Strategi pembelajaran pendidikan agama islam di sma islam al-azhar 1 jakarta

(1)

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM AL-AZHAR 1 JAKARTA

TESIS

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)

Oleh:

Dinil Abrar Sulthani

NIM. 2113011000020

Pembimbing

Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd

NIP. 19650115 198703 1 020

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/ 2015 M


(2)

PEDOMAN TRANSLITERASI

A.PADANAN AKSARA

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ا Tidak dilambangkan

B Be

T Te

ث Ts Te dan es

ج J Je

H Ha dengan garis bawah

خ Kh Ka dan Ha

د D De

Dz De dan Zet

ر R Er

ز Z Zet

س S Es

ش Sy Es dan Ye

ص S Es dengan garis bawah ض D De dengan garis bawah ط T Te dengan garis bawah ظ Z Zet dengan garis bawah ع „ Koma terbalik di atas hadap

kanan

Gh Ge dan Ha

ف F Ef

ق Q Ki

ك K Ka

ل L El

م M Em

ن N En

ه H Ha

و W We

ء A Apostrof


(3)

B.VOKAL

Tanda Vokal Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

-- A Fathah

-- I Kasrah

-- U Dammah

--ي Ai A dan i

--و Au A dan u

C.VOKAL PANJANG

Tanda Vokal Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

--ا Â A dengan Topi di atas

--ي Î I dengan Topi di atas

--و Û U dengan Topi di atas

D.KATA SANDANG

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ا, dialihaksarakan menjadi huruf (l), baik diikuti huruf syamsiyyah maupun qamariyah. Contoh: al-syamsu bukan asy-syamsu dan al-jannah

E.SYADDAH/TASYDID

Syaddah/tasydîd dalam tulisan Arab dilambangkan dengan , dalam alih aksara dilambangkan dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syiddah. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku pada huruf-huruf syamsiyyah yang didahului kata sandang. Misalnya kata َنلا tidak ditulis an-naum melainkan al-naum

F. TA MARBÛTAH

Ta marbûtah jika berdiri sendiri dan diikuti oleh kata sifat (na’at) dialihaksarakan menjadi huruf (h). Namun, jika huruf tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf (t).

Contoh:

No Kata Arab Alih Aksara

1 سر م Madrasah

2 يماسإا م لا Al-jâmi’ah al

-islâmiyyah


(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

ABSTRAK DINIL ABRAR SULTHANI

Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta

Strategi pembelajaran yang digunakan guru PAI masih cenderung konvensional. Selain itu guru belum tepat menggunakan strategi pembelajaran dalam penyampaian materi ajarnya, hal ini disebabkan karena guru belum paham tentang strategi dan juga strategi yang dipakai tidak tepat dan tidak varian. Tanpa penggunaan cara-cara pembelajaran yang tepat, akan merugikan bagi peserta didik, sekolah bahkan bagi guru itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap, menganalisis, dan menjelaskan strategi pembelajaran yang digunakan guru agama Islam dalam menyampaikan materi pelajaran di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta. Instrumen yang digunakan dalam penelitian di lokasi penelitian yaitu 1) observasi, 2) wawancara, dan 3) studi dokumentasi. Data yang ditemukan di lokasi penelitian, selanjutnya penulis mengkategorisasi, mendeskripsikan, dan menganalisis, serta memberikan rekomendasi atas hasil yang ditemukan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta adalah memilih dan menggabungkan beberapa strategi pembelajaran seperti; strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran tidak langsung, strategi pembelajaran interaktif, strategi pembelajaran melalui pengalaman dan strategi pembelajaran mandiri. Strategi pembelajaran tersebut merupakan salah satu faktor keberhasilan pembelajaran di sekolah, secara khusus pelajaran agama Islam. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta agar meningkatkan kualitasnya, dan guru PAI melakukan pengembangan strategi pembelajaran secara variatif dengan orientasi keberhasilan pembelajaran pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.


(11)

ABSTRACT DINIL ABRAR SULTHANI

Learning Strategy of Islamic Education in Senior High School of Al-Azhar 1 Jakarta

Learning strategies used by teachers of Islamic education tend to be conventional. Furthermore, the teachers do not apply the strategies appropriately in teaching learning materials. It is due to the fact that they do not really understand about learning strategies and the strategies used are not suitable and monotonous. Without a suitable learning strategy, students, teachers, and also the institution will receive negative effect. This study is attempted to reveal, analyze, and investigate the learning strategies practiced by the teachers of Islamic study in teaching the materials in Islamic senior high school of Al-Azhar 1 Jakarta. The instruments used in this study were 1) observation, 2) interview, and 3) documentation. The findings were elaborated into categorization, description, analysis, and recommendation. Based on the findings, the learning strategy applied in Islamic senior high school Al-Azhar 1 Jakarta is by selecting of learning strategies and then mixing them. The learning strategies were direct learning strategy, indirect learning strategy, interactive learning strategy, learning strategy through experience and independent learning strategy. Those strategies are the successful factors of learning in the school, especially for Islamic study. Therefore, the teaching learning in Islamic Senior High School Al-Azhar 1 Jakarta needs to upgrade its quality and the teachers of Islamic Education should develop the various learning strategies which are based on the success of learning namely in the cognitive, affective, and psychomotoric aspects.


(12)

ثحبلا صَّلم

ي اط س اربأا يد

أا ره أا س ب يماسإا يبرتلا دام يف ي ي تلا ي يتارتساا

اتركا ب يماسإا يلا لا

م م تس لا ي ي تلا ي يتا تساا

أ ىلإ ي ت ا ت ا ي

لا ق

مي قت يف اي يتارتساا ا تسا يف ا أطخأ مه كل م ، ي ق

ت

ي يتارتساا اي يتارتساا ح

في ا ي

لا أ كل ،دا لا

.قئا ريغ م تس لا

ي ي تلا ي يتارتساا ايتخا يف س لا أطخأ ا إ

رس يس ،ا ما تسا

ثح لا ا ه .م سف أ س لا س لا اطلا

يبرتلا س م ا م تسا يتلا ي ي تلا ي يتارتساا فش لا هيف ر

مث ،ا ي حت مث ،اتركا ب يماسإا يلا لا أا ره أا س ب يماسإا

يه ثح لا ا ل ا اي لا

ل م تس لا ا دأا .ا ايب

1

، حا لا )

2

)

، ي

شلا باق لا

3

،ا فص ، ا اي لا ميسقتب ثحا لا اق مث .قيث تلا )

. ف ش لا ا اي لا سح ى احارتقاا ق ريخأا يف ،ا ي حت

أا ره أا س ب م تس لا ي ي تلا ي يتارتساا أ فشك ثح لا

يتارتساا م ي لا ايتخا يه اتركا ب يماسإا يلا لا

،ا ج مث اي

ريغ ي ي تلا ي يتارتساا ، رشا لا ي ي تلا ي يتارتساا : ثم

، ر لاب ي ي تلا ي ْيتارتْساا ، ي ما تلا ي ي تلا ي يتارتساا ، رشا لا

يتلا فا لا م ي ي تلا ي يتارتساا . قتس لا ي ي تلا ي يتارتساا

تلا ا ىلإ ف ت

. يماسإا يبرتلا دام يف صاخ ، س لاب مي

ره أا يماسإا طس ت لا س لا يف أ كل ى ا

1

اتركاج

نتب ا تد ج

لا طتي أ ىغ ني

ف ي ا ه . ي ي تلا ي يتارتساا

يحا م مي تلا ا ىلإ

( يك س

afektif

( يفر م )

kognitif

أ )

( يكرح

psikomotorik

.)

. اطلا ، س لا ، ي ي تلا ي يتارتساا : يحاتف لا ا لا


(13)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SwT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berbentuk tesis sebagai tugas akhir perkuliahan. Shalawat beserta salam dimohonkan kepada Allah Swt. untuk Nabi Muhammad SAW, yang menjadi contoh dan suri tauladan yang baik bagi seluruh manusia dan rahmat bagi semesta alam.

Penulis menyadari dan mendapatkan banyak dukungan atas penyusunan tesisi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Prof. Dr. Dede Rosyada, MA dan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FITK) Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA serta seluruh jujuran civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Program Magister FITK Dr. Fahriany, M.Pd, Sekretaris Program Magister FITK Dr. Jejen Musfah, MA yang juga sebagai Penguji Pra Tesis I, II, dan Sidang Tesis, serta juga Staf Sekretariat Magister Azkia Muharom Al-Bantani, M.Pd.I yang telah memfasilitasi, memotivasi dan mendukung penuh dalam penyelesaian penulisan Tesis.

3. Pembimbing Tesis Dr. Ahmad Sofyan, MA yang selalu memberikan arahan, motivasi dan setia mengoreksi akan draf tesis penulis sampai selesai. Juga terimakasih kepada Tim penguji Pra Tesis I (Prof. Dr. H. Salman Harun, MA., Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag) dan Tim penguji Pra Tesis II, dan Sidang Tesis (Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, MA., Dr. Sapiudin, MA).

4. Kepala (Dr. H. Zahrudin, MA), Wakil Kepala (Drs. Ngadiman), Guru PAI (H. Bahron Fathin, MA dan Fahrudin, S.Pd.I), dan Peserta Didik SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta yang telah memberikan bantuan dan meluangkan waktu bagi penulis untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tesis.

5. Teristimewa Ayahanda Burhanuddin dan Ibunda Asni Hilal yang penulis cintai dan sayangi, yang memberikan motivasi dan doa untuk perjuangan merantau dan menyelesaikan studi dengan tepat waktu. Sekaligus Abang kandung yang penulis sayangi; Rifial Ka’bah Sulthani, Alm.Ainul Yaqin Sulthani, Dalmi Iskandar Sulthani, M.Pd.I dan Adik kandung Zul Fadhli Sulthani, M.Sc.


