Keselamatan dan Kesehatan Kerja

6.2.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Ledakan

 Untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran maka sistem alarm dipasang pada tempat yang strategis dan penting seperti laboratorium dan ruang proses.  Pada peralatan pabrik yang berupa tangki simpan bahan baku atau produk dibuat main hole dan hand hole yang cukup untuk pemeriksaan.  Sistem perlengkapan energi seperti pipa bahan bakar, saluran udara, saluran steam , dan air dibedakan warnanya dan letaknya tidak menggangu gerakan karyawan.  Mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di fire station setiap saat dalam keadaan siaga.  Bahan-bahan yang mudah terbakar dan meledak misalnya metanol harus disimpan dalam tempat yang aman dan dikontrol secara teratur. Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No. Per02Men1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu detektor kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas: 1. Smoke detector adalah detector yang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu. 2. Gas detector adalah detector yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar. 3. Alarm Kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm kebakaran yang memberikan isyarat adanya suatu kebakaran. Alarm ini berupa :  Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat berupa bunyi khusus audible alarm  Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh pandangan mata secara jelas visible alarm  Panel Indikator Kebakaran, yakni suatu komponen dari sistem deteksi dan alarm kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak di ruang operator.

6.2.2 Alat Perlindungan Diri

Pakaian yang dipakai pada waktu bekerja sangat perlu untuk keselamatan seseorang. Pakaian yang cocok harus dipakai untuk tiap tempat pekerjaan dan aktivitas kerja khusus. Hal-hal berikut harus diperhatikan :  Topi yang kuat, sepatu pengaman, masker udara, sarung tangan dan kacamata harus dipakai pada tempat-tempat yang dianjurkan.  Alat pengaman penutup telinga harus dipakai pada tempat-tempat yang bising.  Pakaian harus pas-sempit untuk menghindari bahaya yang mengakibatkan terjerat pada mesin yang berputar.  Rambut panjang harus iikat atau dipangkas kalau bekerja di sekitar mesin.

6.2.3 Keselamatan Kerja Terhadap Listrik

 Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekring atau pemutus arus listrik otomatis lainnya.  Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak pabrik untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan perbaikan.  Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak boleh mengganggu lalu lintas pekerja.  Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi.  Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.  Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal petir yang dibumikan.  Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.

6.2.4 Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan

 Setiap karyawan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja selama berada di dalam lokasi pabrik.  Dalam menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya, karyawan diharuskan memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut.  Bahan-bahan kimia yang selama pembuatan, pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan, dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, korosi, maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat.  Poliklinik yang memadai disediakan di lokasi pabrik.

6.2.5 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis

 Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah kemungkinan terguling atau terjatuh.  Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat kegiatan karyawan.  Jalur perpipaan sebaiknya berada di atas permukaan tanah atau diletakkan pada atap lantai pertama kalau di dalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila diluar gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat.  Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.  Pada alat-alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai disiplin bagi para karyawan yaitu :  Melaksanakan semua tugas yang diterima dan menggunakan wewenang yang diberikan sesuai dengan Peraturan Perusahaan ini dan ketentuan hukum yang berlaku, senantiasa memerhatikan kepentingan perusahaan atau atasannya  Mematuhi ketentuan jam kerja penuh  Mengerjakan sendiri semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan tidak diperkenankan mengalihkan kepada orang lain, kecuali atas perintah atau persetujuan atasannya  Senantiasa menjaga dan memelihara dengan baik semua barang milik perusahaan yang dipercayakan kepadanya, dan segera melaporkan kepada atasannya apabila terjadi kerusakan atau kehilangan  Setiap saat bersikap sopan dan mampu bekerjasama dengan atasan atau pekerja lainnya  Setiap hari memeriksan dan mengatur semua perlengkapan kerja di tempat masing-masing, baik sebelum memulai maupun pada saat mengakhiri pekerjaan  Mengenakan Kartu Tanda Pengenal pada baju bagian atas yang mudah terlihat selama jam kerja dan pada waktu melaksanakan tugas  Menjaga kebersihan lingkungan kerja  Memakai atau menggunakan alat-alat keselamatan perlengkapan kerja bagi pekerja yang diharuskan  Mencegah kemungkinan timbulnya bahaya yang dapat merugikan orang lain maupun investasi perusahaan  Melaporkan segera kepada atasan atau yang berwenang atas terjadinya kecelakaan gangguan keamanan di lingkungan kerja Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka juga perlu ditambahkan kedisiplinan tata tertib berkendaraan di dalam Pabrik Pembuatan Dietanolamida yaitu :  Mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada di pabrik  Tidak berkendaraan di dalam area proses tanpa izin  Mengindahkan semua barikade yang ada  Parkir hanya di tempat yang telah ditentukan  Tidak meninggalkan kendaraan tanpa ditunggu oleh seseorang dengan mesin yang masih menyala  Selalu memberi jalan bagi pejalan kaki, sepeda dan peralatan darurat  Kendaraan pribadi tidak diizinkan masuk tanpa izin tertulis

