pada shift pagi dan metode penugasan tim digunakan pada Universitas Sumatera Utara shift siang dan malam. Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi ruang rawat inap VIP Khusus RSUD Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Gbr 4.4. Gambar 4.4. Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap VIP Khusus RSUD Kota Padangsidimpuan 2 Persepsi perawat tentang ronde klinis keperawatan Persepsi partisipan tentang ronde klinis keperawatan yaitu 1 pemahaman tentang ronde klinis keperawatan, 2 manfaat ronde klinis keperawatan, 3 pelaksanaan ronde klinis keperawatan saat ini, 4 kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan ronde klinis keperawatan, 5 harapan terhadap pelaksanaan ronde klinis keperawatan 1. Pemahaman tentang ronde klinis keperawatan Ronde klinis keperawatan menurut partisipan adalah kegiatan mandiri perawat untuk mengunjungi pasien ke kamarnya dan menilai perkembangannya. Pemahaman tentang ronde ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini : Universitas Sumatera Utara “Perawat mengunjugi pasien untuk melihat perkembanganya apakah sudah ada perkembangan, misalnya dari dia bedrest total sampai apa sudah bisa duduk apa udah gimana gitu bu” P1, L14- 16 Partisipan lain menyatakan bahwa ronde keperawatan itu adalah kegiatan serah terima antar perawat yang dilakukan dengan berkeliling ke kamar pasien. Pernyataan partisipan tentang pengertian ronde klinis ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini: “Melakukan operan dengan dinas malam. Kita keliling per pasien, nanya entah bagaimana keadaan dia.” P4, L13-14 2. Manfaat ronde klinis keperawatan Partisipan menyatakan bahwa ronde klinis keperawatan bermanfaat tidak hanya bagi pasien juga bagi perawat. Bagi pasien dengan adanya ronde klinis keperawatan maka pasien akan merasa lebih tenang, nyaman, merasa diperhatikan dan secara psikologis lebih termotivasi untuk sembuh. Manfaat ronde klinis keperawatan ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini: “kita bisa mengetahui sudah bagaimana keadaan pasien, kita mengetahui bagaimana infusnya. Pasien juga merasa tenang apabila dikunjungi perawat” P1, L37-39 Partisipan lain berpendapat dengan adanya ronde keperawatan maka kebutuhan pasien akan cepat teridentifikasi dipenuhi oleh perawat. Manfaat ronde klinis keperawatan ini dapat terlihat dari kutipan pernyataan partisipan berikut ini: Universitas Sumatera Utara Manfaatnya ya, bagi pasiennya akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya”.P5, L30-31 Salah seorang partisipan menyatakan bahwa ronde klinis keperawatan bermanfaat bagi perawat dimana dengan adanya ronde klinis keperawatan maka kepuasan kerja perawat akan meningkat. Manfaat ronde klinis keperawatan bagi perawat ini sesuai dengan kutipan pernyataan partisipan berikut ini: “merasa puas apa yang kita kerjakan. Dalam artian kita bisa senang apa yang kita kerjakan itu, apabila pasien merasa diperhatikan” P1, L53-54 Partisipan lain menyatakan dengan adanya ronde klinis keperawatan maka perawat akan mengetahui kondisi pasien dan dapat menyusun rencana tindakan keperawatan selanjutnya. Dengan adanya ronde klinis keperawatan juga akan terbina hubungan saling percaya antara perawat dan pasien sehingga perawat dapat lebih mudah memahami keluhan pasien. Manfaat ronde klinis keperawatan ini sesuai dengan kutipan pernyataan partisipan berikut ini: “keluhan pasien kan lebih mudah kita terima kan kita selesaikan sebelum menjadi parah “ P2, L60 “jadi interaksi kita lebih besar dengan pasien, istilahnya timbal baliklah pasien dan perawat gitu.” P4, L37-38 “Kita bisa lebih dekat dengan keluarga pasien atau pasiennya, memahami keluhannya” P5, L37-38 Universitas Sumatera Utara 3. Pelaksanaan ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap Partisipan menyatakan bahwa pelaksanaan ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap belum berjalan optimal. Perawat mengunjungi pasien dipagi hari untuk memeriksa vital sign, menanyakan keluhan pasien dan memeriksa obat- obatan, selanjutnya perawat mengunjugi pasien jika ada panggilan dari keluarga pasien. Pelaksanaan ronde klinis keperawatan ini sesuai dengan kutipan pernyataan partisipan berikut: “Ada sebagian perawat yang menjalankan dan sebagiannya belum. Sebagian umpamanya kan pas lagi shift sore, lagi pas nggak banyak kegiatan bisa dilaksanakan.” P2, L72-73 “biasanya sih pagi-pagi kita ke ruangan pasien untuk mengukur vital sign. Habis itu yah jika ada keluhan pasien barulah kita atasi, jika tidak ya kita lanjutkan tugas kita yang lain P3, L58-61 “Pada pagi hari, kita kan masing-masing bagi tugas. Ada yang anamneses pasien, ada yang vital sign dan ada yang cek obat” P4, L18-21 Pernyataan partisipan tentang pelaksanaan ronde klinis keperawatan ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan. Observasi pelaksaan ronde klinis keperawatan terhadap 19 orang partisipan. Hasil observasi memperoleh data bahwa perawat hanya melakukan ronde klinis keperawatan 1 kali sehari pada awal shift pagi dengan kegiatan mengukur tekanan darah dan pengecekan obat. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya perawat hanya mengunjungi pasien jika ada keluhan dari keluarga pasien dan pelaksanaan ronde klinis keperawatan adalah 43,26 4. Kendala ronde klinis keperawatan Partisipan menyatakan bahwa kegiatan ronde bukan merupakan kebiasaan yang dilakukan perawat di RSUD Kota Padangsidimpuan sehingga ini menjadi kendala dalam pelaksanaan ronde klinis ini. Kendala lainnya adalah tidak adanya arahan dari pimpinan keperawatan tentang bagaimana seharusnya pelaksanaan ronde keperawatan serta kurangnya motivasi perawat dalam melaksanakan ronde klinis. Kendala ini sesuai dengan kutipan pernyataan partisipan berikut ini: “belum dibiasakan bu. Maksudnya karena belum pernah dilakukan. Kalau misalnya sudah dimulai mudahnya itu pelaksanaannya bu. Lagipula belum ada kebijakan yang mengatur kita harus melakukan ronde” P1, 68-70 “kendalanya sih nggak ada. Kayaknya sih perawat masih kurang termotivasi dalam melakukan ini” P3, L64-65 5. Harapan partisipan terhadap pelaksanaan ronde klinis keperawatan Salah seorang partisipan menyatakan bahwa dirinya berharap agar ronde klinis keperawatan ini dapat dijalankan diruang rawat inap. Harapan ini sesuai dengan kutipan pernyataan partisipan berikut ini: “Harapannya sih ronde keperawatan ini bisa berjalan, agar semua pasien bisa dikontrol dengan baik.” P2, L100-101 Universitas Sumatera Utara Perawat juga berharap agar adanya pemantauan dan arahan dari pimpinan keperawatan dalam pelaksanaan ronde klinis keperawatan ini. Selain itu juga diperlukan adanya sosialisasi kepada seluruh perawat tentang ronde klinis keperawatan ini. Harapan akan adanya pemantauan dan arahan dari pimpinan ini dapat terlihat pada pernyataan berikut: “Harapan saya supaya ada arahan dari kepala ruangan agar ronde keperawatatan ini dijalankan.” P1, L79-80 “Harapan agar perawat lebih terbiasa melakukan ronde perlu ada pemantauan dari kepala ruangan atau kepala bidang bagaimana pelaksaannya. Selain itu juga perlu disosialisasikan kepada seluruh perawat tentang ronde ini”P3, L73-76 3 Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan Kuisioner kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan disebarkan kepada 30 orang pasien yang dirawat inap di ruang Super VIP RSUD Kota Padangsidimpuan. Dari 30 responden diperoleh hasil bahwa 4 orang pasien 13,3 menyatakan sangat tidak puas, 9 orang pasien 30,0 menyatakan tidak puas, 15 orang pasien 50 menyatakan puas dan 2 orang pasien 6,7 menyatakan sangat puas dengan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Super VIP RSUD Kota Padangsidimpuan. Frekwensi kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan sebelum dilakukan aplikasi ronde klinis keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 4.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Distribusi Frekwensi Kepuasan Pasien Sebelum Aplikasi n=30 KATEGORI F Sangat tidak puas 4 13.3 Tidak puas 9 30.0 Puas 15 50.0 Sangat puas 2 6.7 4 Tingkat kepuasan kerja perawat Kuisioner kepuasan kerja perawat disebarkan kepada 19 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap Super VIP RSUD Kota Padangsidimpuan. Dari 18 orang responden 8 orang perawat 42,1 menyatakan tidak puas dan 11 orang perawat 57,9 menyatakan puas dengan pekerjaannya sebagai perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan. Frekwensi kepuasan kerja perawat sebelum dilakukan aplikasi ronde klinis keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Frekwensi Kepuasan Kerja Perawat Sebelum Aplikasi n=19 KATEGORI F Sangat tidak puas Tidak puas 8 42.1 Puas 11 57.9 Sangat puas Hasil tahap reconnaissance yang telah dilaksanakan ditemukan permasalahan yaitu kurang optimalnya pelaksanaan ronde klinis keperawatan di ruang rawat inap VIP Khusus RSUD Kota Padangsidimpuan yang dapat dilihat dari: Universitas Sumatera Utara 1. Ronde hanya dilakukan pada pagi hari dan selanjutnya perawat ke kamar pasien jika ada panggilan dari keluarga pasien 2. Kegiatan yang dilakukan pada ronde keperawatan di pagi hari hanya mengukur vital sign, menanyakan keluhan dan mengecek persediaan obat- obatan. 3. Rendahnya motivasi perawat dalam melaksanakan ronde klinis keperawatan. 4. Tidak adanya kebijakan berupa program dan pedoman ronde klinis keperawatan yang dapat dijadikan acuan bagi perawat 5. Kurangnya pengarahan dari pimpinan keperawatan. 6. Rendahnya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan 7. Rendahnya tingkat kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap VIP Khusus RSUD Kota Padangsidimpuan. Berdasarkan permasalahan yang diatas maka peneliti melakukan proses action research untuk melakukan pengembangan program ronde klinis keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan.

4.3.2. Siklus Action Research