3 Faktor Geometri, C ∆ , untuk Konektor Cincin Belah dan Pelat

Tabel 12.3 Faktor Geometri, C ∆ , untuk Konektor Cincin Belah dan Pelat

Konektor Cincin Belah 38 mm

Konektor Cincin Belah 100 mm

dan

dan

Konektor Pelat Geser 67 mm

Konektor Pelat Geser 100 mm

Beban sejajar serat

Beban tegak lurus serat

Beban sejajar serat

Beban tegak lurus serat

C Δ = 1,0 Tepi tak

C Δ 0,88 1,0 0,88 1,0 0,93 1,0 0,93 1,0 kT

Tepi terbebani - - 38 70 - - 64 95

a C Δ untuk cincin belah

- 0,70 1,0 Jar

C Δ untuk pelat

- 0,83 1,0 geser

g Komponen struktur tarik

C Δ 0,63 1,0 0,63 1,0 0,63 1,0 0,63 1,0 k Ujun

a Komponen

64 102 70 140 83 140 89 178 Jar

struktur tekan

C Δ 0,63 1,0 0,63 1,0 0,63 1,0 0,63 1,0 Spasi sejajar serat

C Δ 0,5 1,0 1,0 1,0 0,5 1,0 1,0 1,0 Spasi

Spasi tegak lurus

89 171 89 89 127 229 127 127 serat

C Δ 1,0 1,0 0,5 1,0 1,0 1,0 0,5 1,0

© BSN 2013 114 dari 312

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

tan

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

13 Paku Keling Kayu

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

13.1 Umum

13.1.1 Ruang lingkup

Pasal 13 ini berlaku untuk desain teknik sambungan dengan paku keling dengan pelat sisi baja pada kayu glulam struktural yang sesuai dengan Pasal 5 dan dibebani geser tunggal.

13.1.2 Kualitas Paku Keling dan Pelat Sisi Baja

13.1.2.1 Ketentuan desain dan nilai desain acuan dalam Spesifikasi ini diberlakukan untuk paku keling kayu yang digalvanis dengan cara rendam panas (hot-dip) yang sesuai dengan ASTM A 153 dan dibuat dari baja AISI 1035 untuk mendapatkan hasil uji properti bahan yang sesuai dengan ASTM A 370.

Kekerasan

Kuat Tarik Batas, F u

Rockwell C32-39

1.000 MPa, minimum

tan

Lihat Lampiran M untuk dimensi paku keling.

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

13.1.2.2 Pelat sisi baja harus memenuhi standar ASTM A 36 dengan tebal minimum 3,2 mm. Lihat Lampiran M untuk dimensi pelat sisi baja.

13.1.2.3 Untuk kondisi layan basah, pelat sisi baja harus digalvanized dengan cara hot-dip yang sesuai dengan ASTM A 153.

13.1.3 Pabrikasi dan Perakitan

13.1.3.1 Setiap paku keling, dalam semua kasus, harus ditempatkan pada dimensi penampang utama segaris sejajar dengan serat. Kriteria desain berdasarkan pada pengencangan paku keling melalui lubang bulat pada pelat sisi sampai kepala konikal kencang pas pada tempatnya, tetapi paku keling tidak boleh terbenam. (Paku keling kayu pada sekeliling kelompok harus dipasang terlebih dahulu. Paku keling kayu harus dipasang dalam urutan pola spiral dari luar ke arah pusat kelompok).

13.1.3.2 Maksimum penetrasi dari paku keling adalah 70% dari ketebalan komponen struktur kayu. Kecuali seperti diijinkan oleh pasal 13.1.3.3, untuk sambungan dengan pengencangan paku keling dari sisi permukaan komponen struktur kayu yang berlawanan, panjang paku keling pada satu titik tidak boleh overlap.

dan tidak untuk di komersialkan”

13.1.3.3 Untuk sambungan dengan pemasangan paku keling dari sisi permukaan komponen struktur kayu yang berlawanan, panjang paku keling pada satu titik yang overlap, syarat jarak spasi minimum pada pasal 13.3.1 harus diterapkan pada jarak antara titik-titik paku keling, dan syarat penetrasi maksimum dari pasal 13.1.3.2 harus diterapkan. Nilai lateral desain acuan dari sambungan harus dihitung sesuai dengan pasal 13.2, dengan memperhatikan bahwa sambungan adalah sambungan paku keling satu sisi, dengan: (a) jumlah paku keling yang berhubungan dengan sebuah pelat adalah sama dengan jumlah

total paku keling pada sambungan, dan (b) s p dan s q ditentukan sebagai jarak antara titik-titik paku keling.

