dilakukan oleh unit kerja dan dapat pula dilakukan oleh manajer atau tim manajer.
2 Pengawasan Ekstern
Pengawasan ekstern adalah teknik pengawasan yang dilakukan oleh pegawai atau orang yang berada di luar organisasi tersebut.
Pengawasan eksternal dapat juga dilakukan oleh badan tersendiri yang berada di luar lembaga pendidikansatuan pendidikan.
3 Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian secara ajeg yang dilakukan oleh atasan langsung
terhadap bawahannya, secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai
dengan rencana kegiatan dan peraturan perundangan yang berlaku. Teknik-teknik di atas memudahkan pengawas dalam menentukan strategi
apa yang akan dilakukan terhadap program yang akan dilaksanakan pengawas. Teknik-teknik ini juga memudahkan pengawas dalam menentukan langkah-
langkah dalam pembinaan yang akan dilakukan nya di satuan pendidikan.
43
5. Tahapan–tahapan dalam Pelaksanaan Pengawasan Pendidikan
Hasil dari suatu kegiatan pengawasan akan berujung pada dilakukannya evaluasi terhadap aspek yang diawasi. Selanjutnya dalam melakukan evaluasi dari
hasil suatu kegiatan oleh pengawas dapat digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kerja sasaran yang dicapai. Kemudian karena keterbatasan
seorang pimpinan untuk mengadakan pengawasan terhadap bawahannya, maka perlu diperhitungkan secara rasional dalam menentukan jumlah unit kerja atau
orang yang akan diawasi oleh seorang pejabat pimpinan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan saat yang tepat guna meningkatkan usaha penertiban aparatur.
Disamping itu perlu juga dikembangkan sistem pengawasan terhadap pelaksanaan
43
Ibid, h. 92-96.
pembangunan diberbagai bidang dan sektor yang ada di daerah yang lebih konsisten dengan pengawasan yang dikembangkan.
Sebagai langkah awal pelaksanaan pengawasan, harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab. Usaha yang sangat penting utnuk dilaksanakandilakukan
dalam melaksanakan sistem yang lebih efektif, efisien adalah dengan kerja keras, kreatif, bertanggungjawab disertai dengan dedikasi penuh. Dalam pelaksanaannya
perlu diadakan kordinasi yang lebih mantap antara instansi vertikal yang terkait atau dengan kata lain harus disesuaikan secara terpadu dan sinkron agar dalam
pelaksanaannya tidak terjadi tumpang tindih. Menurut Manullang, tahap pengawasan terdiri dari 3 fase, yaitu: 1 menetapkan alat pengukur atau standar.
2 mengadakan penilaian. 3 mengadakan perbaikan.
44
Bila seorang hendak mengukur atau menilai suatu pekerjaan, maka diperlukan alat atau pengukurnya. Maka dalam melakukan pengawasan, alat
pengukur atau penilai harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan pengawasan alat pengukur atau penilainya adalah merupakan standar, yaitu dapat
berupa rencana, program kerja atau peraturan perundang –undangan yang berlaku,
hal ini merupakan fase pertama dari pengawasan. Pada fase kedua mengadakan proses penilaian. Penilaian ini berarti membandingkan hasil suatu pekerjaan atau
kegiatan dengan alat pengukur tadi. Dalam fase inilah akan terlihat apakah suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan rencana, kebijakan atau perundang
– undangan atau tidak. Pada fase ketiga megadakan perbaikan. Tindakan perbaikan
ini merupakan konsekwensi dari tahap kedua. Maksudnya apabila pada fase kedua ditemukan ketidaksesuaian antara rencana, kebijaksanaan atau bertentangan
dengan peraturan perundang –undangan dengan kenyataan dari suatu hasil
pekerjaan atau kegiatan, atau dengan kata lain berdasarkan penilaian pada fase kedua ditemukan penyimpangan atau penyelewengan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa tindakan perbaikan ini adalah konsekwensi dari hail pengawasan, yaitu setelah diadakan penilaian
ditemukan penyimpangan. Oleh karena itu tindakan perbaikan yang dimaksudkan di atas adalah sama dengan tindak lanjut pengawasan dalam arti yang lebih luas.
44
M. Manullang, Dasar – Dasar Manajemen, h. 183.
Dikatakan demikian karena tindak lanjut pengawasan disamping mengadakan tindakan perbaikan juga memberikan sanksi kepada subjek yang melakukan
penyimpangan.
C. Supervisi Akademik