Nilai desain cabut acuan yang ditabelkan,W, untuk sambungan sekrup kunci harus dikalikan dengan semua faktor penyesuaian yang dapat dipakai (Lihat Tabel 10.3.1).

1. Nilai desain cabut acuan yang ditabelkan,W, untuk sambungan sekrup kunci harus dikalikan dengan semua faktor penyesuaian yang dapat dipakai (Lihat Tabel 10.3.1).

2. Berat jenis, G, harus ditetapkan sesuai dengan Tabel 11.3.3A

11.2.2 Sekrup Kayu

11.2.2.1 Nilai desain cabut acuan, dalam N/mm penetrasi, untuk satu sekrup kayu dimasukkan ke serat samping, dengan sumbu sekrup kayu tegak lurus serat kayu, harus ditentukan dari Tabel 11.2B atau persamaan 11.2-2, dalam interval berat jenis dan diameter sekrup pada Tabel 11.2B. Nilai desain cabut acuan, W, harus dikalikan dengan semua faktor

dan tidak untuk di komersialkan”

koreksi yang berlaku (lihat Tabel 10.3.1) untuk memperoleh nilai desain acuan terkoreksi, W’.

W  19,65G D 2 (11.2-2)

11.2.2.2 Untuk hitungan nilai desain cabut acuan pada pengencang dalam N, satuan nilai desain cabut acuan dalam N/mm pada penetrasi dari 11.2.2.1 harus dikalikan dengan panjang penetrasi, p t , dalam komponen struktur kayu.

11.2.2.3 Sekrup kayu harus tidak dibebani cabut dari serat ujung kayu

11.2.2.4 Ketika sekrup kayu dibebani cabut, kuat tarik terkoreksi dari sekrup kayu pada bagian penampang neto (diameter akar, D) tidak boleh terlampaui (lihat 10.2.3).

© BSN 2013

79 dari 318

11.2.3 Paku dan Pantek

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

11.2.3.1 Nilai desain cabut acuan, dalam N/mm penetrasi, untuk satu paku atau pantek yang dimasukkan ke dalam serat sisi dari komponen struktur utama, dengan sumbu paku atau pantek tegak lurus serat kayu, harus ditentukan dari Tabel 11.2C atau persamaan 11.2-

3, dalam interval berat jenis dan diameter sekrup pada Tabel 11.2C. Nilai desain cabut acuan, W, harus dikalikan dengan semua faktor koreksi yang berlaku (lihat Tabel 10.3.1) untuk memperoleh nilai desain acuan terkoreksi, W’.

W  9,51G 5/2 D (11.2-3)

11.2.3.2 Untuk hitungan nilai desain cabut acuan pada pengencang dalam N, satuan nilai desain cabut acuan dalam N/mm pada penetrasi dari 11.2.3.1 harus dikalikan dengan panjang penetrasi, p t , dalam komponen struktur kayu.

11.2.3.3 Nilai desain cabut acuan, dalam N/mm penetrasi, untuk sebuah paku post-frame ring shank yang digerakan ke dalam serat samping dari komponen struktur utama, dengan sumbu paku tegak lurus serat kayu, harus ditentukan dari Tabel 11.2D atau persamaan 11.2-

tan

4, dalam interval berat jenis dan diameter sekrup pada Tabel 11.2D. Nilai desain cabut

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

acuan, W, harus dikalikan dengan semua faktor koreksi yang berlaku (lihat Tabel 10.3.1) untuk memperoleh nilai desain acuan terkoreksi, W’.

W  70,86G D 2 (11.2-4)

11.2.2.4 Untuk hitungan nilai desain cabut acuan pada pengencang dalam N, satuan nilai

desain cabut acuan dalam N/mm pada penetrasi dari 11.2.3.3 harus dikalikan dengan

panjang penetrasi, p t , pada komponen struktur kayu.

11.2.3.4 Paku dan pantek tidak boleh dibebani cabut dari serat ujung kayu

11.2.4 Baut Dorong dan Pin Dorong

Nilai desain cabut acuan, W, untuk sambungan baut dorong dan pin dorong harus ditentukan sesuai dengan 10.1.1.3.

dan tidak untuk di komersialkan”

© BSN 2013 80 dari 312

Tabel 11.2B - Nilai Desain Cabut Acuan Sekrup Kayu (W) 1

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

Tabel nilai desain cabut (W) dalam N/mm penetrasi bagian ulir ke serat luar komponen struktur utama. (lihat 11.2.2.1)

Berat

Diameter ulir sekrup kayu

jenis

G 2 3,51 3,83 4,16 4,50 4,80 5,49 6,15 6,81 7,47 8,13 9,45 mm

15 16 17 19 20 23 26 28 31 34 39 N/mm 0,44

13 15 16 17 18 21 23 26 28 31 36 tan

13 14 15 16 17 20 22 25 27 30 34 dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

1. Nilai desain cabut acuan yang ditabelkan,W, untuk sambungan sekrup kunci darus dikalikan dengan semua faktor penyesuaian yang dapat dipakai (Lihat Tabel 10.3.1).

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157