© BSN 2013

115 dari 318

13.2 Nilai Desain Acuan

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

13.2.1 Pembebanan Sejajar Serat

Untuk sambungan paku keling kayu (sebuah pelat dan paku keling yang berhubungan) dengan: (a) Beban bekerja tegaklurus terhadap sumbu paku keling kayu (b) Tebal komponen struktur, jarak tepi, jarak ujung dan spasi adalah cukup untuk

mengembangkan nilai desain terkoreksi sepenuhnya (lihat pasal 13.3) (c) Paku keling kayu dipasang pada serat sisi dari komponen struktur kayu, nilai desain acuan per sambungan paku keling sejajar serat, P, harus dihitung sebagai yang terendah dari kapasitas paku keling, P r , dan kapasitas kayu acuan, P w :

P =303 p 0,32 r n R n C (N) (13.2-1)

P w = nilai desain kapasitas kayu acuan sejajar serat (Tabel 13.2.1A sampai dengan 13.2.1F) menggunakan tebal komponen struktur untuk dimensi komponen struktur dalam Tabel 13.2.1A sampai dengan 13.2.1F untuk sambungan dengan pelat baja pada sisi berlawanan;

tan

dan dua kali ketebalan komponen struktur untuk dimensi komponen struktur dalam Tabel

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

13.2.1A sampai dengan 13.2.1F untuk sambungan yang mempunyai hanya satu pelat, N.

Keterangan:

p = kedalaman penetrasi paku keling dalam komponen struktur kayu (Lampiran M), mm = panjang paku keling – ketebalan pelat – 3,2 mm

n R = jumlah baris dari paku keling sejajar arah beban n C = jumlah paku keling dalam satu baris

Nilai desain acuan, P, untuk sambungan paku keling kayu sejajar serat harus dikalikan dengan semua faktor koreksi yang dapat terjadi (lihat Tabel 10.3.1) untuk mendapatkan nilai desain acuan terkoreksi, P’.

13.2.2 Pembebanan Tegak lurus Serat

Untuk sambungan paku keling kayu (sebuah pelat dan paku keling yang berhubungan) dengan: (a) Beban bekerja tegaklurus terhadap sumbu paku keling kayu (b) Tebal komponen struktur, jarak tepi, jarak ujung dan spasi adalah cukup untuk

mengembangkan nilai desain terkoreksi sepenuhnya (lihat pasal 13.3) (c) Paku keling kayu dipasang pada serat sisi dari komponen struktur kayu, nilai desain acuan per sambungan paku keling tegaklurus serat, Q, harus dihitung sebagai yang

dan tidak untuk di komersialkan”

terendah dari kapasitas paku keling acuan, Q r , dan kapasitas kayu acuan, Q w .

r =174 p n R n C (N) (13.2-2)

Q w p r 0,8 =0,075185 q C ∆ (N) (13.2-3)

Keterangan:

p = kedalaman penetrasi paku keling dalam komponen struktur kayu (lihat lampiran M), mm = panjang paku keling – ketebalan pelat – 3,2 mm n R = jumlah baris dari paku keling sejajar arah beban n C = jumlah paku keling dalam satu baris q w = nilai yang ditentukan dari Tabel 13.2.2A, (N)

C ∆ = faktor geometri ditentukan dari Tabel 13.2.2B

© BSN 2013 116 dari 312

Nilai desain acuan, Q, untuk sambungan paku keling kayu tegaklurus serat harus dikalikan dengan semua faktor koreksi yang dapat terjadi (lihat Tabel 10.3.1) untuk mendapatkan nilai

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

desain acuan terkoreksi, Q'.

