Berdasarkan dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu sifat yang ada dalam diri manusia dan berguna bagi
kehidupan manusia. Nilai berkaitan erat dengan kebaikan yang ada pada suatu hal, namun kebaikan itu berbeda dengan nilai. Kebaikan lebih melekat pada
halnya sedangkan nilai lebih menunjuk pada sikap orang terhadap sesuatu hal yang baik.
Jadi, nilai lebih ke takaran sikap seseorang dalam melakukan kebaikan dan merupakan cara pandang untuk mengetahui sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu objek. Seperti bagaimana seseorang dalam menentukan sikap ketika ingin melakukan kebaikan tersebut. Dengan semua hal itu dapat
menentukan tingkatan taraf sifat manusia untuk membentuk nilai yang terdapat dalam diri manusia.
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan mencakup bayak hal, yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan,
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Menurut Pidarta 1997: 10, pendidikan itu bukan
sekedar membuat peserta didik dan warga belajar menjadi sopan, taat, jujur, homat, setia, sosial, dan sebagainya. Juga bukan sekedar membuat mereka
tahu ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta mampu mengembangkannya. Melainkan juga membantu dalam pembelajaran dengan
penuh kesadaran, baik menggunakan alat atau tidak, dalam kewajiban mereka
mengembangkan dan menumbuhkan diri untuk meningkatkan kemampuan serta peran dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, dan umat Tuhan.
Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan
kehidupan generasi penerusnya, selaku warga masyarakat, bangsa dan negara, secara berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi hari depan mereka
yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasionalnya Rukiyati, 2008: 2.
Mardiatmadja 1986: 19, pendidikan adalah usaha bersama dalam proses terpadu untuk membantu manusia mengembangkan diri dan
menyiapkan diri guna mengambil tempat yang semestinya dalam pengembangan masyarakat dan dunianya dihadapan Sang Pencipta.
Selanjutnya proses pendidikan mendorong seseorang untuk secara nyata menjunjung tinggi nilai-nilai dasar manusiawi dan menjabarkan serta
memperkembangkannya. Menurut Mardiatmadja 1986: 50, pendidikan secara menyeluruh
menyangkut segala segi hidup manusia dan merangkum cipta-rasa-karsa manusia. Dalam lingkup nasional pendidikan berusaha membangun manusia
Indonesia menjadi manusia budaya yang bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dengan mengusahakan perkembangan spiritual, sikap dan nilai
hidup, pengetahuan, keterampilan, pengembangan daya estetik serta perkembangan jasmani sehingga manusia dapat mengembangkan dirinya,
bersama dengan sesama manusia membangun masyarakat, serta membudayakan alam sekitarnya.
Manusia diberi kebebasan untuk menentukan wujudnya sendiri, tidak ditentukan mutlak oleh faktor-faktor objektif seperti; bakat, niat, maupun oleh
faktor-faktor luar lingkungan. Semua hal tersebut dapat mempengaruhi manusia, tetapi dia untuk menentukan, apa yang mau diperbuatnya dengan
bakat, naluri, minat, keinginannya sendiri maupun dengan lingkungan. Max Muller dalam Mardiatmadja, 1986: 39, menyatakan bahwa
pendidikan adalah proses yang terorganisasikan untuk membantu agar seseorang mencapai bentuk dirinya yang benar sebagai manusia. Dengan
begitu ada prapengertian, bahwa manusia tertentu dengan segala bakat dan sifatnya itu tidak sudah lengkap sempurna sejak awal mula: seluruh esensi
dan realitasnya. Manusia harus berkembang. Dalam pekembangan hidup itu, manusia masih harus menemukan tempatnya yang tepat dalam kerangka
acuan segala hal di sekitar dan dalam dirinya serta di hadapan Tuhan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendikdikan
adalah suatu ajaran yang dilakukan untuk mengembangkan potensi-potensi bakat dan pribadi yang ada pada diri anak didik secara optimal ke arah yang
positif dan menuju ke taraf yang lebih maju, berkepribadian yang utama baik jasmani maupun rohani dan tercapainya kedewasaan sehingga, anak-anak
sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai kesejahteraan di masa depan.