Uncontrolled variable Disturbance atau upset gangguan

 Temperature controller TC, adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati temperatur suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian.  Temperature indicator TI, adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati temperatur dari suatu alat. 2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan  Level Controller LC, adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati ketinggian cairan dalam suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian.  Level Indicator LI adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati ketinggian cairan dalam suatu alat. 3. Untuk variabel aliran cairan  Flow Controller FC adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati laju alir cairan yang melalui suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian.  Flow Indicator FI adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati laju alir cairan suatu alat. Penggunaan instrumentasi pada pra rancangan pabrik pembuatan dietanolamiada dari RBDPS dan dietanolamina dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6.1 Daftar Penggunaan Instrumentasi Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Dietanolamida No Nama alat Jenis Instrumentasi 1 Tangki cairan Level Indicator LI 2 Mixer Level Controller LC 3 Pompa Flow Controller FC 4 Reaktor Temperature Controller TC Flow Controller FC Level Controller LC 5 CoolerHeater Temperature Controller TC 6 Vaporizer Temperature Controller TC Level Controller LC 8 Dekanter Level Controller LC Contoh jenis-jenis instrumentasi yang digunakan pada pra rancangan pabrik pembuatan Dietanolamida : 1. Pompa Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran flow rate. Untuk mengetahui laju aliran pada pompa dipasang Flow Control FC. Jika laju aliran pompa lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis katup pengendali control valve akan menutup atau memperkecil pembukaan katup. Gambar 6.2 Instrumentasi pada pompa 2. Tangki berpengaduk Mixer Pada tangki ini dilengkapi dengan level control LC yang berfungsi untuk mengontrol ketinggian cairan di dalam tangki. Prinsip kerja dari level control LC ini adalah dengan menggunakan pelampung floater sehingga isi tangki dapat terlihat dari posisi jarum penunjuk di luar tangki yang digerakkan oleh pelampung. Jika isi tangki tinggal sedikit, maka diisi dengan menggunakan pompa yang dilengkapi dengan valve yang berfungsi sebagai flow control FC. Gambar 6.3 Instrumentasi pada tangki berpengaduk 3. Tangki bahan baku produk Gambar 6.4 Instrumentasi pada tangki bahan bakuproduk Pada tangki ini dilengkapi dengan Level Indicator LI yang berfungsi untuk mengetahui level ketinggian bahan di dalam tangki. Indikator ini penting untuk mencegah over flow di pada tangki ataupun kekosongan pada tangki dengan cera melakukan pengendalian terhadap flow rate yang masuk ataupun keluar dari tangki. FC 4. Reaktor Pembuatan dietanolamida dari RBDPS dan dietanolamina berlangsung dalam Continuous Strirred Tank Reactor CSTR. Reaktor ini dilengkapi sensing elemen yang peka terhadap perubahan suhu, sehingga suhu dalam reaktor dapat dilihat pada indikator temperatur. Reaksi yang berlangsung pada reaktor merupakan reaksi endotermis atau reaksi yang membutuhkan panas. Oleh karena itu, untuk menjaga agar suhu operasi konstan pada 75 C dibutuhkan steam yang dialirkan dalam jaket pemanas. Jika suhu terlalu rendah maka secara otomatis valve yang terdapat pada aliran steam akan terbuka sehingga suhu dalam reaktor dapat dijaga. Untuk menjaga agar laju alir bahan masuk sesuai dengan yang diinginkan digunakan Flow Control FC. Untuk mengendalikan ketinggian cairan dalam reaktor digunakan level control LC dengan tujuan agar tidak terjadi kelebihan muatan. Gambar 6.5 Instrumentasi pada reaktor 5. Heater Temperature control TC pada heater berfungsi untuk mengatur besarnya suhu di dalam heater dengan cara mengatur banyaknya steam yang dialirkan. Jika temperatur di bawah kondisi yang diharapkan set point, maka valve akan terbuka lebih besar dan jika temperatur di atas kondisi yang diharapkan maka valve akan terbuka lebih kecil. FC J-201 T C Gambar 6.6 Instrumentasi pada heater 6. Cooler Temperature control TC pada cooler berfungsi untuk mengatur besarnya suhu di dalam cooler dengan cara mengatur banyaknya air pendingin yang dialirkan. Jika temperatur di bawah kondisi yang diharapkan set point, maka valve akan terbuka lebih besar dan jika temperatur di atas kondisi yang diharapkan maka valve akan terbuka lebih kecil. T C Gambar 6.7 Instrumentasi pada cooler 7. Dekanter Instrumentasi pada dekanter mencakup level controller LC. LC berfungsi untuk mengontrol ketinggian permukaan cairan di dalam dekanter. Pengontrolan ketinggian permukaan cairan ini dilakukan dengan mengatur laju cairan yang masuk atau keluar dari dekanter. Gambar 6.8 Instrumentasi pada dekanter 8. Vaporizer Pada alat ini instrumen yang terpasang adalah pengontrol suhu dan ketinggianlevel. Pemasangan Temperature Control TC bertujuan untuk mengatur suhu dalam bentuk panas dengan cara mengontrol laju steam yang dialirkan masuk dan keluar oleh valve sehingga memberikan sinyal pada temperature control TC untuk mengukur temperatur sistem pada set point. Dengan adanya alat pengontrol tersebut maka temperatur dapat dipertahankan. Pada alat ini juga terdapat level control LC yang bertujuan untuk mengendalikan ketinggian cairan di dalam Dryer Vaporizer sehingga tidak terjadi kelebihan muatan cairan. DE-201 LC T C Gambar 6.9 Instrumentasi pada Dryer Vaporizer

6.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi. Salah satu faktor yang penting sebagai usaha menjamin keselamatan kerja adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya usaha untuk menjamin keselamatan kerja. Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain:  Melakukan pelatihan secara berkala bagi karyawan  Membuat peraturan tata cara dengan pengawasan yang baik dan memberi sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin  Membeli karyawan dengan keterampilan menggunakan peralatan secara benar dan cara-cara mengatasi kecelakaan kerja Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja, Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja pada tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban para perancang untuk merencanakannya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja sebagai berikut: - Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin . - Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik. - Jarak antar mesin-mesin dan peralatan lain cukup luas. - Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin . - Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran. - Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya. - Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran. Dalam rancangan pabrik pembuatan Dietanolamida, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan sebagai berikut:

6.2.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Ledakan

 Untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran maka sistem alarm dipasang pada tempat yang strategis dan penting seperti laboratorium dan ruang proses.  Pada peralatan pabrik yang berupa tangki simpan bahan baku atau produk dibuat main hole dan hand hole yang cukup untuk pemeriksaan.  Sistem perlengkapan energi seperti pipa bahan bakar, saluran udara, saluran steam , dan air dibedakan warnanya dan letaknya tidak menggangu gerakan karyawan.  Mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di fire station setiap saat dalam keadaan siaga.  Bahan-bahan yang mudah terbakar dan meledak misalnya metanol harus disimpan dalam tempat yang aman dan dikontrol secara teratur. Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No. Per02Men1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu detektor kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas: 1. Smoke detector adalah detector yang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu. 2. Gas detector adalah detector yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar. 3. Alarm Kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm kebakaran yang memberikan isyarat adanya suatu kebakaran. Alarm ini berupa :  Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat berupa bunyi khusus audible alarm  Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh pandangan mata secara jelas visible alarm  Panel Indikator Kebakaran, yakni suatu komponen dari sistem deteksi dan alarm kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak di ruang operator.