b
Kredit tidak terorganisasi, diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang ataupun badan yang tidak resmi memberikan kredit.
g Berdasarkan negara asal kreditur :
a
Kredit domestik, merupakan kredit yang kreditur atau kreditur utamanya berasal dari dalam negeri.
b Kredit luar negeri, kreditur atau kreditur utamanya berasal dari luar negeri.
h Berdasarkan jumlah kreditur :
a
Kredit dengan kreditur tunggal merupakan kredit yang krediturnya satu orang atau satu badan saja.
b Kredit sindikasi merupakan kredit dimana pihak krediturnya terdiri dari beberapa
badan hukum dan biasanya salah satu diantaranya bertindak sebagai lead creditor.
7. Prinsip-prinsip Perkreditan
Peluncuran kredit oleh suatu bank mestilah dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip yaitu :
3. Prinsip kepercayaan
Sesuai dengan kata-katanya kredit berarti kepercayaan, maka setiap pemberian kredit harus dibarengi kepercayaan. Yakni kepercayaan dari kreditur akan bermanfaatnya kredit
bagi debitur sekaligus kepercayaan oleh kreditur bahwa debitur dapat membayar kembali kredit.
4. Prinsip kehati-hatian
Untuk bisa memenuhi unsur kepercayaan, oleh kreditur mesti melihat apakah calon debitur memenuhi berbagai kriteria yang biasanya dilakukan terhadap pemberian suatu
kredit. Prinsip kehati-hatian dilakukan melalui berbagai usaha antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a Pengawasan baik oleh bank itu sendiri maupun oleh pihak luar misalnya Bank
Sentral. Pasal 29 ayat 2 Undang-undang No. 13 Tahun 1968 dengan tegas menyebutkan Bank Sentral yaitu Bank Indonesia wajib mengadakan pengawasan
terhadap urusan kredit, maka berdasarkan itu BI menetapkan batas maksimum pemberian kredit terhadap orang atau kegiatan atau kelompok peminjam tertentu
sesuai dengan pasal 11 Undang-undang No. 7 tahun 1992. b
Keharusan adanya jaminan hutang dalam pemberian kredit, menurut penjelasan pasal 8 Undang-undang No. 7 Tahun 1992 agunan hanya merupakan salah satu unsur
dalam pemberian kredit, jadi jika unsur-unsur lain telah memberikan keyakinan maka agunan tetap diwajibkan tetapi dapat berbentuk barang, proyek atau hak tagih yang
dibiayai oleh kredit dengan yang bersangkutan. Agunan berupa barang, proyek dan tagihan yang dibiayai oleh kredit yang bersangkutan sering dikenal dengan agunan
tambahan.
5. Prinsip penilaian terhadap kepribadian debitur
Penilaian terhadap karakter kepribadian dari calon debitur perlu karena watak yang jelek akan menimbulkan perilaku yang jelek pula, perilaku ini termasuk tidak membayar
hutang karena itu sebelum kredit diluncurkan harus terlebih dahulu ditinjau apakah calon debitur berkelakuan baik, tidak terlibat tindakan kriminal, bukan merupakan penjudi,
pemabuk.
6. Prinsip penilaian terhadap kemampuan bisnis debitur
Seorang calon debitur harus mempunyai kemampuan bisnis, sehingga dapat diprediksikan kemampuan untuk melunasi hutang.
7. Prinsip penilaian terhadap modal debitur
Permodalan dari suatu kreditur juga merupakan hal yang penting diketahui oleh calon kreditur karena permodalan dan kemampuan keuangan dari seorang debitur akan
Universitas Sumatera Utara
mempunyai korelasi langsung dengan tingkat kemampuan membayar kredit dapat diketahui lewat laporan keuangan perusahaan debitur.
8. Prinsip penilaian terhadap kondisi perekonomian
Kondisi perekonomian secara makro dan mikro merupakan faktor penting pula untuk dianalisa sebelum suatu kredit diberikan, terutama yang berhubungan langsung dengan
bisnis pihak debitur. Misalnya jika bisnis debitur adalah di bidang bisnis yang selama in diproteksikan atau diberikan hak monopoli oleh pemerintah mendapat perubahan
dimana pemerintah mencabut proteksi tersebut maka pemberian kredit terhadap perusahaan tersebut mesti ekstra hati-hati.
9. Prinsip pengawasan terhadap penggunaan kredit
Harus dilihat apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif yang benar-benar dapat menaikkan income perusahaan, dan harus pula diawasi agar kredit tersebut benar-
benar diperuntukkan untuk tujuan seperti di perjanjian dalam suatu perjanjian kredit.
10. Prinsip penilaian terhadap kemampuan membayar debitur
Harus diperhatikan apakah sumber pembayaran kredit dari calon debitur cukup tersedia dan cukup aman sehingga diharapkan bahwa kredit yang akan diberikan dapat dibayar
kembali oleh debitur yang bersangkutan.
11. Prinsip proteksi
Harus diperhatikan apakah sumber pembayaran kredit dari calon debitur cukup tersedia dan cukup aman sehingga diharapkan bahwa kredit yang akan diberikan dapat dibayar
kembali oleh debitur yang bersangkutan.
12. Prinsip persamaan valuta
Penggunaan dana yang didapat dari suatu kredit sedapat-dapatnya harus digunakan untuk membiayai atau investasi dalam mata uang yang sama sehingga resiko gejolak nilai
valuta dapat dihindari, meskipun untuk masalah seperti itu tersedia apa yang disebut dengan currency hedging.
8. Hakekat Perjanjian Kredit