Tegangan Lokal pada Kelompok Pengencang

Tegangan Lokal pada Kelompok Pengencang

E.1 Umum

Apabila kelompok pengencang terdiri atas pengencang-pengencang yang berjarak dekat yang dibebani sejajar serat, maka kapasitas kelompok pengencang mungkin dibatasi oleh kegagalan kayu di penampang neto atau sobek di sekitar pengencang yang disebabkan oleh tegangan lokal. Salah satu metode untuk mengevaluasi kekuatan komponen struktur terhadap tegangan lokal di sekitar kelompok pengencang dirangkum di dalam prosedur berikut.

E.1.1 Nilai desain acuan untuk sambungan keling kayu di Pasal 13 memperhitungkan efek tegangan lokal dan tidak membutuhkan modifikasi lebih lanjut menggunakan prosedur yang dirangkum di dalam Lampiran ini.

tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

E.1.2 Kapasitas sambungan dengan baut besar yang berjarak dekat telah dibuktikan dibatasi

oleh kapasitas kayu di sekitar sambungan. Sambungan dengan kelompok pengencang lebih kecil, seperti sambungan dengan paku pada konstruksi rangka kayu, mungkin tidak dibatasi oleh kapasitas kayu.

E.2 Kapasitas Tarik Penampang Neto

Kapasitas tarik terkoreksi dihitung sesuai dengan ketentuan 3.1.2 dan 3.8.1 sebagai berikut: Z NT ’

=F t ’A neto (E.2-1)

dengan: Z NT ’

= kapasitas tarik terkoreksi luas penampang neto

= nilai desain tarik terkoreksi sejajar serat

A neto = luas penampang neto menurut 3.1.2

E.3 Kapasitas Sobek Baris

Kapasitas sobek terkoreksi satu baris pengencang dapat diestimasi dengan menggunakan: FA v 

RTi  n i

critical

(E.3-1)

2 dengan: Z Rti ’

= kapasitas sobek terkoreksi baris i

dan tidak untuk di komersialkan”

F V ’ = nilai desain geser terkoreksi sejajar serat Acritical

= luas geser minimum setiap pengencang pada baris i n i

= banyak pengencang di baris i

E.3.1 Dengan mengasumsikan satu garis geser di setiap sisi balok pada sebuah baris (sebagaimana diamati pada uji sambungan baut), Persamaan E.3-1 menjadi: Ft v 

Z RTi 

 nS i critical  (2 garis geser) (E.3-2)

2 iv = n F tS  critical

© BSN 2013 152 dari 312

SNI 7973:2013

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

dengan: s critical = jarak minimum di baris I yang diambil dari yang terkecil di antara jarak ujung atau jarak antara pengencang di baris i t

= ketebalan komponen struktur

Kapasitas sobek terkoreksi total seluruh baris pengencang dapat diestimasi dari:

n row

Z RT   Z RTi (E.3-3)

i1 

dengan: Z RT ’

= kapasitas sobek baris terkoreksi seluruh baris n row = banyak baris

E.3.2 Di dalam Persamaan E.3-1, diasumsikan bahwa tegangan geser yang terjadi bervariasi dari nilai maksimum f V =F V ’ ke nilai minimum f V = 0 di sepanjang setiap garis geser di antara pengencang di dalam satu baris dan bahwa perubahan regangan/tegangan geser adalah linear di sepanjang geser geser. Distribusi tegangan berbentuk segitiga yang dihasilkan di setiap garis

tan

geser antara pengencang di satu baris memberikan tegangan geser sama dengan setengah

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

dari tegangan geser desain terkoreksi, F V ’/2, sebagaimana ditunjukkan di dalam Persamaan E.3-1. Asumsi ini digabungkan dengan konsep luas kritis untuk mengevaluasi tegangan di kelompok pengencang dan sangat cocok dengan hasil-hasil dari tes pada sambungan dengan baut.

E3.3 Penggunaan luas geser minimum setiap pengencang di dalam suatu baris untuk

perhitungan kapasitas sobek baris didasarkan atas asumsi bahwa luas geser terkecil antara

pengencang di dalam satu baris akan membatasi kapasitas baris pengencang. Verifikasi terbatas pada pendekatan ini diberikan dari hasil uji sambungan dengan baut.

E.4 Kapasitas Sobek Kelompok

Kapasitas sobek terkoreksi satu kelompok “n” baris pengencang dapat diestimasi dari

Z RT 1    Z RT n  Z GT 

 FA t  group neto  (E.4-1) 2 2

dengan: Z GT ’ = kapasitas sobek kelompok terkoreksi Z RT-1 ’ = kapasitas sobek terkoreksi baris 1 dari pengencang yang membatasi luas kelompok kritis

dan tidak untuk di komersialkan”

Z RT-n ’ – kapasitas sobek terkoreksi baris n dari pengencang yang membatasi luas kelompok kritis

A group-neto = luas penampang kelompok kritis antara baris 1 dan baris n

E.4.1 Untuk kelompok pengencang dengan jarak tak seragam antara baris-baris pengencang berbagai definisi luas kelompok kritis harus dicek terhadap gabungan antara sobek kelompok dan sobek baris untuk menentukan kapasitas terkoreksi penampang kritis.

E.5 Efek Penempatan Pengencang

© BSN 2013 153 dari 312

SNI 79 973:2013

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s

odifikasi pe E.5.1 Mo nempatan pengencan g di dalam kelompok pengencan ng dapat di igunakan untuk men ningkatkan kapasitas s sobek baris s dan sobe k kelompok k yang diba atasi oleh t tegangan lokal di sek kitar kelomp pok pengen ncang. Jara ak yang bert tambah ant tara pengen ncang di da alam satu baris adala ah salah sa atu cara unt tuk meningk katkan kapa asitas sobe k baris. Jar rak yang be ertambah antara bar ris-baris pe engencang adalah sal ah satu ca ara untuk m meningkatka an kapasita as sobek kelompok.

tatan kaki 2 E.5.2 Cat 2 di Tabel 1 11.5.1D me embatasi jar rak antara b baris-baris terluar pen ngencang yang sejaj jar dengan n kompone n struktur pada pela at sambung gan tungga al hingga 1 127 mm. Persyarata an ini diter rapkan untu uk membat tasi tegang gan lokal y yang beras al dari sus sut pada komponen struktur ka ayu. Apabila a pendetaila an khusus d digunakan untuk meng gatasi susu t, seperti penggunaa an lubang b berslot, mak ka batas 12 7 mm dapa at dikoreksi.

si Contoh B E.6 Solus Baut Berse eling

tan

Hitunglah kapasitas desain ter rkoreksi DT TI sobek kelompok, sobek ba ris, dan ta arik luas

dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id

penampan ng neto untu uk sambung gan baut ge eser ganda d di dalam Ga ambar E1.

Bari is 1 Bari is 2

Bar ris 3

dan tidak untuk di komersialkan”

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157