13.2.3 Faktor Pelat Sisi Logam, C st

Nilai desain acuan sejajar serat, P, atau tegaklurus serat, Q, untuk sambungan paku keling kayu, jika kapasitas paku keling acuan (P r ,Q r ) menentukan, harus dikalikan dengan faktor koreksi pelat sisi logam, C st yang ditentukan dalam Tabel 13.2.3:

Tabel 13.2.3 Faktor Pelat Sisi Logam, C st , untuk Sambungan Kayu dengan Paku

Keling

Ketebalan Pelat Sisi Logam, t s C st

tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

13.2.4 Beban Bersudut Terhadap Serat

Jika beban bekerja dalam bidang permukaan kayu dengan suatu sudut, θ, terhadap serat selain 0° atau 90°, faktor koreksi nilai desain, N’, untuk sambungan paku keling kayu harus ditentukan sebagai berikut (lihat Lampiran J):

PQ'  N 

2 2 (13.2-4) P sin   Q cos  

13.2.5 Paku Keling Kayu pada Serat Ujung

Jika paku keling kayu digunakan pada serat ujung, ketahanan lateral terfaktor dari

sambungan harus diambil sebesar 50% dari tegaklurus terhadap serat sisi ketika kemiringan

dari irisan 90° terhadap serat sisi. Untuk kemiringan irisan ujung, nilainya dapat bertambah linier sampai dengan 100% dari sejajar atau tegaklurus nilai serat sisi.

13.2.6 Desain Bagian Logam

Bagian logam harus didesain sesuai dengan prosedur desain untuk logam (lihat pasal 10.2.3).

13.3 Penempatan Paku Keling kayu

dan tidak untuk di komersialkan”

13.3.1 Spasi Antar Paku Keling

Jarak spasi minimum dari paku keling adalah 12,7 mm untuk arah tegaklurus serat, s q dan 25,4 mm untuk sejajar serat, s p . Jarak maksimum tegaklurus serat antara baris-baris sisi terluar dari paku keling adalah 305 mm.

13.3.2 Jarak Ujung dan Tepi

Nilai minimum untuk jarak ujung (a p ,a q ) dan jarak tepi, (e p ,e q ) seperti terlihat dan tercantum pada Gambar 13A, diberikan dalam Tabel 13.3.2.

© BSN 2013

117 dari 318

Tabel 13

3.3.2 - Jara ak Ujung d an Tepi Mi nimum unt tuk Sambu ungan Paku u Keling Ka ayu

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

Jarak u ujung minim mum

Ja arak tepi m minimum

Jumlah b baris

a, mm

e, mm m

paku ke ling

B Beban

B eban sejaj ar

Tepi tak

n R teg gaklurus

Tepi terbeb T bani

serat a P terbe bani

se erat a P

tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

dan tidak untuk di komersialkan”

Gamba ar 13A - Sy yarat Jarak Ujung dan n Tepi untu uk Sambun gan Paku K Keling Kay yu.

© BSN 201 3 118 8 dari 312

Tabel 13.2.1A - Referensi untuk Nilai Disain Kapasitas Sejajar Serat, P w

untuk Paku Keling Kayu

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

Panjang Paku Keling = 38 mm S p = 25 mm S q = 25 mm

Tebal Paku keling

P w (kN)

komponen

struktur per baris

Jumlah baris per sisi

tan

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

216 dan lebih

10 37,5 45,7 51,2 59,5 74,2 84,4 94,9 109,0 129,4 151,5 besar

dan tidak untuk di komersialkan”

Catatan: dimensi komponen struktur diidentifikasi sebagai “b” dalam Gambar 13A dengan pelat sisi baja pada sisi-sisi yang berlawanan. Untuk sambungan dengan satu pelat sisi, dimensi komponen struktur adalah dua kali ketebalan komponen struktur kayu. Interpolasi linier untuk nilai antara diijinkan.

© BSN 2013

119 dari 318

Tabel 13.2.1B - Nilai Disain Kapasitas Acuan Sejajar Serat, P w untuk Paku Keling Kayu

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

Panjang Paku Keling = 38 mm S p = 38 mm S q = 25 mm

Tebal Paku

P w (kN)

komponen keling per

Jumlah baris per sisi

struktur baris

tan

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

216 dan lebih

10 42,6 57,3 69,8 85,5 115,5 140,0 168,7 204,3 259,2 324,3 besar

dan tidak untuk di komersialkan”

Catatan: dimensi komponen struktur diidentifikasi sebagai “b” dalam Gambar 13A dengan pelat sisi baja pada sisi-sisi yang berlawanan. Untuk sambungan dengan satu pelat sisi, dimensi komponen struktur adalah dua kali ketebalan komponen struktur kayu. Interpolasi linier untuk nilai antara diijinkan.