(14)

6. Teman seperjuangan Magister PAI 2013; Adlan Fauzi Lubis, Ahmad Cecep Damanhuri, Ahmad Fikri Al-Fathi, Ahmad Hanafi, Ahmad Kharis, Ahmad Khumaidi Al-Anshori, Ahmad Zakyudin, Devi Zakiyah, Ika Wiebowo, Ikfina Ijazani, M.Mualif, M.Samudin, Munawaroh, Nana Mely Nurdiansyah, Pipit Riyani, Rendi Yustika, Rubei, dan Tabiin. Semoga pertemanan kita selalu membawa pada kebaikan dan keberkahan dunia dan akhirat. Amin

7. Ipmawan/ti Pimpinan Pusat IPM periode 2012-2014 yang telah memotivasi dan berjuang bersama memberikan pencerahan bagi pelajar Indonesia.

8. Komisioner, Kepala Sekretariat, Asisten Komisioner, dan Staf Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Pusat yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk bekerja guna hidup di perantauan dan membiayai studi sampai selesai.

9. Kayumanis connection ; Kakanda Suhardin, S.Ag, M.Pd, M.Ihsan, S.Ag, SH, M.Si, M.H, Pedri Kasman, SP, Dedi Warman, S.Fil.I, Indra Jaya, S.I.Kom, Nofri Julimet, S.Sos.I, yang telah memotivasi penulis dalam penyelesaian studi ini, dan tak terlupa juga terimakasih untuk Naswardi, SE.I, MM. ME.

10.Teman berjuang; Syamsul Amri Siregar, S.Th.I, Syamsul Bahri Nasution, S.Ps.I, Wilson Sanhainiz, S.I.Kom, yang saling memotivasi dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Semoga nanti kita semua bergelar Doktor/Ph.D.


(15)

DAFTAR ISI

Hal

PEDOMAN TRANSLITERASI ... i

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN TESIS ... iv

ABSTRAK ……….….. ix

KATA PENGANTAR ………...……...……….... xii

DAFTAR ISI ………...………….. xiv

DAFTAR TABEL ………...…………. xvi

DAFTAR GAMBAR ………...……...……….. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………...……...………. xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Permasalahan ………..………. 12

1. Identifikasi Masalah ..………...………….. 12

2. Batasan Masalah ...………...……….…. 13

3. Rumusan Masalah ………..………. 13

C. Tujuan Penelitian ………...… 14

D. Manfaat Penelitian ………...………… 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Strategi Pembelajaran ……….….. 15

B. Bentuk-bentuk Strategi Pembelajaran ………...… 18

C. Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran ………...…… 22

D. Komponen Strategi Pembelajaran ……….. 24

E. Peran Guru dalam Strategi Pembelajaran ……….…………... 32

F. Pengertian Pendidikan Agama Islam ……….. 40

G. Tujuan Pendidikan Agama Islam ………..… 45

H. Materi Pendidikan Agama Islam ………..… 48

I. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………..… 56

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………..…… 58

B. Lokasi Penelitian ………..…… 59

C. Sumber Data ………..… 59

D. Teknik Pengumpulan Data ………..……… 59


(16)

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Profil SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta ………...… 64

B. Komitmen Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI ………... 66

C.Strategi Pembelajaran Guru PAI …...…... 79

1. Kegiatan dan Strategi Pembelajaran …... 80

2. Pemahaman Guru tentang Strategi Pembelajaran …...… 83

3. Varian dan Pilihan Strategi Pembelajaran yang Dipakai ... 86

a. Strategi Pembelajaran Langsung ... 86

b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung ... 91

c. Strategi Pembelajaran Interaktif ... 95

d. Strategi Pembelajran melalui Pengalaman ... 101

e. Strategi Pembelajaran Mandiri ... 105

4. Implikasi Strategi Pembelajaran ... 110

a. Aspek Kognitif ………... 111

b. Aspek Afektif ………... 112

c. Aspek Psikomotorik ………... 113

5. Kendala dalam Penerapan Strategi Pembelajaran …... 114

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………...………...….. 116

B. Saran ……….… 119


(17)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 2.1 Perbedaan Strategi Pembelajaran, Metode Pembelajaran

dan Strategi Pembelajaran ………...………… 30

Tabel 3.1 Kisi-kisi Obeservasi …...…………..………. 60

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara ………...… 61


(18)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.1 Penerapan strategi pembelajaran ………...………... 32 Gambar 4.1 Ruangan/fasilitas 13 unit .…………...……...……….. 70 Gambar 4.2 Peserta didik shalat dhuha .…………...……...……….. 74 Gambar 4.3 Kegiatan Osis: Coalesce ”Indonesian Contemporary

Food and Art Festival .…………...……...……….. 76 Gambar 4.4 Kerangka Hasil Penelitian .…………...……...……….. 83 Gambar 4.5 Suasana Pembelajaran .…………...……...……….. 84 Gambar 4.6 Wawancara dengan Guru PAI ………...……...……….. 87 Gambar 4.7 Fasilitas Pembelajaran .…………...……...……….. 97 Gambar 4.8 Wawancara peserta didik .…………...……...……… 107


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Instrumen Wawancara ………...………... 126

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian .…………...………….. 136

Lampiran 3 Surat Pernyataan telah melakukan Penelitian ...……….. 137

Lampiran 4 Rencana Pelaksaan Pembelajaran .…………...…..…….. 138

Lampiran 5 Program SMA Al-Azhar ………....…...………... 150

Lampiran 6 Mata Pelajaran Wajib X IPA-IPS .……...…..………….. 153

Lampiran 7 Mata Pelajaran Wajib XI IPA-IPS .……...….………….. 154

Lampiran 8 Mata Pelajaran Wajib XII IPA-IPS .……...……….. 155

Lampiran 9 Alokasi Pembelajaran ………..…..…..…..….. 156

Lampiran 10 Hasil Tes Kelas X IPA/IPS ………...……….. 157

Lampiran 11 Pedoman Penilaian ………...………... 161

Lampiran 12 Grafik Ujian Nasional .………...……..………….. 162

Lampiran 13 Pedoman Penilaian Sikap .………..………..………….. 163

Lampiran 14 Kegiatan Ekstrakurikuler ……….………... 169

Lampiran 15 Jadwal Konsultasi .…………..……...……..………….. 170

Lampiran 16 Komite SMA AL-Azhar …..………..…..………….. 171

Lampiran 17 Daftar Alumni .………...……..………….. 172


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke genarasi lain. Seperti bayi lahir sudah berada di dalam suatu lingkungan budaya tertentu. Di dalam lingkungan masyarakat dimana seorang bayi dilahirkan telah terdapat kebiasaan-kebiasaan tertentu, larangan-larangan dan anjuran, dan ajakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh masyarakat (Tirtaraharja dan Sulo, 2008: 33).

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan awal permulaan pembentukan peradaban, karena berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada di lingkungan setempat yang turut membentuk pola kepribadian peserta didik dalam proses perkembangannya menuju dewasa. Artinya, pendidikan dan kebudayaan adalah dua sisi yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain dalam hal pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik.

Dari kalangan masyarakat yang memiliki waktu dan kesempatan luang lebih untuk menempuh pendidikan adalah anak-anak dan pelajar, yaitu dalam rangka mengembangkan minat bakatnya dengan bebas. Menyalurkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing pelajar, tentu kalangan anak-anak ini harus mendapat perhatian lebih dalam mendapatkan haknya terkait pendidikan. Undang-undang nomor 23 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 menjelaskan bahwa “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Tentu, untuk mengenyam pendidikan hendaklah tetap ditanamkan kepada peserta didik akan nilai kebudayaan dan norma agama yang berlaku, agar perkembangan bakat dan potensi menjadi lebih baik dan terarah sesuai dengan tujuan bangsa.”

Pendidikan sangat penting, Pemerintah menerbitkan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan


(21)

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.” Undang-undang Sisdiknas ini menjadi landasan dalam memajukan dan membentuk suatu sistem yang bertujuan untuk pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia.

Allah Swt sudah menegaskan melalui Quran surat Az-Zumar ayat 9, memperingatkan kepada manusia, bahwa berbeda antara orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui. Salah satu jalan mengetahui sesuatu hal adalah dengan mempergunakan akal pikiran untuk menerima pelajaran demi sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.

















“(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. Az-Zumar: 9)

Dari ayat di atas termaktub sebuah pesan penting bahwa tidaklah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui. Dalam Tafsir Al-Azhar menyebutkan “pokok dari semua pengetahuan adalah mengenal Allah. Tidak kenal kepada Allah sama artinya dengan bodoh, sebab dia tidak tahu akan kemana diarahkannya ilmu pengetahuan yang telah didapatnya itu dan kata albab diartikan dengan akal budi. Dia adalah gabungan diantara kecerdasan akal dan kehalusan budi” (Hamka, 1982: 18). Artinya, pengetahuan yang diperoleh peserta didik hendaknya dapat mengarahkannya mengenal Tuhan dan dapat membentuk kecerdasan intelektual dan akhlak yang baik. Pengetahuan tersebut dapat terasah dan terarah dengan meningkatkan intensitas dan kontinuitas proses pembelajaran yang baik dan berkualitas.


(22)

Terkait dengan proses pembelajaran di satuan pendidikan, pemerintah menerbitkan peraturan Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19 (1) “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”

Dengan adanya peraturan pemerintah tersebut, maka penyelenggaraan pembelajaran pada lembaga pendidikan harus mengedepankan unsur-unsur yang berfokus pada perkembangan pengetahuan, potensi, kreativitas, dan kemandirian peserta didik. Oleh karena itu, para guru dan penyelenggara pendidikan harus memberikan totalitas pengabdian pada proses pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

Peserta didik yang menempuh pendidikan juga harus selalu dibimbing dan diarahkan agar terwujud output lembaga yang berkualitas. Kriteria ini penting manjadi perhatian bersama oleh pemangku kebijakan dan penyelenggara pendidikan, karena seyogyanya tujuan pelaksanaan pembelajaran adalah menciptakan peserta didik yang berakhlak mulia, berpengetahuan tinggi, taat kepada Tuhan, dan menjadi pribadi yang berkualitas.

