Ketiga komponen ini secara bersama –sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya pengetahuan, sikap mempunyai 4 tingkatan yaitu :
1. Menerima receiving
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan objek.
2. Menanggapi responding
Menanggapi artinya memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
3. Menghargai valving
Menghargai diartikan subjek,atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan
mengajak orang lain merespons.
4. Bertanggung jawab responsible
Bertanggung jawab merupakan sikap yang paling tinggi tingkatannya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, maka dia harus
berani mengambil resiko.
2.2.3. Tindakan Practice
Tindakan adalah suatu sikap yang belum tentu terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk mewujudkan agar sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain
Universitas Sumatera Utara
fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor – faktor dukungan support dari pihak lain didalam tindakan atau praktik Notoatmodjo, 2007.
Tingkatan-tingkatan daripada tindakan practice yaitu : 1. Persepsi yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakanyang akan diambil. 2. Respon terpimpin yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang
benar sesuai dengan contoh. 3. Mekanisme yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu merupakan kebiasaan. 4. Adaptasi yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau
bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
2.3. Proses Adopsi Perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Menurut penelitian Rogers 1974 yang dikutip dari Notoatmodjo 2003
mengungkapkan sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:
Universitas Sumatera Utara
1. Awareness kesadaran di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek.
2. Interest di mana orang sudah mulai tertarik pada stimulus. 3. Evaluation menimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya.
4. Trial,di mana orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5. Adoption
di mana orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetehuan,kesadaran sikap terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adaopsi perilaku seperti ini, dimana didasari pengetahuan, kesadaran sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya apabila adopsi perilaku tidak didasari pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama Notoatmodjo, 2007.
2.4. Konsep Sehat dan Sakit
Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. Sebaliknya, petugas kesehatan
berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang objektif berdasarkan symptom yang tampak guna mendiagnosa kondisi fisik seseorang individu.
Perbedaan persepsi antar masyarakat dan petugas kesehatan inilah yang sering menimbulkan masalah dalam pelaksankan program kesehatan.
Terkadang orang tidak pergi berobat atau menggunakan sarana kesehatan yang tersedia sebab dia tidak merasa mengidap penyakit. Atau jika si individu merasa
bahwa penyakitnya itu disebabkan oleh makhluk halus, maka ia akan memilih untuk berobat pada ‘orang pandai’ yang dianggap mampu mengusir makhluk halus tersebut
dari tubuhnya sehingga penyakitnya itu akan hilang Sarwono, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Diabetes Mellitus
2.5.1. Defenisi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam
darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh
Depkes RI, 2008. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PERKENI, 2002 diabetes
mellitus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin
yang dapat dilatarbelakangi oleh kerusakan sel beta pankreas dan resistensi insulin Soegondo, 2008. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat penting
untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal non diabetes waktu puasa antara 60-120 mgdL dan dua jam sesudah makan dibawah 140
mgdL. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik. Gejala bagi penderita
diabetes mellitus adalah dengan keluhan banyak minum polidipsi, banyak makan poliphagia, banyak buang air kecil poliuri, badan lemas serta penurunan berat
badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa ≥ 126 mgdL
dan kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mgdL Brant, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Jenis-Jenis Diabetes Mellitus 1. Diabetes Mellitus Tipe 1