Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran Project Based Learning PjBL

atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. PHB pada ranah afektif dan psikomotorik dapat menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini berisi tentang aspek-aspek yang ada pada kedua ranah tersebut, penilaian dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan melihat tingkah laku yang ditunjukkan siswa dikelas.

2.1.3. Metode Pembelajaran

Joyce 1992: 4 dalam Trianto 2014: 23 menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorialdan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Metode pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Metode pembelajaran inovatif menurut Trianto 2014 antara lain pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelaran berbasis proyek, ikuiri, direct instruction, kooperatif, dan konstekstual. Setiap mata pelajaran mempunyai sifat materi yang berbeda-beda. Guru hendaknya dapat memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan sifat materi yang disajikan di depan siswa sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran Gambar Teknik 1 yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berfikir, memecahkan masalah, belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, dan ketrampilannya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning PjBL atau pembelajaran berbasis proyek.

2.1.4. Metode Pembelajaran Project Based Learning PjBL

Menurut Cord et al., dalam Trianto 2014: 42 Project Based Learning PjBL adalah sebuah model atau pendekatan pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks seperti memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secaa kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan suatu hasil produk. PjBL membantu siswa mengembangkan berbagai kemampuan seperti intelektual, sosial, emosional, dan moral. PjBL merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswastudent centered dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya Buck Institute for Education 1999 dalam Trianto 2014: 43 menyebutkan bahwa PjBL memiliki karakteristik, yaitu: a siswa sebagai pembuat keputusan, dan membuat kerangka kerja; b terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya; c siswa sebagai perancang proses untuk mencapai hasil; d siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan; e melakukan evaluasi secara kontinu; f siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan; g hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya; dan h kelas memiliki atsmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan. PjBL memilik karakteristik yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. BIE 1999 dalam Trianto 2014: 49 menyebutkan ciri-ciri PjBL, diantaranya: Pertama, isi. Isi pada PjBL difokuskan pada ide-ide siswa, yaitu dalam bentuk gambaran sendir bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seibang dengan pengalaman siswa sehari-hari. Kedua, kondisi. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar, sehingga dalam belajar materi pelajaran yang sedang dibahas, siswa mencari sumber informasi secara mandiri dari berbagai referensi seperti buku, jurnal, maupun internet. Ketiga, aktivitas. Aktivitas adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaandan memecahkan masalah menggunakan kecakapan. Aktivitas juga merupakan bangunan dalam menggagas pengetahuan siswa dalam mentransfer dan menyimpan informasi dengan mudah. Keempat, hasil. Hasil dalam PjBL adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna, termasuk strategi dan kemampuan untuk menggunakan kognitif strategi pemecahan masalah. Juga termasuk kecakapan tertent, disposisi, sikap, dan kepercayaan yang dihubungkan dengan pekerjaan produktif, sehingga secara efektif dapat menyempurnakan tujuan yang sulit untuk dicapai dengan model pengajaran yang lain. Hal yang terpenting yang perlu diperhatkan oleh guru pada saat mengimplementasikan PjBL, bahwa guru harus memperhatikan komponen- komponen penting yang mendukung pelaksanaan PjBL Trianto, 2014: 51. Komponen-komponen itu meliputi beberapa hal: Pertama, isi kurikulum. Guru dan siswa bertanggung jawab atas dasar dan tujuan yang jelas serta mendukung proses belajar. Kedua, komponen multimedia. Bahwa siswa diberi kesempatan untuk menggunakan teknologi secara efektif sebagai alat dalam perencanaan, perkembangan, atau penyajian proyek. Ketiga, komponen petunjuk siswa. Bahwa petunjuk siswa harus dirancang oleh siswadalam membuat keputusan, berinisiatif, dan memberi materi untuk mengembangkan dan menilai pekerjaan. Keempat, kerjasama. Bahwa PjBL memberi siswa kesempatan bekerja sama diantara siswa maupun dengan guru serta anggota kelompok yang lain. PjBL