Analisis Spektrofotometer FT-IR Sintesis N-Maleoil Kitosan Melalui Reaksi Amidasi Antara Kitosan Dengan Anhidrida Maleat

4.2. Analisis Spektrofotometer FT-IR

Senyawa N-maleoil kitosan yang diperoleh dianalisis dengan spektrofotometer FT-IR yang memberikan spektrum dengan puncak-puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 3448 cm -1 , 2939 cm -1 , 2368 cm -1 , 2337 cm -1 , 1851 cm -1 , 1658 cm -1 , 1566 cm -1 , 1427 cm -1 , 1388 cm -1 , 1311 cm -1 , 1257 cm -1 , 1080 cm -1 , 663 cm -1 , 617 cm -1 , 524 cm -1 , 354 cm -1 , 324 cm -1 yang dapat dilihat pada gambar 10. Gambar 10. Spektrum FT-IR N-Maleoil Kitosan Universitas Sumatera Utara Hasil analisis spektrofotometer FT-IR dari senyawa kitosan memberikan dukungan spektrum dengan munculnya puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 3448,72 cm -1 menunjukkan vibrasi gugus -NH dan O-H yang saling tumpang tindih dan didukung oleh serapan pada daerah bilangan gelombang 1635,64 cm -1 yang membuktikan adanya gugus -NH dan C=O. Serapan pada daerah bilangan gelombang 2924,09 cm -1 menunjukkan vibrasi C-H sp 3 Silverstain et al., 1981. Puncak lainnya pada daerah bilangan gelombang 1033,85 cm -1 yang menunjukkan karakteristik C-O-C simetris eter siklik yang dapat dilihat pada lampiran A. Hasil analisis spektrofotometer FT-IR dari senyawa N-maleoil kitosan memberikan dukungan spektrum dengan munculnya puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 3448,72 cm -1 menunjukkan vibrasi gugus N-H dan O-H yang saling tumpang tindih. Hal ini didukung dengan adanya muncul serapan pada daerah bilangan gelombang 1658,78 cm -1 yang merupakan gugus khas dari C=O amida dan 1257,59 cm -1 yang merupakan gugus -NHCO amida. Serapan pada daerah bilangan gelombang 1566,20 cm -1 menunjukkan adanya ikatan rangkap C=C. Bilangan gelombang 2939,52 cm -1 merupakan serapan khas dari vibrasi stretching C-H sp 3 . Adanya dua buah pita yang dihasilkan oleh uluran C-O dan tekukan O-H dalam spektrum asam-asam karboksilat muncul pada bilangan gelombang 1427,32 cm -1 dan 1388,75 cm -1 secara berturut-turut Silverstain et al., 1981. Dengan munculnya peak baru pada bilangan gelombang 1566,20 cm -1 yang menunjukkan serapan vibrasi ikatan rangkap C=C dari senyawa N-maleoil kitosan membuktikan bahwa proses reaksi sudah berlangsung. Berdasarkan dukungan teori ini, maka mekanisme reaksi amidasi antara kitosan dengan anhidrida maleat secara hioptesis dapat diperkirakan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara CH 3 COOH CH 3 COO - + H + O O O H + .. .. O O O O H O H HO H H NH 2 H O OH + .. O O O H + + anhidrida maleat kitosan n O H O H HO H H N H O OH n H H O O HO + OH - O H O H HO H H NH H O OH n O O O OH - H pH=9 -HOH .. O H O H HO H H NH H O OH n O O O H OH -OH - O H O H HO H H NH H O OH n HO O O H -HOH anhidrida maleat terprotonasi N-maleoil kitosan Universitas Sumatera Utara Reaksi antara kitosan dengan anhidrida maleat menghasilkan N-maleoil kitosan. Oksigen dari salah satu karbonil anhidrida maleat mengalami protonasi H + dari CH 3 COOH yang menghasilkan anhidrida maleat yang terprotonasi. Kemudian kitosan direaksikan dengan anhidrida maleat yang terprotonasi dimana sepasang elektron bebas dari atom N pada gugus NH 2 menyerang karbokation dari karbonil yang terprotonasi sehingga elektron pada elektron π phi berpindah ke atom O membentuk ikatan yang baru antara N dan C dan menghasilkan N terprotonasi. Selanjutnya basa OH - dari NaOH mengabstraksi salah satu hidrogen dari atom N sehingga elektron pada hidrogen berpindah ke atom N yang terprotonasi membentuk amina sekunder yang memiliki sepasang elektron bebas yang stabil dan melepaskan HOH. Kemudian OH - mengabstraksi H pada OH dari anhidrida maleat sehingga membentuk ikatan π phi pada karbonil amida dan menghasilkan O - . O - yang tidak stabil menyerang H + dari H-OH membentuk OH karboksilat sehingga menghasilkan senyawa amida N-maleoil kitosan.

4.3. Penentuan Derajat Substitusi