commit to user 58
Gambar 4 Grafik Uji Hetereokedastisitas persamaan regresi III
Dari gambar grafik 2, gambar grafik 3 dan gambar grafik 4 uji
heteroskedastisitas persamaan regresi struktural I dan struktural II tersebut di atas terlihat bahwa tidak ada pola yang terbentuk. Data variance
menyebar secara acak sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut linier, yang berarti tidak ada gejala heteroskedastisitas pada persamaan regresi
struktural I, regresi struktural II dan persamaan regresi struktural III.
D. Pengujian Hipotesis.
Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis jalur
path analysis
sehingga perlu membuat persamaan struktural yaitu, persamaan regresi yang menunjukkan hubungan kausalitas.
a. Persamaan Regresi Struktural I
Untuk menguji hipotesis 1 mengetahui pengaruh mutasi pemeriksa terhadap independensi, maka digunakan fungsi linear sederhana yang
dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:
commit to user 59
Z = a + bX
1
4 catatan:
Z = variabel independensi,
a = konstanta regresi,
b = koefisien regresi, dan
X
1
= variabel Mutasi auditor Hasil persamaan tersebut di atas ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 20 Hasil Analisis Model Regresi Struktural 1
Variabel Bebas Sig
ά Kesimpulan
Mutasi Auditor 0,002
0,05 Signifikan
Sumber: data diolah, 2012
Berdasarkan tabel 20, hipotesis 1 yang mengatakan mutasi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor dapat
diterima karena pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 3,178 dan sig 0,002 0,05 maka Hipotesis 1 didukung sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara mutasi auditor X
1
dengan independensi. Standar koefisien beta sebesar 0,273 menunjukkan besarnya pengaruh variabel mutasi auditor terhadap
independensi. Kebijakan mutasi auditor yang dilakukan oleh BPK setiap 3 tiga
sampai 5 lima tahun kepada para pemeriksa BPK terbukti mampu meningkatkan independensi pemeriksa BPK. Hal ini mendukung
penelitian Petty dan Cuganesan 1996 yang mengungkapkan rotasi auditor meningkatkan independensi dan kinerja hasil pemeriksaan, dan
penelitian Daugherty 2012 yang mengungkapkan bahwa rotasi auditor berpengaruh positif terhadap independensi auditor.
commit to user 60
b. Persamaan Regresi Struktural II
Untuk menjawab hipotesis 2 yaitu pengaruh mutasi auditor terhadap kualitas audit
dan hipotesis 3 untuk mengetahui pengaruh mutasi auditor terhadap kualitas audit dengan dimediasi oleh independensi dilakukan
dengan uji regresi linier berganda. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
Z + e 5
catatan: Y = variabel Kualitas audit,
a = konstanta regresi, b = koefisien regresi,
X
1
= variabel Mutasi Auditor, dan Z = variabel Independensi
Hasil persamaan tersebut di atas dengan menggunakan
SPSS
17 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 21 Hasil Analisis Model Regresi Struktural II
Variabel Bebas Sig
ά Kesimpulan
Mutasi Auditor 0,001
0,05 Signifikan
Independensi 0,000
0,05 Signifikan
Sumber: data diolah, 2012
Nilai t hitung variabel mutasi auditor sebesar 3,431 dan
p-value
0,001 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara mutasi auditor terhadap kualitas audit, dengan demikian hipotesis ke 2 dapat
didukung. Koefisien beta sebesar 0, 254 menggambarkan besarnya pengaruh variabel mutasi pemeriksa terhadap kualitas audit. Hasil t
hitung variabel independensi sebesar 6,618 dengan
p-value
sebesar
commit to user 61
0,000 0,05 dan koefisien beta sebesar 0,490 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap kualitas audit.
Mutasi auditor yang dilakukan oleh BPK terbukti mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas audit sektor
publik secara langsung.
c.
