Klasifikasi Autisme Kajian tentang Autisme

16 Dengan memahami karakteristik tersebut, kita bisa menyesuaikan dan menangani permasalahan belajar yang dimiliki siswa.

4. Faktor Penyebab Autisme

Menurut Safaria dalam Widihastuti 2007: 2 Penyebab autisme belum diketahui secara pasti, tetapi ada dugaan kuat bahwa penyebab autisme diantaranya adalah keracunan logam berat ketika anak masih dalam kandungan, seperti timbal, mercury air raksa, spasm infantile, rubella conginetal, sclerosis tuberose, lipidosis cerebral, dan anomaly chromosome. Zat-zat racun tersebut masuk ke dalam tubuh anak dan merusak bagian-bagian tertentu dari otak. Dengan kerusakan bagian tertentu dari otak, dapat sebagai pencetus terjadnya gangguan autis. Widihastuti 2007:6 juga menyatakan dalam kurun 15 tahun terakhir, penelitian terhadap penyebab terjadinya autisme semakin banyak, dengan teknologi kedokteran semakin modern dan dibantu dengan otopsi akhirnya ditemukan adanya kelainan pada struktur sel otak pada anak-anak penyandang autisme, yaitu gangguan pertumbuhan sel otak saat kehamilan trisemester pertama. Pada saat pembentukan sel-sel otak tersebut, bebagai hal bisa terjadi yng menghambat pertumbuhan sel otak, misalnya yang disebabkan oleh virus TORCH Toxoplasmosis Rubella CMV dan Herpes, jamur candida, pendarahan oksigenasi, keracunan makanan atau inhalasi dan lain-lain. Ada juga penyabab multi factorial dengan ditemukannya kelainan pada tubuh penderita autis, munculnya gangguan biokimia dan ada pula ahli 17 yang berpendapat autisme disebabkan oleh gangguan jiwapsikiatri. Untuk lebih jelasnya autis disebabkan karena dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang meliputi: a. Faktor internal: 1 Faktor genetic: Ada bukti kuat yang menyatakan perubahan dalam gen berkontribusi pada terjadinya autisme, menurut National Institute of Health keluarga yang memiliki satu anak autisme memiliki peluang 1- 20 kali lebih besar untuk melahirkan anak yang juga autisme, penelitian pada anak kembar menemukan jika salah satu anak autis maka kembarannya kemungkinan besar memiliki gangguan yang sama, secara umum para ahli mengidentifikasi 20 gen yang menyebabkan gangguan spektrum autisme karena gen tersebut berperan penting dalam perkembangan otak, pertumbuhan otak, dan cara sel-sel otak berkomunikasi. 2 Usia orang tua.: Makin tua usia orangtua saat memiliki anak, makin tinggi risiko si anak menderita autisme, penelitian yang dipublikasikan tahun 2010 menemukan, perempuan usia 40 tahun memiliki risiko 50 persen memiliki anak autisme dibandingkan dengan perempuan berusia 20-29 tahun, belum diketahui dengan pasti hubungan usia orangtua dengan autisme, namun hal ini diduga karena terjadinya faktor mutasi gen menurut Alycia Halladay, Direktur Riset Studi Lingkungan Autism Speaks.