bersama dengan sesama manusia membangun masyarakat, serta membudayakan alam sekitarnya.
Manusia diberi kebebasan untuk menentukan wujudnya sendiri, tidak ditentukan mutlak oleh faktor-faktor objektif seperti; bakat, niat, maupun oleh
faktor-faktor luar lingkungan. Semua hal tersebut dapat mempengaruhi manusia, tetapi dia untuk menentukan, apa yang mau diperbuatnya dengan
bakat, naluri, minat, keinginannya sendiri maupun dengan lingkungan. Max Muller dalam Mardiatmadja, 1986: 39, menyatakan bahwa
pendidikan adalah proses yang terorganisasikan untuk membantu agar seseorang mencapai bentuk dirinya yang benar sebagai manusia. Dengan
begitu ada prapengertian, bahwa manusia tertentu dengan segala bakat dan sifatnya itu tidak sudah lengkap sempurna sejak awal mula: seluruh esensi
dan realitasnya. Manusia harus berkembang. Dalam pekembangan hidup itu, manusia masih harus menemukan tempatnya yang tepat dalam kerangka
acuan segala hal di sekitar dan dalam dirinya serta di hadapan Tuhan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendikdikan
adalah suatu ajaran yang dilakukan untuk mengembangkan potensi-potensi bakat dan pribadi yang ada pada diri anak didik secara optimal ke arah yang
positif dan menuju ke taraf yang lebih maju, berkepribadian yang utama baik jasmani maupun rohani dan tercapainya kedewasaan sehingga, anak-anak
sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai kesejahteraan di masa depan.
3. Macam-macam Nilai Pendidikan
Hubungan nilai dan pendidikan memang sangat berkaitan, yaitu dua hal yang mengandung kebaikan dan membentuk satu kesatuan yang sagat
mulia. Nilai pendidikan merupakan suatu takaran sikap manusia dalam melakukan kebaikan dan merupakan cara pandang untuk mengetahui sifat
atau kualitas yang melekat pada suatu objek atau perbuatan, untuk suatu pembelajaran dengan penuh kesadaran, baik menggunakan alat atau tidak.
Mereka berkewajiban mengembangkan dan menumbuhkan diri untuk meningkatkan kemampuan serta peran dirinya sebagai individu, anggota
masyarakat, dan umat Tuhan. Nilai pendidikan merupakan hal yang berbudi luhur, agar manusia menjadi lebih manusiawi.
Tujuan pendidikan yaitu agar peserta didik mampu mengembangkan potensi-potensinya untuk tahu lebih banyak dan belajar terus dalam arti
selama mungkin merupakan suatu daya dasariah manusia. Pendidikan itu lebih dari latihan keterampilan saja, lebih dari pengalihan pengetahuan saja,
melainkan suatu pembinaan watak, pendampingan agar peserta didik mengenal dan menghayati nilai-nilai manusiawi yang terluhur Mardiatmadja,
1986: 54. Menurut Pidarta 1997: 18, tujuan pendidikan adalah untuk
membentuk manusia seutuhnya dalam arti berkembangnya potensi-potensi individu secara harmonis, berimbang, dan terintegrasi. Mengembangkan
individu peserta didik dan warga belajar secara alami atau wajar, dalam arti memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi-potensi
mereka seperti apa adanya. Bisa menjadi orang yang peduli akan lingkungan serta mampu memperbaikinya dan meningkatkan peradaban manusia.
Nasional memberi corak tujuan umum yang hendak kita capai sesuai dengan dasar pandangan hidup bangsa kita. Adapun yang disebut tujuan
umum pendidikan yaitu tujuan yang universal yang bersifat lebih kekal. Menurut Subagio dalam Sarwadi, 1994: 145, pendidikan harus
membuahkan pribadi-pribadi yang dapat menghadapi situasi zaman serta tuntunan masyarakat secara positif.
Hadisusanto 1995: 59, menyatakan bahwa tujuan pendidikan merupakan suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran dan kepentingannya
dan ingin dicapai melalui berbagai kegiatan, baik di jalur pendidikan sekolah maupun di luar sekolah. Apabila dilihat dari wujudnya, tujuan pendidikan
dapat berupa pemerolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Nilai pendidikan merupakan ajaran yang sangat penting dan bernilai luhur untuk
memperkaya pengetahuan seseorang yang nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Serta tercapainya tujuan nilai pendidikan dalam
membentuk manusia untuk menjadi manusia yang lebih baik. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu
alat pendidikan yaitu, salah satunya alat pendidikan yang dapat digunakan adalah karya sastra. Karena karya sastra mengandung ajaran-ajaran yang
dapat mengajak para pembaca ikut tergerak untuk bertindak atau setidaknya karya sastra mampu menanamkan dan mengingatkan suatu hal yang berguna
dalam pikiran pembaca. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat di dalam
penelitian ini antara lain; nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai moral, dan nilai- nilai kebudayaan. Berikut penjelasan nilai-nilai pendidikan tersebut:
a. Pengertian Nilai-nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan berkaitan dengan suatu keyakinan pada diri manusia. Agama merupakan realitas yang senantiasa melingkup manusia, antara lain;
keyakinan akan adanya sesuatu supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam, serta mengatur tigkah laku manusia dalam berhubungan
dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya, sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut Azra, 2002: 31.
Pendidikan merupakan usaha yang paling mendasar dan strategis sebagai wahana penyiapan sumberdaya manusia dalam pembangunan. Umat
Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia harus bangkit dan memberikan kontribusi bagi bangsa ini. Novel Anak-anak Langit ini juga
mengandung nilai ketuhanan, khususnya yaitu nilai ketuhanan dalam agama Islam. Karena kisahnya berasal dari sebuah komunitas remaja dalam ruang
lingkup pendidikan di suatu tempat yang erat sekali dengan keagamaan yaitu, sebuah pesantren modern.
Islam berasal dari kata salm dan silm keduanya berarti damai, makna aslinya masuk dalam damai, dan orang Muslim ialah orang yang damai
dengan Allah dan damai dengan manusia. Damai dengan Allah artinya, berserah diri sepenuhnya kepada kehendakNya, dan damai dengan manusia