Kurikulum dan kegiatan pengembangan diri

b. Kurikulum dan kegiatan pengembangan diri

Model pembelajaran yang diterapkan di RA/TK kota Salatiga mayoritas adalah model berbasis pada rolling clas dan sentra. Model pembelajaran seperti ini adalah model mutakhir yang direkomendasikan oleh pemerintah untuk diterapkan di setiap RA/TK. Model sentra ini menekankan pada pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dengan berbagai potensi yang dimilikinya, baik itu aspek motorik kasar maupun motorik halusnya.

Adanya beberapa RA/TK yang belum menerapkan model pembelajaran sentra dikarenakan adanya kendala yang dihadapi untuk menerapkan model tersebut.Salah satu kendala utama adalah ketersediaan ruang atau tempat untuk menerapkanya, karena model tersebut memerlukan banyak tempat dan ruang.

Penggunaan model sentra dengan skala massif akan mampu meningkatkan setiap potensi yang dimiliki anak di PAUD. Agar setiap RA/TK dapat memenuhi tuntutan pemerintah dan harapan masyarakat, maka dukungan orang tua sangat penting, terlebih dalam soal pembiayaan.

Penerapan model ini akan terwujud apabila setiap wali murid memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap perkembangan potensi yang dimiliki oleh anaknya dalam belajar melalui pembiayaan. Sekolah dengan pemasukan minim akan sangat sulit untuk menerapkan model ini. Penerapan dari model ini akan berbanding lurus dengan pengelolaan keuangan yang dimiliki oleh RA/TK.

Dalam kegiatan pengembangan diri, banyak orang tua yang menginginkan kegiatan drum band, komputer, bahasa Inggris, BTQ, hafalan surat pendek dan bahasa Jawa. Kegiatan drum band memang masih menjadi daya tarik bagi masyarakat luas, karena melalui kegiatan ini dapat dirasakan dinamika sekolah yang bersangkutan. Kegiatan drum band mampu memcahkan suasana keheningan dan membangun semangat diri bagi siapa yang menyaksikannya. Bagi peserta didik, kegiatan drum band mampu membentuk karakter disiplin, keberanian, semangat, kerja sama, dan lainnya. Sehingga banyak orang tua yang menginginkan anaknya dapat mengikuti kegiatan drum band.

Book Two ~ Internasional Prooceeding Seminar “Konsepsi dan Implementasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini”

Program kegiatan komputer juga banyak diminati orang tua, karena era sekarang adalah era information technology (IT), sehingga mereka menginginkan anaknya diperkenalkan dunia IT sedini mungkin. Era IT menuntut setiap orang untuk menguasai IT, barang siapa yang menguasai IT maka dia akan menguasai informasi. Dengan menguasai informasi, maka individu akan mampu melihat jendela dunia dan merespon peluang-peluang yang ada secara cepat.

Kegiatan berbahasa Inggris dipandang menarik bagi para orang tua, karena dalam kenyataannya, orang yang bisa berbahasa Inggris masih langka di Indonesia. Belajar bahasa perlu dilakukan sedini mungkin, sehingga harapannya para peserta didik akan lebih cepat menguasai bahasa Inggris. Seiring dengan tuntutan AFTA, maka penguasaan bahasa Inggris menjadi sangat mutlak sebagai bahasa komunikasi Asean dan Internasional.

Disamping menginginkan program yang menopang vocational, orang tua juga menginginkan program BTQ sebagai media penyeimbang bagi kepribadian anak-anaknya. Kemampuan IT yang tinggi, kemampuan bahasa Inggris yang hebat perlu didukung oleh kemampuan BTQ sebagai media pengontrol diri dalam kehidupan. Melalui kemampuan BTQ setiap individu akan selalu ingat dengan sang Pencipta-Nya.

Program hafalan surat pendek juga menarik bagi para orang tua. Program ini memungkinkan anak-anak mereka memiliki hafalan surat-surat pendek yang dapat digunakan untuk ibadah yaumiyah. Hafalan surat pendek merupakan faktor lain yang mampu mengontrol individu dari berbagai kemungkinan perangai yang tidak baik.

Program terakhir yang banyak diinginkan orang tua sebagai nilai keunggulan sekolah adalah Bahasa Jawa.Bahasa Jawa perlu ditanamkan kepada para generasi muda sedini mungkin. Bahasa Jawa tidak hanya sekedar alat komunikasi pergaulan, namun di dalamnya juga mengandung nilai-nilai moralitas, nilai-nilai sopan santun dalam pergaulan. Dalam bahasa Jawa tersirat nilai tata krama dari yang muda kepada yang tua, nilai kasih sayang dari yang tua kepada yang muda.Bahasa Jawa perlu dilestarikan guna memperkuat identitas diri masyarakat Jawa sekaligus untuk mengcounter derasnya pengaruh budaya asing pada masyarakat Indonesia yang terkadang tidak sejalan dengan nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia.