dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi kepada responden tentang pengaturan pola makan yang baik bagi penderita diabetes mellitus sehingga dapat
meningkatka pengetahuan penderita diabetes mellitus. Menurut hasil penelitian ini sebanyak 50 orang 75,8 responden
mengatakan ya untuk pernyataan bahwa petugas kesehatan pernah menjelaskan memberikan penyuluhan mengenai pengaturan pola makan diabetes mellitus. Dan
disaat awal responden melakukan pengobatan, petugas kesehatan memberikan panduan berupa buku menganai terapi diet bagi penderita diabetes mellitus. Hal ini
akan dapat menggambarkan bahwa sebahagian besar responden telah mendapatkan informasi yang cukup dari petugas tentang pengaturan pola makan diabetes mellitus.
5.3.2. Keluarga Terhadap Responden
Hasil penelitian pada Tabel 4.34. menunjukkan bahwa sebanyak 55 responden 83,3 mengatakan ya untuk pernyataan bahwa keluarga memberikan peran yang
sangat penting bagi responden untuk mengatur pola makan responden dengan baik. Menurut Notosoedirjo 2002, keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat
dekat hubungannya dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola
pemikiran, dan kebiasaannya. Keluarga yang lengkap dan fungsional serta mampu membentuk homeostatis akan dapat meningkatkan kesehatan para anggota
keluarganya, dan kemungkinan dapat meningkatkan ketahanan para anggota keluarganya dari adanya permasalahan kesehatan yang didapatkan para setiap
anggotanya. Untuk ini memang tidak lepas dari kemampuan setiap anggota keluarga
Universitas Sumatera Utara
dan khususnya orangtuanya menciptakan iklim yang dapat mengembangkan kondisi homeostatis agar ibu nifas mengkonsumsi kapsul vitamin A.
Menurut Green didalam Notoatmodjo 2003, kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah adalah faktor-faktor yang
meliputi faktor yang berasal dari luar diri responden yaitu termasuk keluarga. Peneliti berasumsi bahwa keluarga merupakan orang terdekat penderita yang mengetahui
kepribadian salah satu anggota keluarganya. Jadi lebih mudah memahami dan mudah mendekatinya dalam memberikan informasi jika dilakukan oleh keluarga. Keluarga
juga memiliki hubungan yang kuat antar anggota keluarganya baik dalam berkomunikasi masalah–masalah yang terjadi yang menyebabkan responden mau
atau tidak mengatur pola makannya sehingga akan semakin efektif jika petugas kesehatan juga memberikan informasi tentang pengaturan pola makan bagi penderita
diabetes mellitus kepada keluarga sehingga keluarga juga dapat mengingatkan dan memberikan informasi kepada penderita diabetes mellitus.
5.3.3. Teman Terhadap Responden
Hasil penelitian pada tabel 4.35. menunjukkan bahwa sebanyak 39 orang 59,1 responden mengatakan tidak untuk pernyataan bahwa teman responden
memberikan saran agar responden mengatur pola makan dengan baik setelah responden didiagnosa mengidap penyakit diabetes mellitus. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sebanyak 50 orang 75,8 responden mengatakan ya untuk pernyataan bahwa teman memberikan peran yang sangat penting bagi responden
untuk mengatur pola makan responden dengan baik. Idealnya teman yang merupakan memberikan peran yang sangat penting bagi penderita diabetes mellitus, memberikan
Universitas Sumatera Utara
motivasi, arahan, atau bimbingan untuk menunjang keberhasilan kesehatan si penderita diabetes mellitus.
Menurut Notoatmodjo 2003, menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat bergantung pada informasi yang diterimanya. Bila informasi yang
diterimanya adalah informasi yang salah maka akan menyebabkan kekeliruan dalam pengetahuan yang bisa menimbulkan terjadinya salah persepsi. Oleh karena itu,
peneliti berasumsi bahwa teman juga memiliki peranan khusus dalam memberikan informasi kepada responden, sehingga sudah selayaknya mereka juga mendapatkan
informasi yang benar tentang pengaturan pola makan yang baik bagi penderita diabetes mellitus, jika responden mendapatkan informasi yang salah tentang pola
makan yang baik bagi penderita diabetes mellitus akan mempengaruhi sikap dan tindakannya dalam pengaturan pola makan.
5.4. Tindakan Responden