kesalahan bisa saja terjadi. Untuk itu diperlukan langkah pengecekan sekaligus sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan program atau kegiatan. c.
Fungsi korektif. Berbagai kendala mungkin akan dihadapi dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan. Ketika pelaksanaan program
atau kegiatan dihadapkan pada berbagai kendala, sangat mungkin terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan program atau kegiatan
tersebut. Pengawasan pendidikan memiliki fungsi korektif dalam arti bila sudah terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan
programkegiatan, maka pengawas dalam batas tertentu diberikan kewenangan untuk mengarahkan atau melakukan tindakan perbaikan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dengan fungsi korektif ini diharapkan agar keslahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan dapat
segera diperbaiki sehingga tidak berlanjut menjadi kesalahan yang lebih banyak dan berakibat fatal, yakni tidak tercapainya tujuan atau target yang
telah ditetapkan.
41
Masih banyak fungsi-fungsi pengawasan pendidikan yang sebenarnya riil terjadi di lapangan. Namun secara garis besar fungsi di atas sudah mewakili fungsi
pengawasan pendidikan. Diharapkan dengan fungsi tersebut pelaksanaan perencanaan yang sudah dibuat dapat terlaksana dengan baik dan dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan dan penyimpangan.
3. Prinsip Pengawasan Pendidikan
Dalam melaksanakan pengawasan pendidikan, ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan agar pengawasan yang dilaksanakan dapat tepat sasaran,
diantaranya: a.
Tertuju kepada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan.
b. Kontrol harus menggunakan umpan balik sebagai revisi dalam mencapai
tujuan.
41
Ibid, h. 7-8.
c. Harus fleksibel dan responsif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan
lingkungan. d.
Cocok dengan organisasi. e.
Merupakan kontrol diri sendiri. f.
Bersifat langsung yaitu pelaksanaan di tempat kerja. g.
Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para petugas pendidikan.
42
Prinsip pengawasan pendidikan di atas harus difahami oleh setiap pengawas pendidikan agar pengawasan yang dilaksanakan tidak berat sebelah,
dapat terjadi komunikasi timbal balik antara pengawas dan yang diawasi, serta masalah yang terjadi di lapangan dapat terkuak sehingga dapat dengan cepat dicari
solusi nya.
4. Teknik Pengawasan Pendidikan
Agar pengawasan pendidikan dapat tepat sasaran dan mencapai tujuan yang diinginkan, ada beberapa teknik yang dapat dipakai oleh pengawas pendidikan
yang dikemukakan oleh Siagian seperti yang dikutip Nur Aedi yaitu: a.
Pengawasan Langsung dan Tidak Langsung 1
Teknik pengawasan langsung Pengawasan secara langsung merupakan proses pengawasan yang
dilakukan dengan cara langsung melalui pengamatan dan laporan secara langsung. Dalam teknik pengawasan ini, pengawas langsung turun ke
lapangan untuk melihat pegawai atau guru yang sedang melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas yang telah ditetapkan. Dalam
pengawasan langsung, pengawas mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri di lokasi dan menerima laporan langsung dari pelaksana.
Bentuk konkret pengawasan langsung diantaranya inspeksi langsung, observasi langsung di tempat dan laporan di tempat.
2 Teknik pengawasan tidak langsung
42
Ibid, h. 83-84.
Teknik pengawasan tidak langsung ialah teknik pengawasan yang dilakukan oleh pengawas dari jarak jauh dengan cara mempelajari laporan
yang disampaikan oleh pegawai, kepala sekolah, guru dan personel lainnya. Laporan dalam bentuk tertulis mapun laporan lisan.
b. Pengawasan Preventif dan Represif
1 Pengawasan Preventif
Teknik pengawasn preventif merupakan teknik pengawasan yang dilakukan melalui pre-audit sebelum pekerjaaan dimulai guna mencagah
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan. Pengawasan ini memiliki tujuan:
1 Mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang menyimpang dari dasar
yang telah ditentukan. 2
Memberi pedoman bagi terselenggaranya pelaksanaan kegiatan secara efisien dan efektif.
3 Menentukan sasaran dan tujuan yang akan dicapai.
4 Menentukan kewenangan dan tanggung jawab sebagai instansi
sehubungan dengan tugas yang harus dilaksanakan. 2
Pengawasan Represif Teknik pengawasan represif merupakan teknik pengawasan yang
dilakukan melalui post-audit dengan pemeriksaan atas pelaksanaan di tempat inspeksi, meminta laporan pelaksanaan dan sebagainya. Teknik
ini dilakukan setelah program atau kegiatan dilakukan dengan cara membandingkan antara apa yang terjadi dan yang seharusnya terjadi.
Teknik pengawasan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan kebijakan atau
ketentuan yang telah ditetapkan. c.
Pengawasan Intern, Ekstern dan Melekat 1
Pengawasan Intern Pengawasan intern adalah teknik pengawasan yang dilakukan oleh
pegawai yang berada dalam organisasi itu sendiri terhadap bagian- bagian dalam organisasi tersebut. Teknik pengawasan ini dapat
dilakukan oleh unit kerja dan dapat pula dilakukan oleh manajer atau tim manajer.
2 Pengawasan Ekstern
Pengawasan ekstern adalah teknik pengawasan yang dilakukan oleh pegawai atau orang yang berada di luar organisasi tersebut.
Pengawasan eksternal dapat juga dilakukan oleh badan tersendiri yang berada di luar lembaga pendidikansatuan pendidikan.
3 Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian secara ajeg yang dilakukan oleh atasan langsung
terhadap bawahannya, secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai
dengan rencana kegiatan dan peraturan perundangan yang berlaku. Teknik-teknik di atas memudahkan pengawas dalam menentukan strategi
apa yang akan dilakukan terhadap program yang akan dilaksanakan pengawas. Teknik-teknik ini juga memudahkan pengawas dalam menentukan langkah-
langkah dalam pembinaan yang akan dilakukan nya di satuan pendidikan.
43
5. Tahapan–tahapan dalam Pelaksanaan Pengawasan Pendidikan