Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 66 dilakukan reviu menyeluruh atas kinerja suatu proses pemeriksaan, hal ini dilakukan untuk menjaga mutu hasil pemeriksaan BPK. 2 Koefisien Determinasi Total Tabel 24 Koefisien Determinasi Variabel Bebas R Square Kesimpulan Pengendalian Mutu Kinerja Pemeriksaan 0,404 Signifikan Sumber: data diolah, 2012 Nilai dari koefisien determinasi dari hasil perhitungan sebesar 0,404 menjelaskan bahwa 40,4 kualitas audit ditentukan oleh perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, supervisi dan reviu, pelaporan hasil pemeriksaan, pemantauan hasil tindak lanjut pemeriksaan dan evaluasi pemeriksaan secara bersama-sama. Sisanya 59,6 dijelaskan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

D. Pembahasan

Mutasi auditor berpengaruh positif terhadap independensi telah sesuai dengan hipotesis pertama. Hasil penelitian ini mendukung kebijakan mutasi pemeriksa BPK sesuai dengan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 366KX-XIII.292010 tentang pemindahan pegawai non struktural pada pelaksana BPK. Mutasi Pemeriksa pada audit sektor pemerintahan mempunyai salah satu tujuan menjaga independensi pegawai dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan keuangan negara. commit to user 67 Audit sektor privat di Indonesia sesuai ketentuan perundangan mengatur bahwa suatu Kantor Akuntan Publik KAP maksimal memberikan jasa audit umum laporan keuangan maksimal lima tahun buku berturut-turut dan Akuntan Publik AP maksimal tiga tahun buku berturut-turut untuk menjaga independensi KAP dan AP. Hal ini dimaksudkan agar suatu KAP dan AP bisa menjaga independensinya sehubungan dengan jangka waktu kerja sama yang sudah cukup lama. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Daugherty 2012 yang mengungkapkan bahwa rotasi auditor berpengaruh positif terhadap independensi. Hipotesis 2 dua yang mengatakan mutasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit terbukti kebenarannya. Pola mutasi pemeriksa BPK mulai tahun 2010 dilakukan 2 dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Mei dan November. Hal ini dilakukan agar tercipta kondisi yang baik bagi pemeriksa maupun organisasi pemeriksa dengan mempertimbangkan kepentingan pegawai dan kebutuhan organisasi. Rotasi auditor yang mulai diberlakukan bagi pemeriksa BPK dilakukan untuk mengurangi kejenuhan dalam pekerjaan dan menciptakan suasana yang nyaman bagi auditor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Cameran dkk. 2009 dalam Daugherty 2012 yang menunjukkan bahwa rotasi wajib auditor meningkatkan kualitas audit sesuai dengan kewajiban pergantian partner . Hipotesis 3 tiga yang mengatakan bahwa mutasi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit dengan dimediasi oleh independensi, terbukti kebenarannya. Dalam audit sektor publik dimana commit to user 68 pemeriksaan dilakukan oleh pemeriksa BPK, independensi diantaranya dipengaruhi hubungan dengan auditee . Semakin lama hubungan dengan auditee maka independensi seorang auditor bisa terpengaruh. Antisipasi yang dilakukan organisasi menyikapi hal ini dengan disusunnya sistem pengendalian mutu intern organisasi untuk membantu mendeteksi dan menentukan apakah pemeriksa memiliki gangguan pribadi terhadap independensinya. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya tindakan pemeriksa yang membatasi lingkup pertanyaan ataupun pengungkapan sesuatu hal yang bisa mempengaruhi hasil pekerjaan di lapangan atau membuat lemah temuan pemeriksaan. Penelitian ini mendukung penelitian Elitzur dkk. 1996 menunjukkan bahwa kualitas audit meningkat apabila independensi auditor meningkat. Imhoff 2003 menyebutkan semakin baik independensi auditor semakin meningkat kualitas audit. Penelitian Daugherty 2012 menunjukkan bahwa rotasi auditor berpengaruh positif terhadap independensi dan kualitas audit. Dalam sektor publik penelitian ini mendukung penelitian Wati dkk. 2010 yang menyebutkan bahwa independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah. Hipotesis 4 empat menunjukkan bahwa proses perencanaan pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Proses perencanaan pemeriksaan lemah disebabkan masih belum dilaksanakannya pemeriksaan pendahuluan pada semua entitas pemeriksaan sehingga hal ini mempengaruhi pemahaman pemeriksa atas commit to user 69 entitas yang akan diperiksa sehingga perencanaan pemeriksaan belum optimal. Pelaporan hasil pemeriksaan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit disebabkan pada tahap ini merupakan proses lanjutan dari supervisi dan reviu atas pemeriksaan yang sudah dilakukan dilapangan. Proses penyusunan laporan hasil pemeriksaan dilakukan untuk memperbaiki atau melengkapi temuan pemeriksaan atau management letter yang sudah diserahkan kepada auditee . Pelaksanaan pemeriksaan merupakan unsur penting dalam proses pemeriksaaan. Pada tahap ini dilaksanakan prosedur-prosedur pemeriksaan dan pengumpulan bukti audit untuk mendukung pengendalian mutu pemeriksaan sampai dengan penyusunan temuan pemeriksaan. Supervisi dan reviu oleh pengendali teknis pemeriksaan dilaksanakan untuk menjaga mutu pemeriksaan. Pengendali teknis melakukan pengecekan terhadap bukti audit yang disusun dan dikumpulkan oleh pemeriksa yang mendukung pekerjaan pada saat dilapangan dan mendukung temuan pemeriksaan. Pemantauan tindak lanjut pemeriksaan dilakukan untuk melihat perkembangan dari pemerintah daerah dalam melaksanakan rekomendasi BPK dalam laporan hasil pemeriksaan. Sesuai ketentuan perundangan pemerintah daerah mempunyai kewajiban menjawab dan menjelaskan tindak lanjut rekomendasi BPK selambat-lambatnya 60 hari setelah hasil pemeriksaan diterima. commit to user 70 Proses evaluasi pemeriksaan bisa dilaksanakan secara intern tim, evaluasi pemeriksaan silang cross review maupun pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat Utama Itama. Hal tersebut dilakukan untuk menilai kinerja pemeriksaan, melihat pencapaian tujuan dan harapan penugasan serta kesesuaian dengan standar dan pedoman yang ditetapkan. Menurut Standar umum SPKN paragraf 34 menyebutkan bahwa pengendalian mutu yang disusun oleh organisasi pemeriksa harus dapat memberikan tingkat keyakinan yang memadai bahwa organisasi pemeriksa tersebut telah menerapkan dan mematuhi standar pemeriksaan yang berlaku dan telah menetapkan dan mematuhi kebijakan dan prosedur pemeriksaan yang memadai sehingga kualitas audit akan semakin baik. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Krishnan dan Schauer 2000 dan Deis dan Giroux 1992 yang menunjukkan bahwa perusahaan yang dimonitor hasil dari proses auditnya dianggap mempunyai kualitas yang lebih tinggi. commit to user 71 BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN