Faktor Aksi Kelompok, C g

10.3.6 Faktor Aksi Kelompok, C g

10.3.6.1 Nilai desain lateral acuan untuk sambungan cincin belah, sambungan pelat geser, atau pengencang tipe-pasak dengan D 25,4 mm dalam satu baris harus dikalikan dengan

faktor aksi kelompok berikut, C g :

C g EA    n 2n   n1Rm 

 m1m 2n

  1R 

  EA   1m    1m 

tan

C g = 1.0 untuk pengencang tipe pasak dengan D < 6,35 mm. n

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

= jumlah pengencang dalam satu baris

EA EA

R = yang terendah dari

s atau m EA m

EA m m

EA s s

E m = modulus elastisitas komponen struktur utama, N/mm 2

E s = modulus elastisitas komponen struktur samping, N/mm 2

A = luas bruto penampang komponen struktur utama, mm m 2

A = jumlah luas bruto penampang komponen struktur samping, mm s 2 m= 2 u  u  1

s = jarak pusat ke pusat antara pengencang yang berdekatan dalam satu baris

 = modulus beban/slip untuk sambungan, N/mm

= 87 500 N/mm untuk cincin belah atau pelat geser 101,6 mm = 70 000 N/mm untuk cincin belah 63,5 mm atau pelat geser 66,675 mm = (246) (D 1,5 ) N/mm untuk pengencang tipe pasak pada sambungan kayu-ke-kayu = 1,5 (369) (D ) N/mm untuk pegencang tipe pasak untuk sambungan kayu-ke-besi

D = diameter baut atau sekrup kunci, mm Faktor aksi kelompok untuk bermacam-macam geometri sambungan ada pada Tabel 10.36A, 10.3.6B, 10.3.6C dan 10.3.6D.

10.3.6.2 Untuk menentukan faktor aksi kelompok, satu baris pengencang didefinisikan

dan tidak untuk di komersialkan”

sebagai berikut :

a. Dua atau lebih unit cincin belah atau pelat geser, sebagaimana didefinisikan dalam

12.1.1, lurus dengan arah beban

b. Dua atau lebih pengencang tipe pasak dengan diameter sama dibebani dalam satu atau lebih bidang geser lurus dengan arah beban

Ketika pengencang pada baris yang berdekatan adalah zig-zag dan jarak antara baris yang berdekatan kurang dari 1/4 jarak antara pengencang terdekat di baris yang berdekatan diukur paralel dengan baris, baris yang berdekatan harus diperhitungkan sebagai satu baris dengan tujuan penentuan faktor aksi kelompok. Untuk kelompok pengencang yang mempunyai nomor baris genap, prinsip ini harus dipakai untuk masing-masing sepasang baris. Untuk grup pengencang yang mempunyai nomor baris ganjil, interpretasi yang paling konservatif harus dipakai (lihat Gambar 10B).

© BSN 2013 70 dari 312

10.3. .6.3 luas kotor pena ampang har rus digunak kan, dengan n tanpa pe ngurangan untuk luas s

bersi ih, ketika m menghitung A m dan A s , untuk pene entuan fakt tor aksi kelo ompok. Ket tika sebuah h ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

komp ponen dibe bani tegak lurus serat t, luas pena ampang eki ivalen adala ah hasil pe rkalian dari i tebal l komponen n dengan le ebar keselu uruhan dari kelompok pengencan g (lihat Ga mbar 10B). . Ketik ka hanya s atu baris p pengencang g yang digu unakan, leb bar kelompo ok pengenc cang harus s yang g terkecil sej jajar denga an spasi ser rat pengenc cang.

Dia anggap seb bagai 2 baris s dari 8 pen ngencang

tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

Diangg ap sebagai 1 baris dar ri 8 pengenc cang dan 1 baris dari 4 4 pengenca ang

le ebar keseluru uhan grup

a lat sambung g

dan tidak untuk di komersialkan”

Diangg ap sebagai 1 baris dar ri 5 pengenc cang dan 1 baris dari 3 3 pengenca ang

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157