Lembaga pendidikan kini disesuaikan dengan perkembangan peserta didik, menyelenggarakan proses belajar mengajar yang menarik dan efektif, penggunaan media pembelajaran yang berbasis teknologi, dilengkapinya sarana dan prasarana yang mendukung tujuan pembelajaran, serta melakukan evaluasi disetiap akhir proses belajar mengajar untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan peserta didik sebagai standarisasi pendidikan nasional.

Jika ditambahkan dengan nama Islam, maka tujuan lembaga pendidikan hendaknya membawa pada perubahan dan pembentukan kepribadian peserta didik yang berakhlak mulia dan mampu mengamalkan ajaran Islam dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, sebagai bentuk wujud orientasi keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sudah sewajarnya, lembaga pendidikan Islam memiliki pembelajaran yang berkualitas yang mampu berkompetisi dengan lembaga pendidikan lain.


(23)

Fenomena pendidikan yang berkembang dewasa ini patut menjadi perhatian bagi semua pihak, mulai dari pemangku kebijakan sampai pada elemen masyarakat terkecil. Pertama, Lembaga pendidikan di Indonesia, secara khusus lembaga pendidikan Islam sudah menunjukkan prestasi lembaga pendidikan yang unggul, namun belum merata di seluruh daerah. Kondisi lembaga yang belum merata ini bukan kesalahan total dari pihak penyelenggara pendidikan, namun keterlibatan pemerintah secara khusus Kementerian Agama dituntut untuk lebih kooperatif dan memperhatikan kondisi objektif lapangan agar lembaga pendidikan Islam merasa ada yang memayungi dan mendukung penuh fasilitas dan program pengembangan kualiatas pendidikannya.

Juga, lembaga pendidikan di Indonesia harus mendapat perhatian penuh dari pemerintah agar mampu berkembang dan maju secara signifikan. Salah satu poin kegagalan dalam mencapai proses pembelajaran adalah tidak konsisten menjalankan aturan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan yang bercorak atau bernuansa Islami harus terus membenahi diri dan mempraktikkan manajemen sekolah secara konsisten dan inovatif. Dengan konsisten dalam menjalankan aturan proses pembelajaran akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik, dan akan menyematkan citra lembaga yang berkualitas.

Menurut penulis, Lembaga yang bekualitas tentu di dalamnya terdapat sistem yang berkualitas, guru profesional, peserta didik yang aktif, lingkungan belajar yang kondusif, materi disajikan dengan cara yang menarik. Bila semua lembaga pendidikan di Indonesia mulai dari PAUD sampai Perguruan Tinggi memiliki kualitas pembelajaran, maka mimpi Indonesia menjadi Negara maju dan pendidikan terbaik bukan khayalan belaka. Majunya pendidikan di Indonesia ditentukan dari lembaga pendidikan yang berkualitas, dan didukung oleh kontribusi perhatian pemerintah tidak luput dari penyempurna capaian pendidikan. Untuk mengukur dan menilai lembaga berkualitas adalah melihat pembelajaran yang diterapkan di lembaga tersebut. Lembaga pendidikan yang berkualitas mensyaratkan memilih pondasi utama yaitu pembelajaran yang baik. Karena pada zaman serba canggih dan teknologi ini kualitas pembelajaran adalah suatu hal yang harus dimiliki disetiap lembaga pendidikan.


(24)

Lembaga berkualitas dengan pembelajaran yang baik sangat tergantung pada guru yang mengajarkan materinya. Guru harus membuat suatu pembelajaran yang baik dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, metode pengajaran yang menarik, dan sesuai dengan kebutuhan psikologis peserta didik. Beban guru di sini menjadi lebih berat karena ditangan guru lah terbentuk generasi masa depan peserta didik, jika pengajaran berlangsung baik tentu hasil yang diharapkan juga baik, namun bila guru dalam pengajarannya tidak profesional maka proses transfer ilmu tidak akan maksimal.

Kedua, Guru sebagai poros utama untuk melakukan perubahan dalam suatu pembelajaran, pendampingan dan pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik di lembaga pendidikan. Maka dari itu, guru harus mengupayakan untuk menemukan varian baru dalam menyampaikan informasinya kepada peserta didik yaitu dengan memberikan pembelajaran yang tepat dan berkualitas. Seperti menggunakan strategi pembelajaran, metode pembalajaran atau teknik pembelajaran.

Selain itu, pembelajaran yang dilakukan guru merupakan suatu hal yang menjadi perhatian penting bagi peserta didik, karena biasanya dalam pembelajaran itulah para peserta didik merekam apa saja informasi yang diterimanya, dan juga melihat bagaimana kebiasaan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Proses transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik juga harus dikorelasikan dengan sikap dan perbuatan yang dapat memberikan teladan bagi peserta didik, sehingga peserta didik mampu memahami dan lebih dari itu dia akan menjadikan guru tersebut sosok inspirasi dalam kehidupannya.

Telah banyak ide dan gagasan peserta didik, yang bermula dari semangat akan meniru dan mencontoh gurunya, karena baginya guru adalah sosok orang tua dan juga teman yang dapat membimbing dan menemukan jalan hidup dan cita-citanya di masa mendatang. Begitu besarnya peran guru bagi kehidupan peserta didik, maka menjadi sebuah kebobrokan pendidikan jika guru tampil tidak mencerminkan sebagai orang tua atau teman yang mengayomi, guru tidak memberikan bimbingan yang baik bagi peserta didik, tidak memberikan keteladanan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sudah menjadi keprihatinan peserta didik disuguhkan dengan penampilan dan penyampaian pembelajaran guru yang tidak membuatnya menjadi lebih baik.


(25)

Lebih dari itu, guru yang tidak meningkatkan kemampuan dan kompetensinya akan merugikan bagi dirinya sendiri, peserta didik, dan lembaga pendidikan. Salah satu faktor rendahnya kualitas lembaga pendidikan, secara khusus lembaga pendidikan Islam dikarenakan para guru yang tidak kompetensi dalam bidang pengajaran dan pedagogiknya. Tentu, ini akan memperburuk citra lembaga pendidikan Islam, baik dalam hal bersaing, merekrut peserta didik dan meyakinkan para orang tua/ wali peserta didik untuk menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan Islam, maupun dalam hal lulusan alumni yang kurang kompeten dan rendah dalam pengamalan ajaran Islam dalam kesehariannya.

Ketiga,Peserta didik adalah aset bangsa sebagai generasi penerus. Untuk itu, peserta didik harus diarahkan dan dibimbing dengan optimal oleh guru untuk membentuk kepribadian dan pengetahuan sebagai bekal dalam menjalani kehidupan dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Peserta didik yang mengeyam pendidikan merupakan bentuk usaha dalam peningkatan sumber daya manusia untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, sudah sangat tepat bila peserta didik diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dalam pembelajarannya. Negara Indonesia telah mewajibkan belajar Sembilan tahun dengan gratis, ini merupakan sebuah keseriusan pemerintah dalam menyiapkan generasi emas dengan memaksimalkan anak bangsa untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Hendaknya implementasi kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, atau lebih dari itu hendaknya regulasi tersebut diterapkan secara merata pendidikan dua belas tahun bagi anak bangsa di Indonesia, agar Negara ini maju dan dapat berkompetisi dengan Negara lain.

Dari penjabaran di atas, jelas bahwa peserta didik merupakan bagian terpenting dari jumlah penduduk di Negeri ini yang harus dibina, dibimbing dan diberikan fasilitas demi melengkapi potensinya dan memenuhi haknya terkait pendidikan. Namun, belakangan ini menjadi tontonan yang tidak baik di pentas Nasional, bahwa banyak kelakuan peserta didik yang di luar batas normal. Fenomena tersebut menjadi catatan buruk bagi kemajuan masa depan Indonesia. Kasus-kasus pelajar /mahasiswa (peserta didik) merupakan sebuah masalah yang harus segera diberikan solusi bagi penanganannya. Semua elemen masyarakat harus berpartisipasi bersama-sama dalam menjaga ketahanan nasional dengan


(26)

memberikan pengawasan dan edukasi bagi peserta didik agar tetap pada jalur yang baik.

Berikut beberapa kasus yang muncul, peserta didik di lembaga pendidikan melakukan tindakan yang tidak mencerminkan kepribadian baik, seperti tawuran, merokok, bahkan melakukan tindakan asusila. Data KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) tahun 2014 menyebutkan ada 1713 kasus terkait anak (pelajar/ remaja), diantaranya; klaster Agama dan Budaya (51 kasus), Pendidikan (157 kasus), dan Pornografi dan Napza (65 kasus) (Wawancara, 10 Januari 2014). Data ini merupakan masih dalam tataran pandangan gunung es, bisa jadi kasus yang direkap oleh lembaga peduli anak baru pada tataran atas saja.

Kejadian seperti ini akan terus berlanjut jika tidak dicarikan solusinya, itulah bagian potret pendidikan yang belakangan ini marak di Indonesia, maka perlu ada gerakan yang masif, secara khusus lembaga pendidikan membentuk pembelajaran yang berbasis pada penguatan nilai dan moral, sehingga dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dikemudian hari. Dengan memaksimalkan pendidikan dengan baik dan benar merupakan salah satu jalan untuk mengurangi potret pendidikan yang menurun.

Keempat, Materi pelajaran merupakan salah satu bagian

terpenting yang harus ada dalam pembelajaran. Komponen ini harus disusun dan dipetakan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penyusunan materi ini juga harus sesuai dengan kesepakatan institusi penyelenggara pendidikan dengan berdasarkan kurikulum yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, materi pelajaran harus benar-benar dapat dengan mudah dipahami dan diserap oleh peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan menjadi modalnya dalam melanjutkan pendidikan lebih tinggi serta pengamalan dalam kehidupan sehari-harinya.