dihubungkan dengan dunia nyata menuju persoalan yang relevan untuk kehidupan siswa atau kelompok dan juga komunikasi dengan dunia luar kelas melalui internet, serta bekerja sama dengan anggota kelompok. Keenam, kerangka waktu, yang mana dalam pembelajaran harus memberi siswa kesempatan merencanakan, merevisi, membeyangkan pembelajarannya dalam kerangka waktu untuk materi dan waktu yang mendukung pembelajaran tersebut. Ketujuh, penalaian. Proses penilaian dilakukan secara terus-menerus dalam setiap pembelajaran, seperti menilai guru, teman, menilai dan merefleksi diri. Guru berperan hanya memberikan bantuan secukupnya, dengan tujuan agar sedemikian rupa siswa dapat menyelesaikan tugasproyeknya. Kreativitas siswa dan gayacara berpikir siswa dalam menyelesaikan suatu proyek yang diberikan oleh guru akan sangat memantu perkembangan intelektual siswa sendiri. Tujuan paling akhir dari kegiatan pembelajaran menggunakan PjBL, diharapkan denganbelajar mandiri, siswa dapat mengasah kemampuannya dan belajar dengan multi intellegence untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Langkah-langkah dalam PjBL sebagaimana dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation George Lucas, 2005 dalam Trianto 2014: 52 terdiri dari: a. Dimulai dengan pertanyaan yang esensial Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan suatu investigasi mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing pengetahuan, tanggapan, kritik, dan ide siswa mengenai tema proyek yang diangkat, b. Perencanaan aturan pengerjaan proyek Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai sujek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. c. Membuat jadwal aktivitas Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Jadwal ini disusun untuk mengetahui berapa lama dalam pengerjaan proyek. d. Me-monitoring perkembangan proyek siswa Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitor dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap proses. e. Penilaian hasil kerja siswa Penilaian dilakukan untuk membantu siswa dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. f. Evaluasi pengalaman belajar siswa Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. PjBL adalah penggerak yang unggul dalam membantu siswa belajar melakukan tugas-tugas autentik dan multidisipliner, menggunakan sumber yang terbatas secara efektif dan bekerja dengan orang lain. Pengalaman di lapangan baik dari guru maupun siswa bahwa PjBL menguntungkan dan efektif sebagai pembelajaran, selain itu memiliki nilai tinggi dalam peningkatan kualitas belajar siswa. Susanti 2008 dalam Trianto 2014 menyebutkan beberapa kelebihan dari PjBL, di antaranya: a. Meningkatkan motivasi, dimana siswa tekun dan berusaha keras dalam mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih menyenagkan daripada komponen kurikulum lainnya. b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dari berbagai sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. c. Meningkatkan ketrampilan mengelola sumber, bila diimplementasikan secara baik maka siswa akan belajar dan praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu san sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Meski demikian, menurut Susanti 2008 dalam Trianto 2014 berdasarkan pengalaman yang ditemukan di lapangan, PjBL memiliki beberapa kekurangan di antaranya: 1. kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan proyek karena adanya kebebasan siswa sehingga memberi peluang untuk ribut dan untuk itu diperlukan kecakapan guru dalam penguasaan dan pengelolaan kelas, 2. Alokasi waktu yang selalu kurang walaupun sudah mengatur alokasi waktu yang cukup sehingga pencapaian hasil belajarnya kurang maksimal.

2.1.5. Pendekatan Scientific

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG

3 22 163

PENGARUH MODUL PEMBELAJARAN GAMBAR 3 DIMENSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 MAGELANG

0 13 106

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 STABAT.

0 2 29

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA.

0 0 18

PERSEPSI SISWA TENTANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT-BASED LEARNING) PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN KELAS XI SMK N 1 SEYEGAN.

0 2 160

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA RUANG GAMBAR MANUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 PALEMBANG.

2 21 148

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 SEYEGAN PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN AUTOCAD.

1 4 130

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN MODEL TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 KEDUNGWUNI -

0 0 54

TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK

0 1 13