Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik

commit to user 55 Pada penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF dan nilai toleransi tolerance value . Tolerance value hasil pengujian 0,10 dan nilai VIF 10 merupakan dasar untuk mengambil suatu kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi Ghozali,2006: 92. Dari hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 18 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Keterangan Regresi II Mutasi Auditor 0,925 1,081 Tidak terjadi multikolinearitas Independensi 0,925 1,081 Tidak terjadi multikolinearitas Regresi III Perencanaan Pemeriksaan 0,644 1,553 Tidak terjadi multikolinearitas Pelaksanaan Pemeriksaan 0,479 2,088 Tidak terjadi multikolinearitas Supervisi Reviu 0,516 1,938 Tidak terjadi multikolinearitas Pelaporan Hasil Pemeriksaan 0,518 1,929 Tidak terjadi multikolinearitas Pemantauan Tindak Lanjut 0,778 1,285 Tidak terjadi multikolinearitas Evaluasi Pemeriksaan 0,774 1,292 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: data diolah, 2012 Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF dari variabel mutasi auditor, independensi dan pengendalian mutu kinerja pemeriksaan mempunyai nilai tolerance 0.10 dan VIF 10, yang berarti dalam persamaan regresi tidak ada indikasi multikolinearitas atau non multikolinearitas.

3. Autokorelasi

Uji autokorelasi mempunyai tujuan apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu dalam suatu urutan waktu Ghozali,2006: 95. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Runs Test . Runs Test dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual commit to user 56 terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Runs test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis. Tidak terjadi autokorelasi yaitu apabila probabilitas signifikan lebih besar dar i α = 0,05 Ghozali, 2006: 104. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 19 Uji Autokorelasi Regresi P Value ά Kesimpulan Z =a+bx 1 0,324 0,05 Tidak Terjadi Autokorelasi Y=a+b 1 X 1 +b 2 Z 0,930 0,05 Tidak Terjadi Autokorelasi Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 + b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 0,656 0,05 Tidak Terjadi Autokorelasi Sumber: data diolah, 2012 Dari tabel 19 menunjukkan bahwa pada regresi struktural I, regresi sruktural II dan regresi III tidak ada gejala autokorelasi karena p-value 0,05.

4. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit pada grafik plot scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID . commit to user 57 Gambar 2 Grafik Uji Hetereokedastisitas persamaan regresi struktural I Gambar 3 Grafik Uji Hetereokedastisitas persamaan regresi struktural II commit to user 58 Gambar 4 Grafik Uji Hetereokedastisitas persamaan regresi III Dari gambar grafik 2, gambar grafik 3 dan gambar grafik 4 uji heteroskedastisitas persamaan regresi struktural I dan struktural II tersebut di atas terlihat bahwa tidak ada pola yang terbentuk. Data variance menyebar secara acak sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut linier, yang berarti tidak ada gejala heteroskedastisitas pada persamaan regresi struktural I, regresi struktural II dan persamaan regresi struktural III.

D. Pengujian Hipotesis.