Beberapa kasus seperti; guru yang belum memahami secara utuh konten materi, konten materi tersebut yang dirujuk dari kurikulum yang berganti, maka buku pelajaran juga berganti sehingga memberatkan bagi peserta didik untuk menyerap pengetahuan yang tertuang dalam konten materi tersebut. Secara khusus, pada pelajaran agama Islam, konten materi yang diberikan oleh guru tidak diimbangi dengan fenomena/kisah yang terjadi di kehidupan nyata atau guru tidak meneladankan sikap dari nilai-nilai Islam sehingga tampak terjadi kesenjangan antara konten materi dengan kepribadian guru, akhirnya peserta didik hanya mampu


(27)

memahami namun belum mampu mengaktualisasikan pengetahuan agama yang diperolehnya.

Kelima, Guru dalam memberikan materi pelajarannya haruslah dengan mengetengahkan cara-cara selama proses pengajarannya yang disebut dengan strategi pembelajaran. Setelah itu, guru dapat memilih metode penyampaian materi yang tepat dengan memperhatikan teknik/ langkah-langkah dalam menggunakan metode tersebut dalam penyampaiannya pengajarannya. Ketidakpedulian guru akan penggunaan strategi pembelajaran, metode dan teknik pengajaran dengan tepat akan berdampak pada rendahnya pencapaian pembelajaran. Karena ukuran mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada agar proses transfer pengetahuan dapat dilakukan dengan baik pada peserta didik. Strategi, metode, dan teknik harus menjadi perhatian pertimbangan bagi guru jika ingin mengoptimalkan pembelajaran demi terwujudnya kuliatas pendidikan dan peserta didik yang cerdas, berkepribadian serta berguna bagi bangsa.

Dalam situasi pembelajaran, sering muncul istilah untuk menjelaskan cara penyampaian informasi pada peserta didik, seperti istilah strategi, metode, dan teknik. “Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang dibentuk untuk mencapai tujuan pendidikan. Perencanaan tersebut termasuk di dalamnya metode dan pemanfaatan sumber daya yang ada guna mengefektifkan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 3).” Ini berarti, bahwa strategi pembelajaran lebih ditekankan pada pelaksanaan perencanaan pembelajaraan secara menyeluruh dari awal hingga akhir pembelajaran.

Sudah menjadi kewajiban guru untuk selalu meningkatkan keterampilan dan kompetensi dalam menyampaikan pembelajaran yang terbaik bagi peserta didiknya, mengajak berpikir dan bertindak dalam rangka pengembangan keahliannya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh O'Malley dan Chamot, bahwa “Strategi pembelajaran adalah berpikir secara khusus atau tindakan yang mengajak individu untuk ikut memahami secara menyeluruh, belajar atau mempertahankan informasi baru. Dalam Oxford mendefinisikan strategi belajar merupakan tindakan spesifik yang diambil oleh pelajar untuk belajar dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih menyenangkan, lebih mandiri, lebih efektif dan lebih dapat ditransfer dengan situasi baru (Alhaisoni, 2012: 116).”


(28)

Selain itu, dapat juga diketahui pengertian strategi pembelajaran, sebagai berikut :

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Sunhaji, 2008: 3). Dari pendapat di atas, dapat dimaknai bahwa strategi pembelajaran merangkum semua tentang penjelasan prosedur dari awal hingga akhir pembelajaran. Artinya, bahwa metode dan teknik juga digunakan dalam proses berlangsungnya pembelajaran. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran merupakan induk dari metode dan teknik pembelajaran. Dengan perumusan tujuan pembelajaran yang jelas, pemilihan strategi yang tepat lalu diimplementasikan ke dalam berbagai metode yang efektif dan teknik yang relevan dengan lingkungan pembelajaran.

Strategi pembelajaran dapat membentuk suatu pembelajaran yang berkualitas sehingga proses belajar mengajar dapat diikuti dengan mudah oleh peserta didik. Strategi pembelajaran perlu disusun dengan kajian dan analisa yang sesuai dengan lingkungan pendidikan dan juga memperhatikan bobot materi pelajaran. Hal tersebut dilakukan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan kondusif guna mewujudkan kreatifitas peserta didik yaitu semakin meningkatnya ilmu yang diperoleh sehingga dapat diamalkannya.

Untuk itu, dalam penelitian ini penulis memfokuskan pembahasan tentang strategi pembelajaran. Penulis beranggapan bahwa strategi pembelajaran merupakan perihal yang perlu untuk diketahui guru, mempelajari dan mempraktikkannya. Dan juga guru harus memiliki strategi pembelajaran yang tepat dan terukur dalam proses pembelajaran setiap lembaga pendidikan, secara khusus lembaga pendidikan Islam. Strategi pembelajaran tersebut dihubungkan dengan pelajaran PAI, dengan pengertian bahwa fokus penelitian tesis ini akan mengungkap strategi pembelajaran yang digunakan guru PAI dalam menyampaikan materi ajarnya.


(29)

Pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) yang diajarkan di sekolah menjadi objek kajian penulis, karena pelajaran PAI mengupas seputar perihal yang berhubungan dengan pemahaman dan pengamalan agama Islam. Tentu, peserta didik yang mendapatkan materi pelajaran PAI tidak hanya sekedar memahami pelajaran saja namun lebih pada pengamalan akan ajaran dan nilai-nilai agama Islam. Seyogyanya, guru PAI juga dapat menjadi teladan dan pemberi informasi yang utuh dan menarik kepada peserta didiknya, salah satunya ialah dengan penerapan strategi pembelajaran dengan baik.

Beberapa pemaparan tentang proses pembelajaran dalam satuan pendidikan, seperti guru, peserta didik, materi pelajaran, dan strategi pembelajaran. Memiliki permasalahan yang patut untuk ditemukan solusinya, baik dengan membandingkan suatu pembelajaran di satuan pendidkan dengan pendidikan lain, maupun dapat melihat, mempelajari, menganalisis dan mempelajari proses pembelajaran yang telah berhasil dilakukan, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran akan lebih mudah dan cepat.

Untuk itu, penulis memilih SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta menjadi objek kajian dalam penelitian tesis ini, urian-urian kronologis di atas akan dikombinasikan dan diujikan dengan landasan teori serta kejadian fenomena pembelajaran di sekolah tersebut. Dengan harapan, agar penelitian ini dapat relevan dengan melihat sejauhmana strategi pembelajaran yang dipakai para guru PAI di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta mampu membawa perubahan yang signifikan pada kepribadian (afektif), pemahaman (kognitif), dan aktifitas (psikomotorik) peserta didik sebagai salah satu perwujudan peningkatan mutu sekolah.

SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta memiliki visi menjadikan sekolah yang berprestasi, unggul, berbasis Iman dan Taqwa, serta mampu berdaya saing di tingkat global (http://www.smaalazhar1.sch.id/v1/home diakses 17 Mei 2014). Memiliki program 3 unggulan yaitu Pembinaan Kepribadian, Pembinaan Akademik dan Ekstrakurikuler. Program ini dilakukan untuk membentuk peserta didik sesuai dengan misi sekolah. Para peserta didik di SMA Islam Al-Azhar 1 merupakan kumpulan peserta didik cerdas berdasarkan hasil seleksi masuk yang ketat, sehingga nama sekolah ini menjadi maju karena prestasi-prestasi yang diraih baik tingkat Provinsi maupun Nasional. Lulusan atau alumni sekolah Islam ini banyak diterima di perguruan tinggi terbaik di Indonesia.


(30)

Dalam Disertasi Halfian Lubis, diterangkan mengenai penelitiannya bahwa SMA Islam Al-Azhar Jakarta memiliki tiga keunggulan utama terkait pengembangan metodologi pembelajaran, meliputi; pengembangan metode imtaq, active learning, dan pembelajaran dengan multimedia. Berikut ini diuraikan ketiga aspek keunggulan tersebut.

1. Pengembangan metode imtaq

Pengembangan metode imtaq merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan pada SMA Islam 1 Al-Azhar Jakarta. SMA Islam Al-Azhar Jakarta sejak awal telah melakukan inovasi khusus yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai tauhid dalam sistem pembelajaran. Metode integratif atau metode imtaq yang dikembangkan sekolah ini menarik untuk dijadikan objek kajian. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa metode ini mampu memadukan substansi ilmu dengan nilai-nilai keimanan. Karena sifat integrasinya, tidak mustahil metode ini dapat dijadikan model pengembangan sistem pembelajaran pada lembaga-lembaga pendidikan Islam di masa akan datang.

2. Pengembangan Student Active Learning

Para guru di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta kerap sekali menerapkan metode active learning dalam sistem pembelajarannya. Melalui penerapan metode ini, kelas menjadi fleksibel dan tidak kaku. Dalam menjalankan sebuah diskusi, para peserta didik sewaktu-waktu dapat memformat kelas dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang lebih efektif dan komunikatif. Melalui kegiatan seperti ini peran peserta didik memang lebih besar dalam melakukan pengalaman belajarnya sendiri. Guru lebih berperan hanya sebatas memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik, namun yang tetap aktif adalah para peserta didik itu sendiri.

3. Pembelajaran dengan multimedia

Dalam mendukung kegiatan pembelajaran, SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta telah mempersiapkan berbagai sarana seperti; infokus, tape, computer, internet, audiovisual, dan media pembelajaran lainnya. Guru-guru juga tidak harus menghabiskan semua waktu di dalam kelas, bisa membawa peserta didik ke ruang audiovisual (Lubis, 2008: 324-330).


(31)

Oleh karena itu, sekolah ini menjadi perhatian penulis untuk melakukan penelitian guna mengungkap seluruh aspek dan langkah-langkah gemilang SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta sebagai salah satu model atau contoh lembaga pendidikan Islam yang berkulitas bagi lembaga pendidikan Islam yang lain.

