41
Dari beberapa pendapat ahli di atas metode penelitian ini digunakan untuk menggali informasi dan mengumpulkan data terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran keterampilan membatik anak autis di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta yang meliputi pelaksanaan pembelajaran keterampilan
membatik, kendala dan upaya mengatasi kendala yang dihadapi guru SBK dan peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membatik. Informasi
serta data-data yang diperoleh akan diuraikan, dirangkum dan dipilah sesuai
keperluan penelitian. Hasil data tahap akhir akan dianalisis secara deskriptif. B.
Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta khususnya di halaman belakang. Sekolah tersebut terletak di
Jalan Sumberan II No. 22 Sumberan RT. 01 RW. 21, Sariharjo, Ngaglik,
Sleman, Yogyakarta. 2.
Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan waktu selama 1 bulan yaitu dari Januari hingga Februari 2016. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran keterampilan membatik bagi siswa autis dan peran guru dalam pelaksanaan keterampilan membatik.
C. Subjek Peneitian
Subyek penelitian menurut Suharsimi Arikunto 2010: 88 yaitu subyek yang dituju untuk diteliti. Subyek tersebut dapat berupa benda, hal atau orang
tempat data untuk variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan.
42
Menurut Saefuddin Azwar 1998: 34 subyek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang
diteliti. Subyek penelitian ditentukan secara purposive yang memiliki kriteria
sebagai berikut:
1. Guru Seni Budaya dan Keterampilan di SLB Autisma Dian Amanah
Yogyakarta. 2.
Siswa autis yang menempuh jenjang pendidikan SMALB di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta dan mengikuti pembelajaran membatik.
3. Guru kelas yang mengampu pembelajan siswa sehari-hari.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang memiputi wawancara, observasi dan dokumentasi.
1. Wawancara Mendalam
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada wawancara mendalam baik dalam suatu situasi maupun dalam beberapa tahapan pengumpulan
data dimaksudkan untuk mendalami suatu kejadian atau kegiatan subyek penelitian. Menurut Burhan Bungin 2007: 108 wawancara mendalam
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di
mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lebih lama. Sedangkan menurut M. Djunaedi Ghony dan Fauzan
Almanshur 2012: 176 wawancara mendalam adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pertanyaan yang tidak terikat oleh susunan