hasil produksi yang diterima. Dalam perancangan ini jangka waktu pengadaan modal kerja diambil 3 bulan.
Modal kerja ini meliputi: -
Modal untuk biaya bahan baku proses dan utilitas -
Modal untuk kas Kas merupakan cadangan yang digunakan untuk kelancaran operasi dan
jumlahnya tergantung pada jenis usaha. Alokasi kas meliputi gaji pegawai, biaya administrasi umum dan pemasaran, pajak.
- Modal untuk mulai beroperasi start-up
- Modal untuk piutang dagang
Piutang dagang adalah biaya yang harus dibayar sesuai dengan nilai penjualan yang dikreditkan. Besarnya dihitung berdasarkan lamanya kredit dan nilai jual
tiap satuan produk. Rumus yang digunakan:
HPT 12
IP PD
Dengan: PD = piutang dagang IP
= jangka waktu yang diberikan 3 bulan HPT = hasil penjualan tahunan
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal kerja sebesar Rp 135.205.302.346,-
Maka, total modal investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja = Rp 158.911.020.866,- + Rp 135.205.302.346,-
= Rp 294.116.323.212,- Modal investasi berasal dari :
- Modal sendirisaham-saham sebanyak 60 dari modal investasi total
Modal sendiri adalah Rp 176.469.793.928,-
- Pinjaman dari bank sebanyak 40 dari modal investai total
Pinjaman bank adalah Rp 117.646.529.285,-
10.2 Biaya Produksi Total BPT Total Cost TC
Biaya produksi total merupakan semua biaya yang digunakan selama pabrik beroperasi. Biaya produksi total meliputi:
10.2.1 Biaya Tetap Fixed Cost FC
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi, meliputi:
- Gaji tetap karyawan
- Bunga pinjaman bank
- Depresiasi dan amortisasi
- Biaya perawatan tetap
- Biaya tambahan industri
- Biaya administrasi umum
- Biaya pemasaran dan distribusi
- Biaya laboratorium, penelitian dan pengembangan
- Biaya hak paten dan royalti
- Biaya asuransi
- Pajak Bumi dan Bangunan PBB
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap FC adalah sebesar Rp 91.645.180.168,-
10.2.2 Biaya Variabel BV Variable Cost VC
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi. Biaya variabel meliputi:
- Biaya bahan baku proses dan utilitas
- Biaya variabel tambahan, meliputi biaya perawatan dan penanganan lingkungan,
pemasaran dan distribusi. -
Biaya variabel lainnya Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel VC adalah
sebesar Rp. 90.591.910.823,-
Maka, biaya produksi total, = Biaya Tetap FC + Biaya Variabel VC
= Rp 91.645.180.168,- + Rp. 90.591.910.823,- = Rp 182.237.090.992,-
10.3 Total Penjualan Total Sales
Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk dietanolamida dan gliserol adalah sebesar Rp
357.225.955.719 ,- Maka laba atas penjualan adalah sebesar Rp
174.988.864.728,-
10.4 Bonus Perusahaan
Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan Dietanolamida ini, maka perusahaan memberikan bonus 0,5 dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar
Rp 874.944.324,-
10.5 Perkiraan RugiLaba Usaha
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh: 1. Laba sebelum pajak bruto
= Rp 174.113.920.404,- 2. Pajak penghasilan PPh
= Rp 48.751.897.713,- 3. Laba setelah pajak netto
= Rp 125.362.022.691,-
10.6 Analisa Aspek Ekonomi 10.6.1 Profit Margin PM
Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum
pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan. PM =
penjualan total
pajak sebelum
Laba 100
PM
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 48.74 , maka pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
= Rp 174.113.920.404,- x 100
Rp 357.225.955.719,- = 48.74
10.6.2 Break Even Point BEP
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil
penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak untung dan tidak rugi.
BEP = Variabel
Biaya Penjualan
Total Tetap
Biaya
100
BEP = =
Kapasitas produksi pada titik BEP = 34.37 12.000 tontahun
= Rp 4.125 tontahun Nilai penjualan pada titik BEP
= 34.37 x Rp 357.225.955.719,- = Rp 122.782.659.227,-
Dari data feasibilities, Peters, 2004 : -
BEP 50 , pabrik layak feasible -
BEP 70 , pabrik kurang layak infeasible. Dari perhitungan diperoleh BEP = 32,11, maka pra rancangan pabrik ini layak.
10.6.3 Return on Investment ROI
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap
tahun dari penghasilan bersih. ROI
= Investasi
Modal Total
pajak setelah
Laba 100
ROI
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:
ROI 15 resiko pengembalian modal rendah. 15 ROI 45 resiko pengembalian modal rata-rata.
ROI 45 resiko pengembalian modal tinggi. Rp 91.645.180.168,-
x 100 Rp 357.225.955.719,- – Rp 90.591.910.823,-
34.37
= Rp 125.362.022.691,- x 100 Rp 294.116.323.213,-
= 42.62