Hipotesa penulis, keberhasilan SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta dengan ditandainya keunggulan-keunggulan yang tampak tentu ini bermula dari strategi pembelajaran yang baik. Strategi pembelajaran yang baik adalah dipusatkan pada guru sebagai pendidik yang membimbing peserta didik dengan profesional. Salah satu bentuk pembimbingan yang berkualitas tersebut adalah penyampaian ilmu pengetahuan dengan menarik. Dan ini adalah suatu strategi pembelajaran yang berkualitas akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik pula sebagai lembaga terbaik.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti strategi pembelajaran yang dipakai guru PAI dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik sesuai dengan visi sekolah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.

B. Permsalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

a. Lembaga pendidikan yang berkualitas di Indonesia masih tergolong belum terlalu banyak. Terlebih lembaga pendidikan tersebut adalah lembaga pendidikan Islam.

b. Guru yang mengajar di lembaga pendidikan Islam menjadi poros pembentuk akhlak mulia bagi peserta didik. Namun pada kenyataannya, masih tampak lemahnya kompetensi dan profesional guru dalam mengelola pembelajaran. Hal ini akan berimbas buruk bagi peserta didik, sekolah bahkan guru itu sendiri.

c. Peserta didik adalah aset bangsa sebagai generasi penerus. Fenomena terjadi dewasa kini, banyak kasus muncul terkait anak, seperti tawuran, korban Napza, kejahatan seksual, dan lain


(32)

sebagainya. Hal ini menjadi catatan penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi melindungi dan mengedukasi anak/peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan potensinya.

d. Materi pelajaran yang diberikan pada peserta didik masih tergolong formalitas saja yang tidak membawa pada perubahan kepribadian peserta didik.

e. Strategi pembelajaran yang dipakai oleh guru menentukan keberhasilan dari proses pembelajaran dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta didik. Tanpa penggunaan cara-cara pembelajaran yang tepat, penggunaan strategi yang statis dan tidak variatif serta belum paham atau salah memilih strategi pembelajaran akan merugikan bagi peserta didik, sekolah bahkan bagi guru itu sendiri.

f. Metode dan teknik pembelajaran merupakan alat yang diperlukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada peserta didik, tanpa penggunaan metode dan teknik pengajaran dengan tepat berakibat pada rendahnya optimalisasi pengajaran sesuai tujuan pendidikan yang ditetapkan.

2. Batasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis tidak seluruhnya mengungkap masalah tersebut karena adanya keterbatasan konsep, waktu, dan dana yang dimiliki untuk melakukan penelitian, maka dari itu penulis membatasi fokus penelitian pada strategi pembelajaran, sehingga dapat dibentuk menjadi kalimat, sebagai berikut :

Strategi pembelajaran yang diterapkan guru PAI dalam memberikan materi pelajaran di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.

Dengan fokus penilian untuk mengungkap, menganalisis dan menjelaskan strategi pembelajaran yang diterapkan baik di dalam maupun di luar kelas sebagai bentuk proses pembelajaran yang menuju capaian tujuan pendidikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik.

3. Rumusan masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan guru PAI dalam menyampaikan materi pelajaran di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta?


(33)

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengungkap, menganalisis, dan menjelaskan strategi pembelajaran yang diterapkan guru PAI dalam menyampaikan materi pelajaran di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :

1. Sebagai bahan rujukan bagi para guru dan dosen dalam mendidik anak yang cerdas dan berakhlak mulia.

2. Sebagai pemberian informasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Agama serta SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta agar lebih mengembangkan program-program unggulan, atau jika terdapat kekurangan sesegera mungkin dapat membenahi dalam kaitannya dengan proses pengembangan program pembelajaran. 3. Sebagai bahan bacaan bagi para guru dan peserta didik untuk

mengedepankan nilai-nilai akhlak mulia dalam berinteraksi dalam proses pembelajaran.

4. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti lain untuk mengkaji secara mendalam konsep-konsep teoritik strategi pembelajaran yang berkualitas.


(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu strategi dan pembelajaran, yang masing-masing memiliki arti yang berbeda tentang penggunaanya dalam sistem pendidikan dan pengajaran yang diterapkan dalam satuan lembaga pendidikan. Maka dari itu, perlu untuk diuraikan definisi masing-masing kata untuk mendapatkan kepahaman utuh tentang makna dan kegunaannya.

Strategi berasal dari bahasa yunani, sebagai “kata benda” strategi memiliki asal kata strategos yaitu gabungan kata stratos (militer) dengan ago (memimpin), dan sebagai “kata kerja” memiliki asal kata stratego yaitu merencanakan. Selanjutnya, Mintzberg dan Waters berpendapat bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan (Majid, 2013: 3). Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa strategi adalah pola yang disusun dengan perencanaan yang matang untuk melakukan tindakan. Bila dihubungkan dengan dunia pendidikan, maka strategi berarti pola perencanaan yang disusun dengan sistematis dan komprehensif untuk terselenggaranya proses pendidikan dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pembelajaran merupakan asal kata dari belajar yang mendapat tambahan kata awalan pe- dan akhiran -an. Dapat maknai bahwa pembelajaran adalah proses membelajarkan atau tindakan rencana belajar. Selanjutnya, dalam Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 1, disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut penulis, pembelajaran merupakan perbuatan yang didasari atas rencana yang matang dan terukur dalam memberikan edukasi untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Artinya, ada upaya tindakan nyata dari guru untuk melakukan proses transfer ilmu kepada peserta didik sesuai dengan agenda rencana pembelajaran yang telah disusun terlebih dahulu.

Pada dasarnya, pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan/merangsang seorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran bermuara pada dua pokok, yaitu pertama, bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku


(35)

melalui kegiatan belajar, dan kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar (Majid, 2013: 5).

Dari pernyataan di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa pembelajaran berorientasi pada penyampaian ilmu pengetahuan yang membawa perubahan pada tingkah laku. Ini berarti, pembelajaran merupakan usaha penting yang perlu dilakukan dengan kesungguhan, agar setiap peserta didik yang mengikuti pembelajaran memperoleh pengetahuan yang merubah cara berpikir dan tindakannya menjadi lebih baik.

Sehingga dapat diketahui, bahwa strategi pembelajaran adalah formula perencanaan yang disusun secara sistematis dan komprehensif untuk mentrasfer ilmu pengetahuan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pernyataan ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya, bahwa “Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2011: 126).”

Dua hal yang patut dicermati dari pengertian strategi pembelajaran, “pertama, strategi pembelajaran merupakan rancangan tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk rancangan penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan (Sanjaya, 2011: 294).”

Titik pusat dari strategi pembelajaran adalah pada penyusunan atau perencanaan pembelajaran dengan baik, ini berarti strategi pembelajaran adalah usaha keras guru untuk menemukan langkah apa, siasat apa dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran dengan baik. Sudah terang di sini, bahwa strategi pembelajaran sangat penting untuk dimiliki oleh para guru, berikut beberapa kutipan definisi strategi pembelajaran :

“Strategi pembelajaran adalah siasat guru dalam mengefektifkan, mengefisiensikan, serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi antara peserta didik dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran (Riyanto, 2012: 132).” “Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana kegiatan pembelajaran


(36)

yang dirancang secara seksama sesuai dengan tuntutan kurikulum sekolah untuk mencapai hasil belajar peserta didik yang optimal, dengan memilih pendekatan, metode, media, dan keterampilan tertentu misalnya membelajarkan, bertanya dan berkomunikasi (Trianto, 2011: 82).”

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran ini merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam setiap pembelajaran di satuan pendidikan. Namun, perlu juga menjadi bahan kajian lebih lanjut yaitu melihat kesesuaian kondisi pada objek pendidikan. Ini berarti strategi pembelajaran yang disusun hendaknya juga mempertimbangkan aspek kondisi dan lingkungan agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai, seperti salah satunya dengan melihat latar belakang dan kondisi peserta didik, karena strategi pembelajaran dapat efektif di satu lembaga namun belum tentu pada lembaga pendidikan lain. Pandangan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Abuddin Nata yang menyebutkan, bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang terencana dan bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalam berdasarkan teori dan pengalaman tertentu (Nata, 2014: 206). “Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan langkah selanjutnya dari proses desain pembelajaran yakni bagaimana caranya menuju proses pembelajaran (Hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 140).”

Dari pernyataan di atas, langkah selanjutnya yang menjadi perhatian dari penerapan strategi pembelajaran ialah proses pembelajaran. Menurut penulis, para guru harus benar-benar mengamalkan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah disusun, sikap konsisten dan kontiniu, dan selalu belajar dari pengalaman sebelumnya agar proses pembelajaran yang dilakukan hari demi hari menjadi lebih baik dan menarik.

Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien (Wena, 2009: 2-3).


(37)

Jadi, streategi pembelajaran bukan sekedar pada tataran teori saja, tetapi memerlukan pengalaman atas situasi dan kondisi di lokasi penelitian. Strategi pembelajaran yang baik adalah langkah-langkah secara totalitas yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan ajar dengan menarik dan interaktif kepada peserta didik dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional.

B. Bentuk-bentuk Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran memiliki bentu-bentuk dalam proses pengamalannya di dalam pembelajaran yang sedang berlangsung, bentuk-bentuk inipun mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Maka dari itu, para guru juga perlu untuk mengetahui apa dan bagaimana pemakaian dari bentuk atau jenis strategi pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses penyampaian ilmu pengetahuan.

Strategi pembelajaran terbagi pada tiga jenis atau bentuk, yaitu : 1. Strategi pengorganisasian pembelajaran

Strategi pembelajaran ini termasuk pada mengorganisasi atau mengatur secara keseluruhan proses pembelajaran yang termasuk di dalamnya pembuatan catatan tentang kemajuan belajar peserta didik. 2. Strategi penyampaian pembelajaran

Strategi pembelajaran ini menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik, dan dalam bentuk struktur belajar mengajar yang disesuaikan.

3. Strategi pengelolaan pembelajaran

Strategi ini menekankan pada penjadwalan penggunaan setiap komponen pembelajaran (Isjoni, 2007: 4).

Dari tiga bentuk strategi pembelajaran di atas, penulis berpendapat bahwa bentuk tersebut sudah merupakan urutan yang baik dalam proses pembelajaran, hanya saja perlu ditambahkan dengan aspek evaluasi. Bolehlah penulis sebut dengan kata “strategi pengulangan pembelajaran”. Artinya, strategi ini menekankan pada pengulangan atau evaluasi dari pengamalan perencanaan pembelajaran, karena untuk mengadakan perbaikan dan perubahan memerlukan pengalaman pembelajaran yang dilakukan sebelumnya.


(38)

Berbeda dengan di atas, Rowntree dalam Wina Sanjaya menyampaikan bahwa strategi pembelajaran terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu :

1. Strategi penyampaian penemuan

Strategi pembelajaran ini dengan memberikan bahan pelajaran kepada peserta didik dalam bentuk jadi dan peserta didik diupayakan untuk menguasai bahan pelajaran tersebut.

2. Strategi pembelajaran kelompok

Strategi pembelajaran ini dilakukan secara beregu, dimana sekelompok peserta didik diajarkan oleh seorang atau beberapa guru. Bentuk kelompok tersebut dapat berbentuk pembelajaran kelompok besar atau kelompok kecil. Kelemahan strategi pembelajaran kelompok adalah tidak memperhatikan kecepatan belajar secara individual karena setiap individu dianggap sama. Sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh peserta didik yang memiliki kemampuan standar, dan sebaliknya peserta didik yang memiliki kemampuan rendah akan tersingkirkan oleh peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi.

3. Strategi pembelajaran individual

Strategi pembelajaran ini lebih diutamakan bagi peserta didik yang melakukan belajar secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan belajar peserta didik sangat ditentukan oleh kemampuan individu peserta didik yang bersangkutan (Sanjaya, 2012: 128-129).

Dari pendapat di atas, dapat ketahui bahwa bentuk strategi pembelajaran yaitu berpusat pada peserta didik, yang mana guru hanya menjadi fasilitator dan evaluator terhadap hasil karya peserta didiknya.

Beberapa fenomena yang tidak baik yaitu adanya guru yang menganggap strategi pembelajaran bukanlah suatu hal yang penting untuk dipakai, mereka beranggapan bahwa penyampaian materi cukup dengan pembelajaran yang biasa dilakukan saja, sehingga peserta didik kurang paham akan materi pelajaran atau bahkan peserta didik merasa bosan dengan cara mengajar yang disampaikan guru.

Strategi pembelajaran yang tepat guna dan tepat fungsi selain dapat memberikan pemahaman dan pengalaman yang baik bagi guru juga menjadi hal yang baik bagi pemahaan peserta didik, maka sudah sewajarnya bagi guru untuk selalu berlatih diri dan belajar memahami berbagai bentuk strategi pembelajaran yang ada. Apalagi pada zaman


(39)

dewasa ini, para guru dituntut untuk mengimbangi pola dan perkembangan peserta didik di tengah informasi dan teknologi yang terbuka luas, agar nantinya materi pelajaran tetap menjadi hal yang terbaik dan menarik bagi kebutuhan peserta didik dalam belajarnya.

Dalam artikel Saskatchewan Education dikemukakan bahwa strategi pembelajaran terbagi menjadi lima bentuk, yaitu :

1. Strategi pembelajaran langsung

Strategi ini berpusat pada guru, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan. Strategi ini efektif digunakan untuk memperluas informasi dan mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.

2. Strategi pembelajaran tidak langsung

Strategi ini lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam melakukan observasi dan pembentukan hipotesis, sedangkan guru menjadi fasilitator yang merancang kondisi belajar menjadi menyenangkan dengan melibatkan seluruh peserta didik agar aktif memberikan umpan balik dalam pembelajaran.

3. Strategi pembelajaran interaktif

Strategi ini berbentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik, dengan dikembangkan rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif, seperti diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, dan kerja kelompok.

4. Strategi pembelajaran melalui pengalaman

Strategi ini berpusat pada peserta didik dan berorientasi pada aktivitas. Strategi ini menekankan pada proses belajar bukan pada hasil belajar, sehingga guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas dengan metode simulasi, maupun di luar kelas dengan metode observasi, metode karyawista guna memperoleh gambaran pendapat umum.

5. Strategi pembelajaran mandiri

Strategi ini bertujuan membangun inisiatif individu, perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru (Majid, 2013: 11-12).

Pada poin pertama di atas, penulis mengkorelasikan strategi pembelajaran langsung sama seperti yang dikemukan oleh kaum esensialis. Konsep pendidikan esensialis memfokuskan pada


(40)

pembelajaran yang melatih peserta didik dapat berkomunikasi dengan jelas dan logis, seperti membaca menulis, berhitung. Oleh karena itu, guru memiliki faktor lebih dan bertanggungjawab. “Menurut filsafat esensialisme, pendidikan sekolah harus bersifat praktis dan memberi pengajaran yang logis yang mempersiapkan untuk hidup mereka, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-kebijakan sosial (Ma’ruf, 2014: 94).”

Dapat dimaknai bahwa konsep pendidikan esensialis menekankan pada ketetapan melaksanakan nilai-nilai budaya atau kebiasaan yang telah ada, tentu kebiasaan ini adalah kebiasaan positif yang membawa manfaat bagi peserta didik, guru, dan lembaga pendidikan. Jika dihubungkan dengan pelajaran PAI, melalui konsep ini hendaknya guru yang memakai strategi pembelajaran langsung mengajak peserta didik untuk memahami dasar dan prinsip akan nilai-nilai ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan pada poin kedua sampai kelima merupakan bentuk dari konsep pendidikan konstruktivis. Konsep konstruktivis menekankan pada aktivitas peserta didik, lebih melihat pada aspek proses bukan pada hasilnya. Guru harus memberikan ruang kreativitas dan bimbingan bagi peserta didik, karena pencapaian dalam pembelajaran sesungguhnya tergantung pada intensitas dan kuantitas belajar peserta didik tentang suatu hal. “Menurut falsafat konstruktivis, satu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peseta didik harus aktif membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya (Silaban, 2006: 7).”

Dapat dimaknai bahwa konsep pendidikan kontruktivis sejalan dengan strategi pembelajaran yang diuraikan di atas. Penggunaan strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas dan proses belajar peserta didik akan mampu membentuk pengetahuan dan pemahaman yang utuh atas suatu materi pelajaran. Secara khusus dalam pelajaran PAI, konsep konstruktivis atau strategi pelajaran yang digunakan guru sepatutnya sudah mengarahkan peserta didik untuk memahami proses pelajarannya dan mengamalkan pelajaran agama melalui pembiasaan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Dari kutipan artikel di atas tentang strategi pembelajaran, penulis berpendapat bahwa lima bentuk strategi pembelajaran tersebut merupakan bentuk yang patut diketahui oleh guru dalam merencanakan


(41)

pembelajarannya di dalam kelas, agar tujuan pendidikan yang ditetapkan dapat tercapai. Menurut penulis, bentuk strategi pembelajaran terdiri dari empat bentuk, yaitu :

1. Strategi penemuan pembelajaran

Strategi ini menekankan pada sikap dan usaha guru untuk berkreasi dan kreatif menemukan ide dan mengkombinasikannya dengan pengalaman yang didapat dalam pembelajaran yang berlangsung. 2. Strategi proses pembelajaran

Strategi ini menekankan pada rutinitas pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung, bagi guru harus tetap menjalankan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, berkomitmen pada penyampaian pengetahuan agar terwujudnya pemahaman yang utuh bagi peserta didik sehingga dapat memberikan perubahan ke arah yang baik.

3. Strategi pengulangan pembelajaran

Strategi ini menekankan pada pengulangan atau evaluasi dari pembelajaran yang telah dilakukan, agar di hari berikutnya dapat melakukan pembelajaran dengan baik dan menarik.

4. Strategi berkelanjutan pembelajaran

Strategi ini menekankan pada upaya guru untuk tetap membimbing dan memantau perkembangan pengetahuan peserta didik, dalam hal implementasi dari pengetahuan yang diperolehnya.

C. Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran memerlukan prinsip belajar dan pembelajaran. Artinya, ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, seperti perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, penguatan, umpan balik, dan perbedaan individual (Masitoh dan Laksmi, 2009: 8). Prinsip tak ubahnya seperti sebuah pegangan atau ciri khas yang tetap ditampakkan dalam suatu hal. Dengan pengertian bahwa, prinsip dalam pembelajaran merupakan kriteria atau simbol yang harus tetap dipegang dan dijalankan sesuai dengan perencanaan pembelajaran.

Prinsip-prinsip strategi pembelajaran merupakan perihal yang perlu diketahui oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik, karena tidak semua tujuan pembelajaran dan keadaan peserata didik dapat digunakan dengan memakai satu prinsip


(42)

pembelajaran saja. Karena, setiap strategi pembelajaran memiliki ciri khas tersendiri. Berikut prinsip-prinsip umum dalam penggunaan strategi pembelajaran :

1. Orientasi pada Tujuan

Tujuan merupakan komponen utama yang perlu diperhatikan dalam sistem pembelajaran. Semua komponen pembelajaran bermuara pada tujuan yang telah ditentukan secara sistematis dan terukur. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran maka akan mempermudah guru untuk menentukan strategi pembelajaran apa yang tepat digunakan dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.