BAB VII UTILITAS

Dalam suatu pabrik, utilitas merupakan unit penunjang utama jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan Dietnolamida adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan uap steam 2. Kebutuhan air 3. Kebutuhan bahan kimia 4. Kebutuhan listrik 5. Kebutuhan bahan bakar 6. Unit pengolahan limbah

7.1 Kebutuhan Uap Steam

Uap steam digunakan dalam pabrik sebagai media pemanas. Kebutuhan uap steam pada pabrik pembuatan Dietanolamida dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7.1 Kebutuhan uap sebagai media pemanas Nama Alat Kebutuhan uap kgjam Tangki Bahan Baku 1.849,00854 Reaktor 2.496,75577 Vaporizer 3.697,44967 Total 8.043,21397 Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20 Perry. dkk.,1999. Jadi total uap yang dibutuhkan = 1,2 x 8.043,21397 kgjam = 9.651,85677 kgjam. Diperkirakan 80 uap dapat digunakan kembali, sehingga : Uap digunakan kembali = 80 x 9.651,85677 kgjam = 7721.48541 kgjam Air tambahan untuk ketel uap = 9.651,85677 - 7721.48541 kgjam = 1930.37135 kgjam

7.2 Kebutuhan Air

Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik. Kebutuhan air pada pabrik pembuatan Dietanolamida adalah sebagai berikut:  Air umpan ketel = 1.930,39239 kgjam  Air pendingin Kebutuhan air pendingin pada pabrik pembuatan Dietanolamida adalah sebagai berikut: Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Nama Alat Jumlah air kgjam Heat Exchanger cooler 1 E – 211 17.18067 Heat Exchanger cooler 2 E – 311 1931.45103 Heat Exchanger cooler 3 E – 361 917.96809 Jumlah 2866.59979 Air pendingin bekas dari reaktor, cooler 1 E-211, cooler 2 E-311, dan cooler 3 E-361 digunakan kembali untuk kebutuhan air pendingin setelah didinginkan dalam unit Chiller. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi, maka air tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan, drift loss, dan blowdown Perry. dkk., 1999. Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan: W e = 0,00085 W c T 2 – T 1 Pers. 12-10, Perry. dkk., 1999 Di mana : W c = jumlah air pendingin yang diperlukan = 2866.59979 kgjam T 1 = temperatur air pendingin masuk = 20°C = 68°F T 2 = temperatur air pendingin keluar = 50°C = 122°F Maka, W e = 0,0085 x 2866.59979 x 122-68 = 131.57693 kgjam Air yang hilang karena drift loss biasanya 0,1 – 0,2 dari air pendingin yang masuk ke menara air Perry dkk, 1997. Ditetapkan drift loss 0,2 , maka: