Publisitas dan Penjualan Partisipasi Kredit

150

C. Publisitas dan Penjualan Partisipasi Kredit

1. Publisitas Perjanjian kredit merupakan dokumen hukum yang terpenting pada kredit sindikasi karena dokumen ini akan menjadi rujukan bagi seluruh pelaksanaan kredit sindikasi. Dokumen ini merupakan bukti tentang adanya perikatan antara para pihak yang terlibat dalam sindikasi kredit dan bukti tentang adanya pemberian kredit sindikasi. Agar mempunyai kekuatan hukum, dokumen ini harus ditandatangani oleh para pihak yang terlibat yaitu bank- bank peserta sindikasi dan penerima kredit. Oleh karena pentingnya dokumen tersebut, maka penandatanganan dilakukan dengan menyelenggarakan upacara penandatanganan. Selanjutnya yang dilakukan oleh bank dan nasabah adalah pengumuman mengenai terbentuknya sindikasi tersebut dan hal-hal penting dari kredit sindikasi. Tidak semua kredit sindikasi diberitahukan kepada masyarakat namun bagi kredit sindikasi yang sangat besar jumlahnya perlu diinformasikan kepada masyarakat. Agar masyarakat dapat mengukur tingkat rasio dari nasabah yang bersangkutan, hal ini terutama apabila masyarakat bermaksud untuk membeli saham atau obligasi yang diterbitkan oleh nasabah tersebut. Publisitias juga menguntungkan bagi penerima kredit, karena hal ini menunjukkan bahwa nasabah dinilai mempunyai kredibilitas yang tinggi lebih lagi bila bank-bank peserta sindikasi terdiri dari bank-bank ternama. Bagi bank-bank pemberi kredit publisitas ini berfungsi untuk memastikan bahwa mengenai pinjaman itu tidak disampaikan dengan salah satu pers dan komentar dari pers selama proses sindikasi menguntungkan atau setidak- tidaknya tidak merugikan. Bagi bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang tidak ikut 151 serta dalam kredit sindikasi perlu sebagai informasi untuk keperluan di kemudian hari apabila bank-bank tersebut harus berhubungan dengan nasabah tersebut. Publisitas terhadap pemberian kredit sindikasi bila dilihat dari kaca mata ketentuan rahasia bank sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Pasal 40 ayat 1, hal yang wajib dirahasiakan oleh bank adalah keterangan yang tercatat pada bank tentang keadaan keuangan dan hal-hal lain dari nasabah menurut kelaziman dalam dunia perbankan. Jika kita melihat pasal ini, yang menjadi tolak ukur adalah keterangan tersebut menurut kelaziman dalam dunia perbankan wajib dirahasiakan oleh bank. Publisitas terhadap pemberian kredit sindikasi merupakan kelaziman dalam dunia perbankan justru harus diungkapkan kepada masyarakat. Dengan demikian jelaslah bahwa publisitas terhadap pemberian kredit sindikasi termasuk yang tidak diwajibkan dirahasiakna oleh bank. 2. Penjualan Partisipasi Kredit Dilihat dari jenis pasar kredit sindikasi terdapat dua jenis sindikasi kredit yaitu ; a Primary market syndication adalah sindikasi yang terbentuk di pasar perdana yaitu pasar dimana sindikasi berlangsung sebelum fasilitas kredit ditandatangani oleh semua bank yang menjadi peserta. b Secondary market syndication adalah sindikasi yang terjadi di pasar sekunder yaitu pasar dimana proses sindikasi berlangsung setelah fasilitas kredit ditandatangani. Suatu secondary market syndication terjadi apabila peserta langsung dari sindikasi tersebut menjual partisipasinya kepada pihak lain yang menjadi peserta baru dari sindikasi. Pengalihan partisipasi kredit dari bank peserta sindikasi kepada pihak lain pada umumnya merupakan transaksi antar bank. Transaksi ini memungkinkan suatu bank 152 untuk mengalihkan suatu aset yang tercatat pada neraca yang berupa partisipasi dari bank itu di dalam suatu sindikasi kredit. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan untuk menjual partisipasi kredit sindikasi, yaitu : 1 Bank tersebut berusaha untuk meningkatkan capital adequacy ratio dengan tujuan mengurangi resiko dari aset yang tercantum dalam neracanya. 2 Mengerahkan dana atau modal 3 Meningkatkan ratio profitabilitasnya. 4 Bank tersebut tidak mungkin memberikan kredit karena melebihi BMPK. 5 Mengurangi kredit dalam jangka menengah dan jangka panjang. Ada dua jenis penjualan kredit, yaitu : 1 Loan sales adalah penjualan atas pinjaman bank yang telah timbul karena digunakannya seluruh dana dari kredit itu oleh penerima kredit, berdasarkan perjanjian kredit yang telah berlaku. Maka yang dijual oleh bank adalah hak-hak bank tersebut untuk memperoleh pembayaran atas bunga dan atas angsuran pokoknya. 