2. Aktivitas

Prinsip ini menekankan pada guru untuk lebih memperhatikan peserta didik dalam hal pengamalan atau aktivitas belajar yang dilakukan. Strategi pembelajaran diupayakan dapat mendorong aktivitas peserta didik, baik aktivitas fisik dengan memberikan pekerjaan tugas yang mendorongnya melakukan pergerakan maupun aktivitas psikis yang mempertebal rasa percaya diri dan memiliki mental yang kuat dalam mewujudkan peserta didik yang aktif dan kreatif.

3. Individualitas

Prinsip ini berlaku pada strategi pembelajaran adalah dengan menekankan pada aspek proses yang memperhitungkan keberhasilan pembelajaran. Guru harus memetakan dengan baik agar masing-masing peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan tuntas dan membawa pemahaman dan perubahan. Karena, inti dari memberikan pembelajaran adalah perubahan perbaikan dimasing-masing individu peserta didik.

4. Integritas

Strategi pembelajaran dengan memakai prinsip integritas akan membawa pada perubahan perbaikan peserta didik secara totalitas. Integritas yang dimaksud yaitu upaya melaksanakan pembelajaran secara menyeluruh yang di dalamnya terdapat aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Sehingga, strategi pembelajaran ini dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik secara terintegrasi (Sanjaya, 2012: 131-133).

Dari uraian di atas, dapat dimaklumi bahwa prinsip strategi pembelajaran berperan penting dalam pengamalan perencanaan pembelajaran. Prinsip tersebut menjadi batasan dan sikap yang harus


(43)

selalu dijaga dan dioptimalkan agar pembelajaran yang diselenggarakan berjalan dengan efektif, efisien, dan kondusif.

Menurut penulis, ada dua prinsip strategi pembelajaran yang perlu menjadi pertimbangan bagi guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran, yaitu :

1. Konsistensi pembelajaran

Konsistensi di sini menekankan pada optimalisasi aktivitas pembelajaran dengan sungguh-sungguh, menjalankan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat, dan bersikap terbuka terhadap masukan dan informasi dari luar demi perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kontinuitas pembelajaran

Prinsip ini merupakan sebagai bentuk tanggungjawab guru untuk tetap melakukan bimbingan dan arahan pada peserta didik. Dengan perkataan lain, prinsip ini adalah sikap penyempurnaan pembelajaran untuk memastikan bahwa peserta didik dapat memahami dan mengamalkan pengetahuan yang telah diperolehnya.

D. Komponen Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran memiliki komponen-komponen pembelajaran yang perlu diketahui oleh para guru untuk memaksimalkan penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang dipilih. Artinya, ada pengetahuan lanjutan tentang pemanfaatan strategi pembelajaran ketika mengetahui seluk beluk strategi itu sendiri.

Komponen-komponen strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya. Pengelompokkan ini dapat dilakukan berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran (Iskandarwassid dan Dadang, 2011: 22). Dengan adanya pengelompokkan dengan sejenis akan memudahkan bagi guru untuk mengelola pembelajaran menjadi lebih baik dan kondusif.

Menurut Abuddin Nata, komponen-komponen strategi pembelajaran terbagi menjadi empat bagian, yaitu :

1. Penetapan perubahan yang diharapkan

Penetapan perubahan ini dimaksudkan dengan adanya usaha secara terencana dan sistematis yang ditujukan untuk mewujudkan adanya


(44)

perubahan pada diri peserta didik, baik pada aspek wawasan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan sebagainya.

Artinya, guru harus sudah memetakan aspek perubahan bagi peserta didik ketika memperoleh pengetahuan, tentu permasalahan ini tidak mudah, maka butuh kesungguhan guru untuk benar-benar memaksimalkan usaha interaksi edukasinya bagi peserta didik, agar tujuan yang telah ditetapkan dan dipetakan dapat tercapai.

2. Penetapan pedekatan

Pendekatan adalah sebuah kerangka analisis yang akan digunakan dalam memahami suatu masalah. Pendekatan ini terkadang menggunakan tolok ukur sebuah disiplin ilmu pengetahuan, tujuan yang ingin dicapai dan langkah-langkah yang akan digunakan, atau sasaran yang dituju.

Menurut penulis, pendekatan tersebut merupakan cara pandang seorang guru dalam memahami dan memberikan solusi dari masalah yang muncul. Pendekatan ini harus pula dilakukan dengan melihat kronologis peserta didik, lingkungan belajar, dan kesiapan guru sendiri dalam memberikan pembelajaran dengan baik dan menarik. 3. Penetapan metode

Penetapan dan penggunaan metode selain harus mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, juga harus memperhatikan bahan pelajaran yang akan diberikan, kondisi peserta didik, lingkungan, dan kemampuan dari guru itu sendiri. Metode tertentu mungkin hanya cocok buat sasaran peserta didik dan lingkungan tertentu, namun belum tentu cocok bagi peserta didik dan lingkungan yang lain. 4. Penetapan norma keberhasilan

Menetapkan norma keberhasilan dalam suatu kegiatan pembelajaran merupakan hal yang penting, untuk menjadi pegangan guru dalam menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru dapat diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi (Nata, 2014: 210-214).

Dalam poin ke-3, dapat pula ditambahkan dengan penjelasan metode seperti berikut “Metode pembelajaran mempunyai kedudukan yang penting bagi guru dalam menyampaikan bahan pelajarannya, karena kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka


(45)

berpikir seperti ini memang betul-betul harus dipikirkan oleh guru (Djamarah dan Aswan, 2010: 72).”

Menurut penulis, keberhasilan suatu pembelajaran sangat tergantung dari aktivitas yang dilakukan oleh guru, maka dari itu disamping memilih metode, teknik, media pembelajaran, juga perlu menetapkan norma keberhasilan dari semua aktivitas yang dilakukan. Ini penting untuk menjadi perhatian, karena dengan adanya evaluasi maka dapat diketahui sejauhmana strategi pembelajaran itu efektif dilakukan selama proses pembelajaran.

Seyogyanya, guru harus memahami strategi pembelajaran yang akan dipakai di dalam kelas, pemahaman yang secara utuh ini merupakan kajian keseluruhan yang harus dipersiapkan guru sebelum memberikan materi pelajaran kepada peserta didik. Maka sudah sangat tepat, jika strategi pembelajaran merupakan faktor penting keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen strategi pembelajaran dimaknai dan pahami secara mendalam dan dipakai dengan optimal agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Strategi pembelajaran hanyalah salah satu komponen dari kebijakan yang terdiri dari banyak unsur: penetapan tujuan, perencanaan strategis, pemantauan, pengetahuan, manajemen waktu, efisien, hasil keluaran, minat ketertariakan, evaluasi dan pengembangan diri, umpan balik, dan lain lain (Kavaliauskiene and Kaminskiene, 2009: 159). Keterangan ini menunjukan bahwa strategi memiliki banyak turunan atau unsur implementasi, maka kompetensi seorang guru dituntut untuk bisa memahami dan menjalankan praktik pembelajaran dengan strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungan pendidikan.

Sedangkan Dick dan Carey menjelaskan empat komponen dalam strategi pembelajaran, yaitu :

1. Rangkaian/ keurutan dan pengelompokkan konten 2. Komponen belajar, teridiri dari :

a. Mendapatkan perhatian peserta didik

b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada peserta didik

c. Merangsang pengulangan kembali pelajaran sebelumnya sebagai prasyarat belajar materi lanjutan

d. Menyajikan material ajar

e. Menyediakan bimbingan belajar f. Membangun kinerja (praktik)


(46)

g. Memberikan umpan balik h. Menilai kinerja

i. Meningkatkan retensi dan transfer 3. Pengelompokkan peserta didik

4. Pemilihan media dan sistem pengajaran, teridiri dari : a. Pemilihan media untuk domain belajar

b. Pemilihan media (ketersediaan media) c. Kondisi belajar (Majid, 2013: 47-61)

Pendapat di atas, komponen strategi pembelajaran sudah terurut dengan baik, mulai dari pengelompokkan konten, menyiapkan metode dan teknik pembelajaran, mengkondisikan peserta didik, dan melakukan pembelajaran dengan media untuk memudahkan dalam penyampaian materi pelajaran. Komponen tersebut di atas, merupakan satu sistem dalam mewujudkan tujuan pembelajaran.

Begitu luasnya strategi pembelajaran maka sudah menjadi keharusan bagi guru untuk menyiapkan semua pembelajarannya dengan baik. Beberapa komponen strategi pembelajaran yang dapat dilihat yaitu “Strategi pembelajaran merujuk pada teknik, perilaku, tindakan, proses berpikir, pemecahan masalah, atau kemampuan belajar yang dilakukan oleh pelajar agar belajar lebih mudah, lebih cepat, lebih mandiri, lebih efektif, dan lebih ditransfer ke situasi baru dan memungkinkan lebih mandiri, otonom, belajar seumur hidup (Abhakorn, 2008: 191).”

Juga pendapat Dick dan Carey tentang komponen strategi pembelajaran, yaitu :

1. Kegiatan pembelajaran pendahuluan

Kegiatan peserta didik perlu mendapat perhatian dari guru, secara khusus sebelum memulai menerima informasi yang lebih mendalam. Maka bagi guru, perlu memberikan gambaran-gambaran materi yang akan disampaikan, yang disertai dengan membaca doa dan motivasi pada peserta didik agar lebih semangat dan serius dalam menerima pelajaran.

2. Penyampaian informasi

Guru hendaknya memberikan informasi dengan mudah dan jelas pada peserta didik, dan diupayakan agar dalam penyampaian materi pelajaran dengan menarik serta mengkondusifkan isi kelas.


(1)

KOMITE SMA ISLAM AL-AZHAR 1 JAKARTA

Di Lingkungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, Komite Sekolah di kenal dengan nama Jam'iyyatul Walidain. Jam'iyyahmerupakan sebuah organisasi orang tua resmi yang ada di sekolah yang berfungsi dan berperan sebagai wadah komunikasi dan silahturahmi antara orang tua peserta didik, sekolah, dan pengurus yayasan.

