biasa saja berjumlah 8 orang 30,7, kemudian yang menganggap tidak ada ketenangan dalam bekerja berjumlah 2 orang 7,69.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas karyawan menyatakan nyata terdapat ada ketenangan dalam bekerja setelah
mengikuti jaminan kecelakaan dalam bekerja dari jamsostek yaitu sebanyak 16 orang 61,5. Karyawan menilai ketika mengikuti program tersebut
merasakan ketenangan dalam bekerja walaupun proses mengurusnya relative lama akan tetapi manfaat yang dihasilkan sangat terasa oleh karyawan.
5.6 Program Jaminan Kematian JK
Tabel 5.19
Identitas Responden Berdasarkan Keperluan Mengikuti Jaminan Kematian Jamsostek
NO Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1 2
Perlu Kurang Perlu
25 1
96,1 3,84
Jumlah 26
100
Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011 Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang
merasakan perlu untuk mengikuti program jaminan kematian jamsostek berjumlah 25 orang 96,1, selanjutnya yang menyatakan kurang perlu
berjumlah 1 orang 3,84 dan kemudian tidak ada responden yang menyatakan tidak perlu dalam program jaminan kematian tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan menyatakan perlu adanya jaminan kematian yaitu 25 responden 96,1.
Universitas Sumatera Utara
Karyawan sangat memerlukan jaminan ini untuk jaminan seumur hidup dan juga membantu pembiyaan kelak jika terjadi kematian.
Tabel 5.20 Identitas Responden Berdasarkan Keikutsertaannya Dalam Program
Jaminan Kematian Jamsostek NO
Kaegori Jawaban Frekuensi
Persentase
1
2
Ya, mengikuti
Tidak tahu
5
21
19,2 80,7
Jumlah 26
100
Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011 Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 5 orang
19,2 yang menyatakan ikut dalam program jaminan kematian dari jamsostek dan selebihnya terdapat 21 orang 80,7 yang tidak mengikuti
program jaminan kematian dari jamsostek. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas
karyawan belum mengikuti program jaminan kematian dari jamsostek yaitu sebanyak 21 orang 80,7. Karyawan memang tidak mengikuti program
tersebut karena informasi sangat sedikit untuk didapatkan .Kemudian proses pengurusan program tersebut sangat sulit dan berbelit-belit hal ini salah satu
factor dan membuat karyawan enggan mengikutinya. Beberapa teman karyawan yang telah mengikuti program jaminan kematian akan
mendapatkan dana santunan dari perusahaan dan jamsostek apabila terjadi kematian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21 Identitas Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Kematian
Karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan NO
Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase
1
2
Tahu
Tidak Tahu sama sekali
5
21
19,2 80,7
Jumlah 26
100
Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011 Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan
pengetahuan responden terhadap kematian karyawan dari PT. Citra Baru Commercial yang menyatakan tahu berjumlah 5 orang 19,2 sedangkan 21
orang 80,7 yang menyatakan tidak tahu sama sekali tentang adanya kematian.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak adanya kematian yang terjadi pada karyawan
PT. Citra baru Commercial Medan, akan tetapi beberapa karyawan
menyatakan ada kematian pada karyawan perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.22 Identitas Responden Berdasarkan Ketenangan dalam Bekerja
Peserta Jaminan Kematian Jamsostek NO
Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase
1
2
3 Nyata Ada Ketenangan Kerja
Biasa saja
Tidak Ada Ketenangan Kerja 7
14
5 26,9
53,8 19,2
Jumlah 26
100
Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011 Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang
menyatakan nyata ada ketenangan kerja dalam bekerja sebagai peserta jaminan kematian jamsostek berjumlah 7 orang 26,9, selanjutnya
menyatakan biasa saja berjumlah 14 orang 53,8 dan yang menyatakan tidak ada ketenangan dalam bekerja berjumlah 5 orang 19,2.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas karyawan menyatakan biasa saja dengan adanya karyawan yang terdaftar
sebagai peserta jaminan kematian jamsostek. Adapun pihak dari karyawan yang pernah mendapatkan santunan kematian yang diberikan oleh pihak
instansi serta pihak jamsostek kepada ahli waris yang lebih jauh lagi diketahui bahwa biaya yang diberikan kurang memadai untuk membayar
biaya perawatan serta pengobatan di rumah sakit sebelum anaknya meninggal, seperti yang dikatakan ahli waris dalam wawancara berikut ini :
“ Santunan dari pihak jamsostek saya terima seminggu setelah anak saya meninggal.waktu itu jumlah santunannya yang saya terima adalah jumlah
Rp.12.000.000,- jumlah tersebut kurang memadai karena saya pergunakan
Universitas Sumatera Utara
membayar hutang biaya pengobatan dan perawatan anak saya sebelum anak saya meninggal”.
5.7 Program Jaminan Hari Tua JHT