2 Sales of loan facility adalah bank yang bersangkutan tidak hanya menjual hak-haknya untuk memperoleh pembayaran bunga dan angsuran pokok terhadap kredit dan dana yang telah ditarik oleh penerima kredit tetapi juga menjual kewajiban untuk memberikan pinjaman di kemudian hari berkenaan dengan sebagian dana yang lain dari kredit yang belum digunakan bahkan bisa saja untuk suatu fasilitas kredit sindikasi yang sudah disetujui namun belum pernah digunakan sama sekali oleh penerima kredit. Penjualan partisipasi atau piutang dalam sindikasi kredit dapat dilangsungkan dengan tiga cara yaitu : 153 1 Cessie adalah cara untuk melakukan penyerahan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya. Menurut pasal 1613 KUH Perdata, cessie harus dilakukan secara tertulis baik dengan akta autentik maupun di bawah tangan yang menegaskan bahwa hak dari seorang kreditur atas piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya dialihkan kepada pihak ketiga. Penyerahan hak-hak tersebut tidak menimbulkan akibat apapun bagi debitur sebelum penyerahan diberitahukan kepadanya. Dalam cessie, debitur selalu pasif, ia cukup menunggu pemberitahuan agar ia membayar hutang kepada kreditur baru dan debitur tidak dapat mengemukakan mengenai keberatan mengenai terjadinya pergantian kreditur tersebut. 2 Subrogasi adalah lembaga penggantian hak-hak dari seorang kreditur oleh pihak ketiga yang menjadi kreditur baru, yang membayar hutang seorang debitur kepada kreditur lama. Menurut pasal 1400 KUH Perdata, subrogasi dapat terjadi karena ditentukan oleh UU atau karena Perjanjian. Penjualan partisipasi dalam sindikasi kredit hanya dapat terjadi karena diperjanjikan. Menurut pasal 1401 KUH Perdata dapat terjadi menurut dua cara yaitu : a Dikehendaki dan atas inisiatif kreditur; b Dikehendaki dan atas inisiatif debitur. Agar subrogasi sah syarat-syarat berikut harus terpenuhi : a Baik perjanjian pinjam uang antar debitur dan pihak ketiga maupun tanda pelunasan hutang debitur kepada kreditur semula harus dibuat dengan akta autentik. b Di dalam perjanjian uang tersebut harus ditegaskan bahwa uang yang dipinjam debitur itu adalah untuk melunasi hutang debitur kepada kreditur pertama. 154 c Di dalam surat tanda pelunasan harus diterangkan bahwa pembayaran hutang debitur kepada kreditur semula dilakukan dengan menggunakan uang yang dipinjam dari pihak ketiga. d Subrogasi ini dilaksanakan tanpa bantuan kreditur. Menurut pasal 1403 KUH Perdata, subrogasi tidak dapat mengurangi hak-hak seorang kreditur apabila pihak ketiga hanya membayar sebagian saja dari piutangnya, dengan kata lain untuk sisa piutangnya, kreditur semula masih dapat melaksanakan hak-haknya dan mempunyai hak untuk didahulukan dari pada pihak ketiga. Oleh karena kredit sindikasi yang langsung berhubungan dengan penerima kredit adalah agen bank dan bagi sahnya subrogasi tidak perlu diberitahukan mengenai penggantian kreditur itu kepada debitur, terjadinya penggantian itu cukup diketahui agen. Namun agen harus melaporkan kepada debitur dan anggota sindikasi lainnya kecuali di dalam perjanjian kredit sindikasi dinyatakan dengan tegas bahwa terjadinya penggantian kreditur tidak wajib dilaporkan oleh agen. 3 Novasi adalah lembaga pembaharuan hutang yang terjadi karena diperjanjikan. Menurut pasal 1413 KUH Perdata ada tiga macam cara untuk melaksanakan novasi, yaitu : a Novasi objektif disebut demikian karena yang digantikan dengan perjanjian baru itu hanyalah objek dari perjanjian semula tanpa mengganti subjek-subjeknya. b Novasi subjektif pasif disebut demikian karena yang diganti adalah debitur yang menjadi subjek dari perjanjian itu. 155 c Novasi subjektif aktif disebut demikian karena yang diganti adalah kreditur yang menjadi subjek dalam perjanjian. KUH Perdata menentukan mengenai syarat dari suatu novasi subjektif aktif yaitu : a Pembaharuan hutang tidak dipersangkakan tetapi harus dengan tegas terlihat dari perbuatan para pihak yang menghendaki terjadinya novasi itu, sebaiknya dilakukan dengan perjanjian tertulis. b Dengan hanya adanya kreditur lama menunjukkan pihak ketiga untuk mengganti kedudukannya tidak dengan sendirinya menerbitkan suatu novasi. c Hak-hak istimewa dan hipotik yang mengikat pada hutang lama tidak berpindah pada hutang baru yang menggantikannya, kecuali hal itu memang secara tegas dipertahankan oleh kreditur.

D. Peranan Konsultan Hukum Dalam Pemberian Kredit Sindikasi