BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Danica 2008 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend
Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan antara lain Cash Position, Debt to
Equity Ratio DER, dan Return on Assets ROA. Hasil Uji Serempak Uji F menunjukkan bahwa semua variabel, yaitu Cash Position, Debt to Equity Ratio
DER, dan Return on Assets ROA mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Uji Secara Parsial Uji t
menunjukkan bahwa hanya variabel Cash Position dan Return on Assets ROA yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu Debt to Equity Ratio DER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Sudarsi 2002 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed
di Bursa Efek Jakarta BEJ”. Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan antara lain Cash Position, Debt to Equity Ratio DER, Profitability, Firm Size,
dan Growth. Hasil Uji Serempak Uji F menunjukkan bahwa Cash Position, Debt to Equity Ratio DER, Profitability, Firm Size, dan Growth tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Uji
Universitas Sumatera Utara
Parsial Uji t menunjukkan bahwa Cash Position, Growth, dan Profitability tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan
variabel bebas lainnya, yaitu Debt to Equity Ratio DER dan Firm Size tidak diikutsertakan dalam regresi karena tidak memenuhi syarat uji asumsi klasik.
B. Rasio Keuangan dan Analisis Fundamental
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan berarti Harahap, 2008:297. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu
dengan pos lainnya. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Pada umumnya ada dua cara yang dapat dilakukan didalam membandingkan rasio finansial perusahaan, yaitu cross-sectional approach dan
time series analysis Syamsuddin, 2000:39. Yang dimaksud dengan cross sectional approach adalah suatu cara
mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. Jadi
dengan pendekatan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pembandingan
dengan cara cross sectional approach ini juga dapat dilakukan dengan jalan membandingkan rasio finansial perusahaan dengan rasio rata-rata industri the
firm’s ratio to industry average.
Universitas Sumatera Utara
Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembandingan antara
rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan
perusahaan akan dapat dilihat pada trend dari tahun ke tahun, sehingga dengan melihat perkembangan ini perusahaan dapat membantu rencana-rencana untuk
masa depannya. Rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan atau kekuatan antara lain
Harahap, 2008:297: 1.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3.
Mengetahui posisi keuangan ditengah industri lain. 4.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score.
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”. 7.
Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar
kita tidak salah dalam penggunaannya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun kelemahan atau keterbatasan analisis rasio antara lain adalah Syahyunan, 2004:82:
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang
dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibeberapa bidang usaha. 2.
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi
oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan. Analisis fundamental fundamental analysis menggunakan prospek laba
dan dividen perusahaan, harapan tingkat bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk menentukan harga saham yang tepat.
Pada akhirnya, ini menunjukkan sebuah cara untuk menentukan nilai sekarang yang mendiskontokan seluruh pembayaran yang akan diterima
pemegang saham dari setiap saham yang dimilikinya. Jika nilai tersebut melebihi harga saham, analisisi fundamental akan merekomendasikan untuk membeli
saham Bodie et al., 2006:485. Analisis fundamental biasanya memulai dengan sebuah studi tentang laba
masa lalu dan menguji neraca perusahaan. Analisis ini dilengkapi dengan analisis ekonomi yang lebih terperinci, yang dimulai antara lain dengan mengevaluasi
kualitas manajemen perusahaan, posisi perusahaan dalam industri, serta prospek
Universitas Sumatera Utara
industri secara keseluruhan. Harapannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja perusahaan di masa depan yang belum diakui oleh pasar.
Analisis fundamental dapat dilakukan dengan melakukan analisis rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa
kategori antara lain: 1.
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Rasio ini antara lain yaitu Rasio Lancar Current Ratio, Rasio Cepat Quick Ratio,
dan Net-Working Capital. 2.
Rasio Leverage Rasio leverage mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Rasio ini antara lain yaitu Rasio Hutang Debt Ratio, Rasio Hutang atas Modal Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity
Ratio, Long-Term Debt to Capitalization Ratio, Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga Times Interest Earned, Cash Flow Coverage, dan Fixed Charge
Coverage. 3.
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas antara lain yaitu Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return
on Assets ROA, Return on Equity ROE, Basic Earning Power BEP dan Return on Net Worth.
Universitas Sumatera Utara
4. Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relatif terhadap laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Rasio pasar antara lain yaitu Dividend
Yield, Earning per Share EPS, Dividend Payout Ratio DPR, Price Earning Ratio PER, Book Value per Share, dan Price to Book Value.
C. Cash Position