Biaya Produksi Total BPT Total Cost TC

10.6.2 Break Even Point BEP

Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak untung dan tidak rugi. BEP = Variabel Biaya Penjualan Total Tetap Biaya   100  BEP = = Kapasitas produksi pada titik BEP = 34.37  12.000 tontahun = Rp 4.125 tontahun Nilai penjualan pada titik BEP = 34.37 x Rp 357.225.955.719,- = Rp 122.782.659.227,- Dari data feasibilities, Peters, 2004 : - BEP  50 , pabrik layak feasible - BEP  70 , pabrik kurang layak infeasible. Dari perhitungan diperoleh BEP = 32,11, maka pra rancangan pabrik ini layak.

10.6.3 Return on Investment ROI

Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan bersih. ROI = Investasi Modal Total pajak setelah Laba  100  ROI Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:  ROI  15  resiko pengembalian modal rendah.  15  ROI  45  resiko pengembalian modal rata-rata.  ROI  45  resiko pengembalian modal tinggi. Rp 91.645.180.168,- x 100 Rp 357.225.955.719,- – Rp 90.591.910.823,- 34.37 = Rp 125.362.022.691,- x 100 Rp 294.116.323.213,- = 42.62 Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 42.62 ; sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.

10.6.4 Pay Out Time POT

Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas penuh setiap tahun. POT = Dari hasil perhitungan, didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 2.5 tahun operasi.

10.6.5 Return on Network RON

Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal sendiri. RON = sendiri Modal pajak setelah Laba  100  RON

10.6.6 Internal Rate of Return IRR

Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan besarnya sama. Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 56.41 , sehingga pabrik akan menguntungkan karena nilai IRR lebih besar daripada MARR Minimum Acceptable Rate of Return yang diperkirakan saat ini sebesar 18,35. Perkiraan MARR = 1 x 1 tahun 0,4262 = 2.35 tahun ≈ 2.5 tahun = Rp 125.362.022.691,- x 100 Rp 176.469.793.928,- = 71.04