Pengendalian Mutu Kinerja Pemeriksaan

commit to user 22 wewenang menentukan syarat dan kondisi stafnya, seperti menentukan pelaksana kontraktor untuk melaksanakan audit. Berdasarkan ketentuan SAI mempunyai kewenangan untuk melakukan investigasi dan memperkuat suatu temuan permasalahan, mengimplementasikan metode audit yang efektif, melaporkan hasil pada Parlemen, tercukupinya staf dan keuangan Clark dkk. 2007. Penelitian Krishnan 1994 menunjukkan bahwa kecenderungan auditor kurang independen dengan mengeluarkan laporan negatif, dengan pertimbangan untuk menghindari kehilangan klien yang mungkin untuk beralih setelah menerima laporan kelangsungan usahanya. Defond dkk. 2002 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara non audit fee atau total fee dengan independensi auditor yang diproksikan dengan kecenderungan untuk mengeluarkan opini terkait kelangsungan usaha. Rachmawaty 2006 menunjukkan bahwa independensi auditor yang terdiri dari aspek Independence in fact, Independence in appearance, dan Independence in competence secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit KAP di Surabaya. Dalam penelitian ini independensi auditor diukur menggunakan pendekatan SPKN dengan dimensi: gangguan pribadi dan gangguan ekstern.

4. Pengendalian Mutu Kinerja Pemeriksaan

Rai, 2008: 73 menjelaskan bahwa untuk menjamin mutu audit perlu ditetapkan penjaminan mutu, pengendalian mutu, dan monitor atas program audit. commit to user 23 1 Penjaminan mutu quality assurance meliputi kebijakan, sistem, dan prosedur yang disusun oleh lembaga audit untuk memelihara standar yang tinggi dari kegiatan audit. Sistem quality assurance menyediakan: a Indikator bagi perekrutan dan promosi auditor; b Panduan mengenai aspek teknis dan adminsitrasi dalam pengendalian mutu audit; c Dasar untuk melakukan komunikasi mengenai kebijakan, prosedur, dan hasil pengendalian mutu kepada staf terkait; d Pengawasan dan review yang memadai atas sistem quality assurance . Beberapa mekanisme quality assurance antara lain: a Review atas perencanaan: perencanaan atas suatu tugas audit direview oleh organisasi audit untuk memastikan bahwa perencanaan audit telah dilakukan dengan baik. b Review saat berlangsungnya audit on going review : pelaksanaan audit merupakan subjek dari review berkelanjutan oleh supervisor atau manajer tim audit. Review ini penting untuk memelihara mutu pelaksanaan audit dan memberikan kesempatan kepada staf untuk berkembang melalui pemberian umpan balik dan pelatihan kerja lapangan on the job training . c Review penugasan task review : tugas yang telah selesai harus di review sebelum laporan hasil audit disetujui. 2 Pengendalian mutu quality control mengacu pada persyaratan yang dipenuhi dalam manajemen audit individual. Prosedur quality control dirancang dengan baik untuk memastikan bahwa semua audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit. Pengendalian mutu membutuhkan pemahaman yang jelas mengenai letak tanggung jawab atas suatu keputusan. Setiap orang yang terlibat dalam audit bertanggungjawab masing-masing. Untuk menjamin mutu hasil pemeriksaannya BPK menetapkan Keputusan BPK nomor 03KI-XIII.232009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu SPKM. SPKM merupakan sistem yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa suatu badan pemeriksa telah mengatur Sistem Pengendalian Mutu SPM secara memadai dan menyelenggarakannya secara efektif. SPKM dan SPM adalah suatu unsur penting bagi organisasi pemeriksa untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa commit to user 24 pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku dan standar yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian mutu kinerja pemeriksaan berdasarkan SPKM BPK terdiri dari: perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, supervisi dan reviu, pelaporan hasil pemeriksaan, pemantauan hasil tindak lanjut pemeriksaan, dan evaluasi pemeriksaan. SPM merupakan suatu sistem yang dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa BPK dan pelaksananya mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, standar pemeriksaan, serta laporan yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan. Reviu terhadap SPM dapat dilakukan berdasarkan waktu dan pelaku reviu sebagai berikut: 1 Berdasarkan waktu, reviu SPM meliputi: a Reviu yang dilakukan pada waktu pemeriksaan atau hot review; dan b Reviu yang dilakukan setelah pemeriksaan atau pada waktu yang tidak terkait dengan kegiatan pemeriksaan atau cold review . 2 Berdasarkan pelaku, reviu SPM meliputi: a Reviu yang dilakukan oleh pereviu dari intern tim atau badan pemeriksa; b Reviu yang dilakukan oleh pemeriksa lain yang tidak memeriksa objek yang direviu atau croos review; dan c Reviu yang dilakukan oleh badan pemeriksa lain atau peer review. Penelitian Krishnan dan Schauer 2000 menunjukkan bahwa perusahaan yang berpartisipasi dalam proses peer review lebih mungkin membenarkan pengungkapan laporan keuangan. Perusahaan dimonitor hasil proses auditnya dianggap mempunyai kualitas yang lebih tinggi. commit to user 25 Malone dan Roberts 1996 menemukan bahwa sistem pengendalian kualitas yang kuat akan menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Deis dan Giroux 1992 yang melakukan penelitian tentang determinan dari kualitas audit oleh Independent CPA firm di Texas pada Audits of Independen School Distric menjelaskan adanya variabel yang mempengaruhi kualitas audit yang berkorelasi dengan kualitas audit diantaranya reviu oleh pihak ketiga. Casterella 2009 meneliti apakah peer review model AICPA self- regulatory efektif sebagai sinyal kualitas audit. Hasilnya menunjukkan temuan peer review bermanfaat dalam memprediksi kegagalan audit dan temuan peer review berhubungan dengan indikator spesifik perusahaan sebagai quality control atau resiko praktek dalam KAP.

5. Kerangka Konsep Penelitian