No Jabatan Nama

1 Ketua Cut Mitha D. Purba

2 Wakil Ketua Rosa Maria Ulfa

3 Sekretaris 1. Indra Susiana Soemarsono 2. Nurul Fauzia lubis

4 Bendahara 1. Like Lestari

2. Adriati Sofyan

5 Seksi Pendidikan 1. Wiwin Rela Bhinokasih 2. Amand

6 Seksi Dakwah 1. Wardani Kromodihardjo 2. Nin

7 Seksi Sosial 1. Meurah Gustina Putri 2. Ketut Sutari Suweca 3. Elvi Rahmi Nasrul 4. Myrna Devi Armaya

8 Seksi Dana 1. Nany Santoso

2. Sarmiati Moch. Djoeri 3. Ratih Widyastuti


(2)

Daftar Peserta Didik SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta Angkatan 2014 Yang Telah Diterima sebagai Mahasisa di Perguruan Tinggi Negeri No. Nama Angkatan Universitas Jurusan

1 Aviah Al-Jufri 2014 UI ILMU POLITIK

2 Dawud Sabilur Razaq 2014 UI FISIKA

3 Satrio Adi Arifianto 2014 UI TEKNIK MESIN

4 Siti Leah Latifa 2014 UI MATEMATIKA

5 Zsuryanuti Dirgantara Perdana 2014 UI TEKNIK SIPIL 6 Gita Fahrizha Nadia Fitri 2014 UI PSIKOLOGI 7 Muhammad Sabilal Rasyad 2014 UI HUKUM

8 Nadya Athira 2014 UI HUKUM

9 Naufal Rakhaviansyah 2014 UI PSIKOLOGI

10 Ray Ryan 2014 UI AKUNTANSI

11 Arya Maulana Ichsan 2014 UI KIMIA

12 Dimasta Juniar 2014 UI ILMU KOMPUTER

13 Harits Abdurrahman 2014 UI TEK METALURGI 14 Muhammad Ryo Tjokrosoedomo 2014 UI BIOPROSES 15 Nadya Saarah

Amelinda 2014 UI PPKB

16 Nadya Valerie Shanaz 2014 UI SASTRA

INGGRIS

17 Rafi Hadyanda 2014 UI HUKUM

18 Randa Kelvin 2014 UI TEK MESIN

19 Ryandito

Prawirotomo 2014 UI TEK SIPIL

20 Safira Permatasari 2014 UI ARSITEKTUR

21 Astrid Safiera Pradipta 2014 UI AKUNTANSI

22 Izhhar Aufar Azhari 2014 UI ADMIN NIAGA

23 Maisan Ramadhani 2014 UI AKUNTANSI


(3)

25 Arum Cahyanurani Setyabra 2014 UI METALURGI 26 Fatharani Azmi Nadhira 2014 UI FKM

27 Fathullah Aryo Nareswara 2014 UI TEK ELEKTRO 28 Randy As'ad Pradana 2014 UI TEK SIPIL

29 Vadhel Iqbal 2014 UI TEK INDUSTRI

30 Cynthia Yunita Ilyas 2014 UI Hukum

31 Sarah Nabila 2014 UI ARSITEKTUR

32 Bella Khansa Permatasari 2014 UI HUKUM 33 Naufal Luthfi Werdiantoro 2014 UI TEKNIK SIPIL 34 Fatharani Azmi

Nadhira 2014 UI FKM

35 Randy As'ad Pradana 2014 UI TEK SIPIL

36 Cynthia Yunita Ilyas 2014 UI Hukum

37 Vadhel Iqbal 2014 UI TEK INDUSTRI

38 Sarah Nabila 2014 UI ARSITEKTUR

39 Bella Khansa

Permatasari 2014 UI HUKUM

40 Naufal Luthfi

Werdiantoro 2014 UI TEKNIK SIPIL

41 Naufal Mukhsin 2014 UI TEKNIK ELEKTRO 42 Bimo Prabowo Reksoprodjo 2014 UI INT ILMU KOMPUTER

43 Putri Larasati 2014 UI INT ARSITEKTUR

44 Vicky Andryanda

Pratama 2014 UI INT ILMU EKONOMI

45 Fajar Setiawan 2014 UI INT EKONOMI

46 Muhammad Iqbal Irfani 2014 UI INT EKONOMI

47 Amanda Aretha 2014 UI INT AKUNTANSI

48 Assyifa Szami Ilman 2014 UI INT ILMU EKONOMI 49 Damar Widhiwidhana Moeljo 2014 UI INT HUKUM

50 Irham Aditama Brata

Sudirdja 2014 UI INT EKONOMI


(4)

52 Ikra Setya Utama 2014 ITB FTTM 53 Naufalia Widari

Khairunnisa 2014 ITB FTSL

54 Rifadi Putra Ilham 2014 ITB SBM

55 Amira Maulina 2014 ITB STEI

56 Ghinanda Dhiva

Octavian 2014 ITB FARMASI

57 Tri Bagus Prabaswara 2014 ITB FITB 58 Yasser Apriliano Yosandi 2014 ITB FTI

59 Arantha Alya Putri 2014 ITB SBM

60 Muthiadina Armaya Lubis 2014 ITB SBM

61 Agam Viandi 2014 ITB FTI

62 Zahra Rahmadhani Indraputri 2014 ITB SITH

63 Bima Riandiza 2014 ITB SBM

64 Dania Laksmitasari 2014 ITB SBM

65 Ayasha Cecilia Nadira 2014 ITB , UI FTSL, EKONOMI

66 Sarah Rizkina 2014 ITB, UGM SBM,

AKUNTANSI 67 Muhammad Rafif

Anas 2014 ITB, UI SBM, HUKUM

68 Dean Kemal Aulia Rahman 2014 ITB, UI FTTM, TEK KIMIA 69 Muhammad Fikri Rojal Izza 2014 ITS ARSITEK 70 Xena Ratih Esperanza 2014 ITS TEK SIPIL 71 Farra Khairunisa

Ekaputri 2014 UGM -

72 Fergie Febrina 2014 UGM TEK KIM

73 Irhaz Anandia 2014 UGM Akuntansi

74 Ismah Shabrina 2014 UGM Int Akuntansi

75 Fikri Averous 2014 UGM, UI Geologi, Tek Kim 76 Jewaqa Brako

Muzakki 2014 UIN FK

77 Vianca Samara

Andhary 2014 UIN FK

78 Btari Istighfarrah P


(5)

79 Afina Wivi 2014 Unair Hukum

80 Zalfa Karimah 2014 UNAIR,

ITS FKG, TEK SIPIL 81 Dyah Anisa Aprilani 2014 UNBRAW FK

82 Ganis Farahiya 2014 UNBRAW DESIGN

83 Betari Fadhila 2014 UNBRAW PSIKOLOGI

84 Faizin Mulia Rizkika 2014 UNPAD GEOLOGI 85 Lastari Maulidya Hamida Avianto 2014 UNPAD FK

86 Muh. Daffa Hammam

Syaiful 2014 UNPAD MANAGEMENT

87 Muhammad Ilyasa Dwiputra 2014 UNPAD AKUNTANSI

88 Rifqi Aulia Zaki 2014 UNPAD -

89 Raka Karim Ramaputra 2014 UNPAD ILMU KOMPUTER

90 Adnan Alija Hamadi 2014 UNPAD AGROTEKNOLO

GI 91 Khansaa'ziz Fathima 2014 UNPAD,

UGM KOMUNIKASI

92 Alya Listari 2014 UNRI AKUNTANSI

93 Muhammad Zean Raka Buana 2014 UNS TEK SIPIL 94 Dhiya Ulhaq Santoso 2014 STAN -

95 Asya Lestizia 2014 TELKOM -

96 Mochammad Iman Fahri 2014 TELKOM TEK FISIKA 97 Taradharani

Wikantiananda 2014

UDAYAN

A KEDOKTERAN

98 Rivansyah Putra 2014 UNDIP EKONOMI

SYARIAH Sumber : http://www.smaalazhar1.sch.id/student/state/2


(6)

BIODATA DIRI

Nama saya Dinil Abrar Sulthani, lahir pada hari Rabu 07 Februari 1990 di Desa Bangun Jati, Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Saya menempuh pendidikan pertama di SD Negeri 105318 Bangun Tobing tamat tahun 2001, lalu melanjutkan pada jenjang SMP Swasta Desa Maju tamat 2004. Selanjutnya menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah (MA) Swasta Al-Washliyah Kec.Bangun Purba tamat tahun 2007. Setelah tamat MA, saya merantau ke Provinsi Jambi selama 1 tahun bekerja serabutan untuk menambah pengalaman hidup. Tahun 2008, saya memutuskan hijrah ke Kota Padang Sumatera Barat melajutkan jenjang Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB). Saya aktif berorganisasi dalam dan luar kampus seperti menjadi Ketua Umum IMM FAI 2010, Kepala Provost Menwa UMSB 2009-2010, dan Ketua Umum PW IPM Sumatera Barat 2010-2012. Mengikuti berbagai organisasi tidak melalaikan saya untuk tetap fokus dalam menyelesaikan studi, Alhamdulillah saya tamat 3,5 tahun, IPK 3,82 dengan predikat Kumlaude.

Tahun 2013, saya meneruskan perantauan ke Jakarta melanjutkan jenjang Strata 2 (S2) pada Program Magister Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sambil kuliah, saya berkerja di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Pusat dengan posisi Asisten Komisioner pada tahun 2013-2014, dan juga aktif menjadi Ketua Pimpinan Pusat IPM periode 2012-2014. Di tengah banyaknya aktivitas yang ditekuni, studi tetap menjadi prioritas utama dalam hidup saya. Alhamdulillah saya tamat 2 tahun, IPK 3,71 dengan perdikat Kumlaude, dan berhak menyandang gelar M.Pd.I

Semoga saya dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan memberikan manfaat bagi agama dan bangsa. Amin.