perhatiannya dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta hasil belajarnya menjadi lebih bermakna Supartono, 2006.
Pendekatan pembelajaran kimia Chemoentrepreneurship juga memberi peluang kepada peserta didik untuk dapat mengatakan dan melakukan sesuatu. Pendekatan
pembelajaran Chemoentrepreneurship diaplikasikan, maka peserta didik dapat mengolah suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Pembuatan produk akan memotivasi minat belajar peserta didik sehingga peserta didik bisa mengingat lebih banyak konsep atau proses kimia yang dipelajari. Dampak
dari penerapan Chemoentrepreneurship ini menjadikan belajar kimia bermakna, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2.3 Keterampilan Proses Sains
2.3.1 Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan bebrarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas.
Sedangkan proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses juga merupakan
konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian Devi, 2011.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena
dengan melakukan keterampilan proses peserta didik menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
perakitan alat. keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan
proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat diaplikasikan dalam suatu kegiatan
ilmiah. Pembelajaran dengan keterampilan proses memberikan kesempatan kepada peserta didik agar terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga dengan adanya
interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta prinsip ilmu pengetahuan, akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri
peserta didik.
2.3.2 Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains
Pembelajaran keterampilan proses sains sangat dibutuhkan oleh peserta didik diantanya yaitu:
1 Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga para guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep kepada anak didiknya.
2 Peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri.
3 Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data
baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru, yang prinsipnya mengandung kebenaran relatif.
4 Proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dari anak didik Conny, 1992.
Memaknai keempat alasan yang dikemukakan diatas mendorong seorang pendidik dalam proses pembelajarannya untuk menerapkan suatu pembelajaran yang
bersifat Children Oriented, yang memungkinkan peserta didik untuk bersifat aktif dalam belajar dan menerapkan cara-cara seperti menerapkan cara-cara seperti yang
dilakukan deorang ilmuwan dalam memahami ilmu pengetahuan. Penerapan keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar menurut
Anwar Holil ada dua alas an yang melandasinya yaitu : 1 Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju
pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat, sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada
peserta didik. Maka dari itu peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber, dan tidak semata-
mata dari guru. 2 Sains itu dipandnag dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses.
Dengan alas an ini betapa pentingnya keterampilan proses bagi peserta didik untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi peserta didik di masa yang akan
dating, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya Holil, 2008.
2.3.3 Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains
Jenis-jenis keterampilan proses sains dan karakteristiknya terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada
penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut. Menurut Ango, 2002 keterampilan proses sains terdiri dari sebelas
ketarmapilan yaitu, observing observasi, classifying klasifikasi, inferring menafsirkan, predicting prediksi, communicating komunikasi, interpreting data
interpretasi data, making operational definitions menerapkan konsep, posing questions mengajukan pertanyaan, hypothesizing hipotesis, experimenting
bereksperimen, and formulating models membuat eksperimen. Sedangkan menurut Yew Mei bahwa keterampilan dasar dalam keterampilan
proses merupakan dasar dari keterampilan terintegrasi yang pada umumnya lebih kompleks dalam memecahkan suatu permasalahan dalam suatu eksperimen Mei,
2007.
Tabel 2.1 Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains
No. Ragam jenis KPS menurut para ahli
Menurut Jenis KPS
1. Nuryani Y. Rustaman Observasi, menafsirkan, klasifikasi,
meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan
konsep, mengajukan pertanyaan.
2. Conny Semiawan
Observasi, berhipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variable,
menafsirkan, menyusun kesimpulan, meramalkan, menerapkan konsep,
berkomunikasi.
3. Wynne Harlen
Observasi, berhipotesis, prediksi, investigasi, interpretasi data, menyusun
kesimpulan, berkomunikasi.
Berdasarkan yang telah diuraikan oleh para ahli diatas, maka penulis menggabungakan ketiga pendapat yaitu memilih investigasi merencanakan
percobaan, observasi, klasifikasi, prediksi, interpretasi, dan komunikasi.
2.3.4 Indikator Keterampilan Proses Sains
Indikator keterampilan proses disajikan dalam bentuk tabel, dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikator Keterampilan Proses Sains
Indikator Investigasimerencanakan
percobaan 1 Menyiapkan alat dan bahan
2 Membuat tabel hasil pengamatan Observasi
1 Mengamati perbedaan larutan, suspensi, dan koloid
2 Mengamati sifat-sifat koloid effek Tyndall dan adsobsi
3 Mengamati pencampuran bahan 4 Mengamati saat pengadukan
santan dan minyak terpisah Klasifikasi
1 Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel
Prediksi 1 Memperkirakan bentuk
campuran homogen atau heterogen
Interpretasi 1 Menganalisis data
2 Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil pengamatan
Komunikasi 1 Mempresentasikan hasil
pengamatan 2 Menyimak pendapatgambaran
yang disampaikan tiap kelompok 3 Menjawabmenanggapi
pertanyaan
2.3.5 Manfaat Keterampilan Proses Sains
Beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar dan menengah ialah:
1 Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. 2 Memberi bekal peserta didik untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana
mempelajari sesuatu. 3 Membantu peserta didik mengembangkan dirinya sendiri.
4 Sangat membantu peserta didik yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir konkret.
5 Mengembangkan kreativitas peserta didik.
2.3.6 Keunggulan dan Kelemahan Keterampilan Proses Sains
Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa keterampilan proses sains memiliki keunggulan diantaranya :
1 Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan. 2 Keterampilan proses merupakan hal yang sangat penting untuk pengembangan
pengetahuan masa depan. 3 Keterampilan proses bersifat kreatif, peserta didik aktif, dapat meningkatkan
keterampilan berpikir dan cara memperoleh pengetahuan. Sedangkan kelemahan dari pendekatan keterampilan proses diantaranya :
1 Memerlukan banyak waktu sehingga sulit unuk dapat menyelesaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
2 Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakan.
3 Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan sulit, tidak setiap peserta didik
mampu melaksankannya.
2.4 Koloid