Path Analisis
Analisis Jalur
Hasil analisis regresi struktural II menunjukkan bahwa mutasi auditor secara langsung berpengaruh terhadap kualitas audit sebesar
0,254 sedangkan mutasi pemeriksa secara tidak langsung berpengaruh sebesar 0,273 x 0,490 = 0,133. Secara keseluruhan pengaruh mutasi
pemeriksa terhadap kualitas audit 0,254 + 0,133 = 0,387. Peningkatan nil
ai β sebesar 0,133 menjadi 0,387 menunjukkan adanya pengaruh pada variabel independensi yang merupakan variabel intervening,
sehingga hipotesis ke 3 yang mengatakan bahwa mutasi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit dengan dimediasi oleh
independensi dapat diterima. Hal ini menunjukkan kebijakan BPK untuk melakukan mutasi
auditor pemeriksa setiap 3 tiga sampai 5 lima tahun sekali dalam suatu unit kerja tertentu terbukti mampu meningkatkan independensi
pemeriksa BPK. Mutasi auditor pemeriksa juga terbukti mampu mampu meningkatkan kualitas audit baik secara langsung maupun
secara tidak langsung yang ditunjukkan peningkatan koefisien beta di atas.
commit to user 62
d. Pengaruh pengendalian mutu kinerja pemeriksaan terhadap
kualitas audit
Pengujian variabel pengendalian mutu kinerja pemeriksaan terhadap kualitas audit dilakukan dengan uji regresi linier berganda. Sebelum
dilakukan uji analisis regresi berganda dilakukan uji
CFA Confirmatory Factor Analysis
. Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas
atau apakah
indikator-indikator yang
digunakan dapat
mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Setiap indikator yang merupakan indikator pengukur konstruk maka akan memiliki nilai
loading factor
yang tinggi Ghozali, 2006: 49. Hair 1998 dalam Ghozali, 2006: 50 menyatakan bahwa suatu
analisis faktor dinyatakan
feasible
bila memenuhi syarat uji
KMO Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy
0,5 dan Bartlett’s Test of
Sperincity
pada signifikansi 0,05 sedangkan tinggi rendahnya suatu angket dengan melihat
FL Factor Loading
dimana jika
FL
suatu item 0,5 dapat diterima atau dapat terekstrak. Dari hasil analisis data pada lampiran Tabel 22 didapatkan nilai
KMO
sebesar 0,891 0,5 sehingga analisis faktor dapat dilanjutkan. Dengan
varimax
nilai dari
factor loading
0,5 dan terekstrak menjadi 6 faktor pada lampiran tabel 22.
Dengan melihat
component matrix
dan
rotated component matrix
yang mengelompok pada faktor 1 satu adalah indikator pelaksanaan
commit to user 63
pemeriksaan sebanyak 17 item dan terdapat satu item yang gugur. Faktor 2 dua adalah indikator perencanaan pemeriksaan sebanyak 14
item. Faktor 3 tiga adalah indikator pelaporan hasil pemeriksaan sebanyak 9 sembilan item. Faktor 4 empat indikator supervisi dan
reviu sebanyak 8 delapan item. Faktor 5 lima indikator evaluasi pemeriksaan sebanyak 3 tiga item dan faktor 6 enam pemantauan
tindak lanjut sebanyak 2 item. Setiap item pertanyaan yang menjadi indikator
masing-masing variabel telah terekstrak secara sempurna dan mempunyai
FL factor loading
0,50. Variabel sistem pengendalian mutu kinerja pemeriksaan sebanyak
53 pertanyaan terekstrak menjadi 6 indikator. Pengaruh pengendalian mutu kinerja pemeriksaan terhadap kualitas audit kemudian dilakukan
pengujian dengan uji regresi linier berganda. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
2.1
+ b
2
X
2.2
+b
3
X
2.3
+b
4
X
2.4
+b
5
X
2.5
+b
6
X
2.6
+e 6
catatan : Y = variabel kualitas audit,
a = konstanta regresi, b = koefisien regresi,
X
2.1
= Perencanaan Pemeriksaan, X
2.2
= Pelaksanaan Pemeriksaan, X
2.3
= Supervisi Reviu, X
2.4
= Pelaporan Hasil Pemeriksaan, X
2.5
= Pemantauan Tindak Lanjut, dan X
2.6
= Evaluasi.