© BSN 2013 120 dari 312

Tabel 13.2.1C - Nilai Desain Kapasitas Acuan Sejajar Serat, P w

untuk Paku Keling Kayu

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

Panjang Paku Keling = 64 mm S p = 25 mm S q = 25 mm

Tebal Paku

P w (kN)

komponen keling per

Jumlah baris per sisi

struktur baris

tan

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

dan tidak untuk di komersialkan”

dan lebih besar

Catatan: dimensi komponen struktur diidentifikasi sebagai “b” dalam Gambar 13A dengan pelat sisi baja pada sisi-sisi yang berlawanan. Untuk sambungan dengan satu pelat sisi, dimensi komponen struktur adalah dua kali ketebalan komponen struktur kayu. Interpolasi linier untuk nilai antara diijinkan.

© BSN 2013

121 dari 318

Tabel 13.2.1D - Nilai Disain Kapasitas Acuan Sejajar Serat, P w untuk Paku Keling Kayu

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

Panjang Paku Keling = 64 mm S p = 38 mm S q = 25 mm

Tebal Paku

P w (kN)

komponen keling per

Jumlah baris per sisi

struktur baris 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 11,8 28,7 44,7 62,5 81,4 100,7 118,0 132,8 150,6 168,8 4 17,4 37,9 56,7 78,5 100,8 123,1 142,5 158,4 177,5 200,6 6 23,3 47,0 68,9 94,6 120,5 146,3 166,9 184,3 207,6 234,6

tan

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

dan tidak untuk di komersialkan”

dan lebih besar

Catatan: dimensi komponen struktur diidentifikasi sebagai “b” dalam Gambar 13A dengan pelat sisi baja pada sisi-sisi yang berlawanan. Untuk sambungan dengan satu pelat sisi, dimensi komponen struktur adalah dua kali ketebalan komponen struktur kayu. Interpolasi linier untuk nilai antara diijinkan.

© BSN 2013 122 dari 312

Tabel 13.2.1E - Nilai Disain Kapasitas Acuan Sejajar Serat, P w untuk Paku Keling Kayu

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

Panjang Paku Keling = 89 mm S p = 25 mm S q = 25 mm

Tebal

Paku

P w (kN)

komponen keling per

Jumlah baris per sisi

tan

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

dan tidak untuk di komersialkan”

368 dan lebih

10 46,0 80,5 103,0 116,3 138,6 151,7 165,1 184,4 213,8 244,8 besar

Catatan: dimensi komponen struktur diidentifikasi sebagai “b” dalam Gambar 13A dengan pelat sisi baja pada sisi-sisi yang berlawanan. Untuk sambungan dengan satu pelat sisi, dimensi komponen struktur adalah dua kali ketebalan komponen struktur kayu. Interpolasi linier untuk nilai antara diijinkan.

© BSN 2013

123 dari 318

Tabel 13.2.1F - Nilai Disain Kapasitas Acuan Sejajar Serat, P w untuk Paku Keling Kayu

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

Panjang Paku Keling = 89 mm S p = 38 mm S q = 25 mm Tebal

Paku

P w (kN)

komponen keling per

Jumlah baris per sisi

struktur baris 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 12,3 30,0 46,7 65,2 85,0 105,1 123,2 138,6 155,9 176,2 4 18,1 39,5 59,2 81,9 105,2 128,5 148,7 165,3 185,3 209,4 6 24,3 49,0 71,9 9,9 125,8 152,7 174,2 192,4 216,7 244,9 8 30,8 58,0 85,3 114,1 144,2 174,1 199,4 218,8 243,5 275,2

tan

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

dan tidak untuk di komersialkan”

368 10 52,1 97,1 123,7 144,0 185,7 216,9 253,5 299,3 371,6 450,7 dan lebih besar

Catatan: dimensi komponen struktur diidentifikasi sebagai “b” dalam Gambar 13A dengan pelat sisi baja pada sisi-sisi yang berlawanan. Untuk sambungan dengan satu pelat sisi, dimensi komponen struktur adalah dua kali ketebalan komponen struktur kayu. Interpolasi linier untuk nilai antara diijinkan.

© BSN 2013 124 dari 312

Tabel 13.2.2A - Nilai q w (kN) Tegak lurus Serat untuk Paku Keling Kayu

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

S p = 25 mm

S q Paku keling

Jumlah baris

mm per baris

tan

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

dan tidak untuk di komersialkan”

© BSN 2013

125 dari 318

Tabel 13.2.2B - Faktor Geometri, C Δ untuk Sambungan Paku

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

Keling Kayu Dibebani Tegak lurus Serat

E p /[(n c - 1)S q ]C Δ E p /[(n c - 1)S q ]C Δ

tan

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

14 Dinding Geser dan Diafragma

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157