Keabsahan Data METODE PENELITIAN
138 dengan tiga cara yaitu: 1 menggunakan internal triangulation yakni
memunculkan data yang sama dari orang yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda; 2 dengan external triangulation atau membandingkan laporan
dari berbagai informan; 3 dengan membandingkan laporan dengan observasi itu sendiri.
Dalam penelitian ethnograpi yang berbasis lapangan menurut Dobbert 1982:260 tujuan pokoknya adalah menemukan pola-pola dan memahami situasi
sebagaimana dilihat oleh partisipan peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan agar berhasil mencapai validitas dan reabilitas dari pola-pola temuan hasil
penelitian ini, adalah dengan menjelaskan gambaran situasi kerja di lapangan yang merefleksikan seperti apa sesungguhnya keadaan lapangan itu Ellis, C.,
Bochner, A., Denzin, N., Lincoln,Y., Morse,J., Pelias, R., Richardson,L., 2008.
Secara tradisional, validitas dalam penelitian kualitatif menentukan derajat klaim dari peneliti sejauh mana pengetahuan yang dihasilkan berhubungan dengan
realitas yang sedang dipelajari Cho Trent,2006. Mengacu kepada pendapat Mason 2006, Merriam 1995, Dobbert 1982
keabsahan data dalam penelitian ini dinyatakan dengan penjelasan tahapan- tahapan situasi kerja pada saat pengambilan data di lapangan dengan berbagai
bukti-bukti temuan berupa rekaman suara, gambar dan suara, foto, kondisi riil lapangan sebagai phenomena atau realita sosial yang alami. Validitas data dicek
menggunakan teknik validitas internal dan external triangulation. Sebelum memasuki kancah penelitian, peneliti menyiapkan sebuah panduan pembangkitan
data seperti pada Lampiran 01.
139 Keabsahan data dicek ulang dengan melihat catatan data apakah kongkrit,
verbatim, dan menggambarkan kondisi wawancara dan kondisi saat berpartisipasi dalam kegiatan atau aktivitas. Peneliti menggambarkan situasi lapangan yang
nyata sesuai keadaan pelaku, tempat, dan aktivitas. Di samping kongkret catatan data harus verbatim atau kata demi kata Zoebir, 2008. Logat atau istilah-istilah
khusus bahasa Bali dituangkan dalam fieldnote apa adanya, tidak diganti atau diterjemahkan secara bebas agar tidak lepas dari realitasnya. Noeng Muhadjir
2000 memberi istilah indeksikalitas yaitu keterkaitan makna kata, perilaku dan lainnya pada konteksnya dan refleksikalitas yaitu tata hubungan atau tata susunan
sesuatu dengan atau dalam sesuatu yang lain sebagai pengganti konsep validitas- reabilitas ataupun konsep kredibilitas.
Kondisi peneliti juga harus direkam atau digambarkan dalam catatan-catatan penelitian pada setiap interaksi atau wawancara. Peneliti menggambarkan apa
yang hendak dikaji, juga menggambarkan kedudukan sebagai instrument dalam proses pembangkitan data. Peneliti mencatat bukan saja jawaban-jawaban
informan, tetapi juga pertanyaan-pertanyaan sendiri. Peneliti selalu mengevaluasi diri apakah dalam kondisi baik atau sudah dalam kondisi capek atau kelelahan
yang mungkin dapat menyebabkan bertanya dengan kurang baik, kurang sopan, kurang menarik.
140