Pengertian dan Unsur-unsur Perkreditan

BAB II KARAKTERISTIK JURIDIS DARI SUATU KREDIT

A. Pengertian dan Unsur-unsur Perkreditan

1. Pengertian Kredit Saat ini di dalam kehidupan masyarakat istilah kredit bukanlah hal yang asing lagi, karena sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang melakukan kegiatan jual beli barang secara kredit, artinya jual beli itu tidak dengan pembayaran tunai melainkan dengan sistem angsuran. Selain itu banyak anggota masyarakat yang menerima kredit dari koperasi guna kebutuhan hidupnya. Jadi mereka mengartikan kredit sebagai hutang sebab jika telah sampai pada waktu tertentu mereka harus membayar hutang tersebut hingga lunas. Kara “kredit” berasal dari bahasa Latin “creditus” yang merupakan bentuk past participle dari kata “credere” yang berarti to trust 6 . Kata trust itu sendiri berarti “kepercayaan” 7 Muchdarsyah Sinungan memberikan pendapat tentang arti kredit bahwa kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan . Dengan demikian, sungguhpun kata “kredit” sudah berkembang kemana- mana, tetapi dalam tahap apapun dan kemanapun arah perkembangannya, dalam setiap kata “kredit” tetap mengandung unsur “kepercayaan” walaupun sebenarnya kredit itu tidak hanya sekedar kepercayaan. 6 Munir Fuady, Hukum Perkreditan Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, Hal. 5. dikutip dari Noah Webster, 1972, Hal. 28. 7 Ibid, dikutip dari John M., Echols, 1988, Hal. 605. Universitas Sumatera Utara dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga 8 Bunga yang diharapkan oleh pihak bank atau kreditur sebagai perusahaan atau individu adalah keuntungan. Dalam KUH Perdata Pasal 1765 diperbolehkan dalam perjanjian pinjam mengganti. . Thomas Suyatno dalam bukunya “Dasar-dasar Perkreditan” menyatakan seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit kreditur percaya bahwa penerima kredit debitur pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. 9 Dari pendapat Thomas Suyatno dapat dilihat bahwa kepercayaan merupakan tiang transaksi karena bank percaya bahwa peminjam melaksanakan kewajibannya sebagaimana masyarakat juga memberikan kepercayaan kepada bank dalam hal penyimpanan uangnya yang sewaktu-waktu dan atau bila jangka waktunya tiba dapat diambil kembali. Jadi tanpa adanya kepercayaan tidak mungkin terjadi peminjaman uang antara bank sebagai kredit dan nasabah sebagai debitur. Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 memberikan pengertian kredit sebagai berikut : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang 8 Thomas dkk, Dasar-dasar Perkreditan, Gramedia, Jakarta, 1990, Hal. 11. 9 Hasanuddin Rahman, Aspek-aspek Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, Hal. 106. Universitas Sumatera Utara mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Dari rumusan yang diberikan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dapat dilihat bahwa kredit merupakan perjanjian pinjam meminjam uang antara bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur. Dalam hal ini bank sebagai pihak yang memberikan kredit percaya kepada nasabah bahwa dalam waktu yang telah disepakati pinjaman akan dikembalikan atau dibayar lunas. O.P. Simorangkir memberikan defenisi kredit sebagai berikut : Kredit adalah pemberian prestasi misalnya uang atau barang dengan balas prestasi kontra prestasi akan terjadi pada waktu mendatang. Dewasa ini kehidupan modern adalah prestasi uang, maka transaksi kredit yang menyangkut uang sebagai alat kredit yang menjadi pembahasan. Kredit berfungsi koperatif antara si pemberi kredit dan si penerima kredit atau antara kreditur dan debitur. Mereka menarik keuntungan dan menanggung resiko. Singkatnya kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen- komponen kepercayaan, resiko dan pertukaran-pertukaran ekonomi di masa datang. 10 2. Unsur-unsur perkreditan Dari pengertian-pengertian kredit seperti tersebut di atas dapat dilihat beberapa unsur kredit sebagai berikut : c. Adanya kesepakatan atau perjanjian antara pihak kreditur dengan debitur yang disebut dengan perjanjian kredit; 10 O.P. Simorangkir, Kredit Perbankan Di Indonesia, Jakarta, 2005 Universitas Sumatera Utara d. Adanya para pihak yaitu pihak “kreditur” sebagai pihak yang memberikan pinjaman, seperti bank dan pihak “debitur” yang merupakan pihak yang membutuhkan uang pinjamanbarang atau jasa; e. Adanya unsur kepercayaan dari kreditur bahwa pihak debitur mau dan mampu membayarmencicil kreditnya; f. Adanya kesanggupan dan janji membayar hutang dari pihak debitur; g. Adanya pemberian sejumlah uangbarangjasa oleh pihak kreditur kepada pihak debitur; h. Adanya pembayaran kembali sejumlah uangbarangjasa oleh pihak debitur kepada kreditur, disertai dengan pemberian imbalanbunga atau pembagian keuntungan; i. Adanya perbedaan waktu antara pemberian kredit oleh kreditur dengan pengembalian kredit oleh debitur; j. Adanya resiko tertentu yang diakibatkan karena adanya perbedaan waktu tadi. Semakin jauh tenggang waktu pengembalian semakin besar pula resiko tidak terlaksananya pembayaran kembali suatu kredit.

B. Dasar Hukum Suatu Kredit