Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a .10846 Cases Test Value 22 Cases = Test Value 22 Total Cases 44 Number of Runs 28 Z 1.373 Asymp. Sig. 2-tailed .170 a. Median Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai test adalah 0,10846 dengan nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,170 yang artinya nilai signifikan di atas 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar residual.

C. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas yakni Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Growth Potential, dan Firm Size terhadap variabel terikat yaitu Dividend Payout Ratio pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Tabel 4.15 menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan SPSS 16 for windows. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.977 7.278 .684 .498 LnCP .112 .105 .182 1.069 .292 LnDER .122 .104 .193 1.179 .246 LnROA .562 .139 .682 4.033 .000 LnGP .003 .106 .004 .029 .977 LnSIZE -.748 2.172 -.055 -.345 .732 a. Dependent Variable: LnDPR Sumber : Hasil Penelitian, 2011 data diolah Pada Tabel 4.15 dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 4,977 + 0,112X 1 + 0,122X 2 + 0,562X 3 + 0,003X 4 – 0,748X 5 Dimana: + e Y = Dividend Payout Ratio X 1 X = Cash Position 2 X = Debt to Equity Ratio 3 X = Return on Assets 4 X = Growth Potential 5 Hasil regresi linear berganda dapat disimpulkan sebagai berikut: = Firm Size 1. Konstanta bernilai 4,977. Hal ini menunjukkan bahwa apabila tidak terdapat variabel independen atau bebas Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Growth Potential, dan Firm Size maka Dividend Payout Ratio Universitas Sumatera Utara pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 adalah sebesar 4,977 kali. 2. Cash Position yang diukur melalui indeks beta mempunyai nilai sebesar 0,112 yang berarti bahwa apabila cash position ditingkatkan 1 satuan maka dividend payout ratio pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 akan meningkat sebesar 0,112 satuan unit. 3. Debt to Equity Ratio yang diukur melalui indeks beta mempunyai nilai sebesar 0,122 yang berarti bahwa apabila debt to equity ratio ditingkatkan 1 satuan maka dividend payout ratio pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 akan meningkat sebesar 0,122 satuan unit. 4. Return on Assets yang diukur melalui indeks beta mempunyai nilai sebesar 0,562 yang berarti bahwa apabila return on assets ditingkatkan 1 satuan maka dividend payout ratio pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 akan meningkat sebesar 0,562 satuan unit. 5. Growth Potential yang diukur melalui indeks beta mempunyai nilai sebesar 0,003 yang berarti bahwa apabila growth potential ditingkatkan 1 satuan maka dividend payout ratio pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 akan meningkat sebesar 0,003 satuan unit. 6. Firm Size yang diukur melalui indeks beta mempunyai nilai sebesar -0,748 yang berarti bahwa apabila firm size ditingkatkan 1 satuan maka dividend payout ratio pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 akan menurun sebesar 0,748 satuan unit. Universitas Sumatera Utara

D. Koefisien Determinasi