Pembuatan N-Maleoil Kitosan Sintesis N-Maleoil Kitosan Melalui Reaksi Amidasi Antara Kitosan Dengan Anhidrida Maleat

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembuatan N-Maleoil Kitosan

Pembuatan N-maleoil kitosan melalui reaksi amidasi antara anhidrida maleat dengan kitosan dimana 1,6 gram kitosan dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut asam asetat 2 dan diikuti dengan penambahan metanol. Kemudian 6 gram anhidrida maleat dilarutkan dengan dimetiformamida yang selanjutnya dicampurkan dengan larutan kitosan sambil diaduk selama ± 20 jam pada suhu kamar yang kemudian direaksikan dengan larutan NaOH 1N hingga pH 9 yang selanjutnya dicuci dengan etanol dan disaring menggunakan penyaring vakum. N-maleoil kitosan yang diperoleh berbentuk padatan kuning pucat sebanyak 7,3 gram yang dapat dilihat pada gambar 9. a. Kitosan b. N-Maleoil Kitosan Hasil Sintesis Gambar 9. a Kitosan dan b N-Maleoil Kitosan Hasil Sintesis Dalam penelitian ini, pelarut yang digunakan dalam melarutkan kitosan adalah larutan asam asetat 2 menghasilkan larutan kitosan dan diikuti penambahan metanol dengan perbandingan kedua perlarut yang sama. Kemudian anhidrida maleat Universitas Sumatera Utara dilarutkan dalam pelarut N-N-dimetilformamida yang merupakan pelarut aprotik polar menghasilkan larutan anhidrida maleat. Anhidrida maleat tidak dilarutkan dalam pelarut protik polar hal ini dikarenakan jika menggunakan pelarut protik polar seperti air akan menguraikan anhidrida maleat menjadi asam maleat. Adanya penambahan metanol pada larutan kitosan adalah untuk mengikat air yang ada pada larutan kitosan yang berasal dari asam asetat 2 sehingga membentuk jembatan hidrogen yang kuat antara air dan metanol. Adanya jembatan hidrogen antara air dan metanol membuat air didalam larutan tidak bebas dan terikat ke metanol sehingga ketika larutan anhidrida maleat dicampurkan dengan larutan kitosan maka air tidak akan menguraikan anhidrida maleat yang sudah dilarutkan menjadi asam maleat. N-maleoil kitosan yang dihasilkan tenyata tidak larut dalam air. Hal ini mungkin dikarenakan terjadi jembatan hidrogen antara gugus NH 2 dengan gugus hidroksil pada rantai polimer sehingga menghasilkan interaksi yang sangat kuat dan stabil. Universitas Sumatera Utara

4.2. Analisis Spektrofotometer FT-IR