commit to user 64
Hasil persamaan regresi pengaruh pengendalian mutu kinerja pemeriksaan terhadap kualitas audit dapat dilihat pada tabel out
SPSS
sebagai berikut:
1 Uji t secara parsial
Tabel 23 Uji Regresi Pengendalian Mutu Terhadap Kualitas Audit
Variabel Bebas β
Sig Ά
Kesimpulan
Perencanaan Pemeriksaan 0,11
0,896 0,05
Tidak Signifikan Pelaksanaan Pemeriksaan
0,228 0,027
0,05 Signifikan
Supervisi dan reviu 0,320
0,001 0,05
Signifikan Pelaporan
Hasil Pemeriksaan
-0,098 0,317 0,05
Tidak Signifikan Pemantauan Hasil Tindak
Lanjut Pemeriksaan 0,216
0,008 0,05
Signifikan Evaluasi Pemeriksaan
0,162 0,046
0,05 Signifikan
Sumber: data diolah, 2012
Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa perencanaan pemeriksaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini
ditunjukkan dengan
p value
0,896 0,05. Data statistik deskriptif perencanaan pemeriksaan pada lampiran tabel 25 menunjukkan
bahwa variasi jawaban responden sebagian besar menjawab sering dan selalu dengan rata-rata setiap jawaban kuesioner berkisar: 4,24
sampai dengan 4,58. Pelaksanaan pemeriksaan mempunyai pengaruh yang positif
signifikan terhadap kualitas audit ditunjukkan dengan
p value
0,027 0,05. Pada tahap ini reviu internal tim dilaksanakan sebagai
prosedur pengendalian mutu terhadap proses pemeriksaan agar tujuan pemeriksaan bisa tercapai.
commit to user 65
Supervisi dan reviu atas pemeriksaan mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kualitas audit ditunjukkan dengan
p value
0,001 0,05. Pada tahap ini supervisi dilakukan oleh pengendali teknis dengan tujuan memantau kinerja pemeriksa di lapangan.
Memperoleh keyakinan bahwa bukti audit yang dikumpulkan tim pada saat di lapangan telah memenuhi standar yang ditentukan, hal
ini merupakan proses pengendalian mutu pemeriksaan. Proses pelaporan hasil pemeriksaan tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit ditunjukkan dengan
p value
0,317 0,05. Pada tahap ini penyusunan laporan dilaksanakan berdasarkan hasil dari proses
pelaksanaan pemeriksaan dan supervisi reviu. Data statistik deskriptif pelaporan hasil pemeriksaan pada lampiran tabel 26
menunjukkan bahwa variasi jawaban responden sebagian besar menjawab sering dan selalu dengan rata-rata setiap jawaban
kuesioner berkisar: 4,33 sampai dengan 4,77. Pemantauan hasil tindak lanjut pemeriksaan pemeriksaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit ditunjukkan dengan
p value
0,008 0,05. Pemantauan hasil tindak lanjut pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat keseriusan auditee
untuk melaksanakan rekomendasi BPK atas hasil pemeriksaan yang sudah diserahkan kepada pemerintah daerah.
Evaluasi pemeriksaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit dengan
p-value
0,046 0,05. Pada tahap ini
commit to user 66
dilakukan reviu menyeluruh atas kinerja suatu proses pemeriksaan, hal ini dilakukan untuk menjaga mutu hasil pemeriksaan BPK.
2 Koefisien Determinasi Total
Tabel 24 Koefisien Determinasi
Variabel Bebas R Square
Kesimpulan
Pengendalian Mutu Kinerja Pemeriksaan
0,404 Signifikan
Sumber: data diolah, 2012
Nilai dari koefisien determinasi dari hasil perhitungan sebesar 0,404 menjelaskan bahwa 40,4 kualitas audit ditentukan oleh
perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, supervisi dan reviu, pelaporan hasil pemeriksaan, pemantauan hasil tindak lanjut
pemeriksaan dan evaluasi pemeriksaan secara bersama-sama. Sisanya 59,6 dijelaskan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model.
D. Pembahasan