HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

(1)

commit to user 1

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Magister Kesehatan

Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

OLEH : FITRIANI S540809310

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user 2

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi)

Disusun oleh : Fitriani S540809310

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing : Dewan pembimbing :

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Pembimbing I

Prof. Dr.Didik .G. Tamtomo,dr. MM, M.Kes, PAK ... ... NIP. 19480313 197610 1 001

Pembimbing II

Dr. Nunuk Suryani, M,Pd ... ... NIP. 19661108 1990032001

Mengetahui,

Ketua Program Kedokteran Keluarga

Prof. Dr.Didik .G. Tamtomo,dr. MM, M.Kes, PAK


(3)

commit to user 3

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (Pada Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan An – Nur Purwodadi) Disusun oleh :

Fitriani S540809310

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji Tesis Pada tanggal : 18 Januari 2011

Dewan penguji :

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr., Sp.PA(K) ... ... NIP. 194903171976091001

Sekretaris Ir. Ruben Dharmawan, dr.,M.Sc.,Ph.D ... ... NIP. 195111201986011001

Anggota Prof. Dr. Didik G Tamtomo, dr. PAK., MM. M.Kes ... ... Penguji NIP. 194803131976101001

Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd ... ... NIP. 196611081990032001

Surakarta, Januari 2011 Mengetahui,

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Prof. Dr. Didik G Tamtomo, dr. PAK., MM. M.Kes


(4)

commit to user 4

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul ”HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI D III KEPERAWATAN STIKES AN NUR PURWODADI.”Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S2, Minat Utama Kedokteran Keluarga, Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan , Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr. Sp.KJ (K), selaku Rektor Universitas Sebelas Maret beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti pendidikan di Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti pendidikan di program pasca sarjana.

3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM, M.Kes,PAK Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas


(5)

commit to user 5

Maret Surakarta beserta seluruh staf yang telah memberikan bantuan selama proses pendidikan.

4. Ketua Program Studi, Dosen dan seluruh responden yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

5. Suami dan putriku terkasih, M. Zainal Abidin, SH, Rifda Saqila Reifianza Zain karena keikhlasan doa, dukungan dan segala pengorbanannya kepada penulis.

6. Ayahanda dan Ibunda yang telah mengijinkan dan tidak pernah berhenti mendoakan serta mendukung penulis dalam menjalani pilihan ini

7. Teman – teman seperjuangan angkatan 2009 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

Semoga segala amal kebaikan yang telah diberikan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT dan semoga proposal ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam upaya peningkatan pembelajaran di Diploma Keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Purwodadi, September 2010


(6)

commit to user 6

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4


(7)

commit to user 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Teori motivasi ... 6

2. Teori orientasi pasca lulus... 16

3. Teori belajar... 19

B. Penelitian Relevan... 40

C. Kerangka Berfikir ... 41

D. Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 47

B. Lokasi Penelitian... 47

C. Populasi dan Subjek Penelitian... 47

D. Besar Sampel... 48

E. Sumber Data Penelitian... 48

F. Instrumen Penelitian... 48

G. Variabel Penelitian... 48

H. Definisi Operasional... 49

I. Uji Validitas Dan Reliabilitas... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 55

B. Uji Persyaratan ... 59


(8)

commit to user 8

D. Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Implikasi ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA... 75 LAMPIRAN


(9)

commit to user 9

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

Tabel 3.2. Definisi Operasional ... 48

Tabel 4.1. Penilain Motivasi Belajar ... 54

Tabel 4.2. Penilaian Orientasi Pasca Lulus ... 55

Tabel 4.3. Penilaian Prestasi Mahasiswa ... 56

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas ... 57

Tabel 4.5. Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolineritas ... 58

Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi ... 60

Tabel 4.7. Hubungan Motivasi Dengan Prestasi ... 61

Tabel 4.8. Hubungan Orientasi Pasca Lulus Dengan Prestasi ... 62

Tabel 4.9. Hasil Korelasi Ganda ... 63

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Bagan Hirarki Kebutuhan Dasar Menurut Maslow ... 29

Gambar 2.2. Kerangka Berfikir Penelitian ... 44

Gambar 4.1. Diagram Motivasi Belajar Mahasiswa ... 54

Gambar 4.2. Diagram Orientasi Mahasiswa ... 55


(10)

commit to user 10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 75

Lampiran 2. Kisi – kisi Angket Penelitian ... 76

Lampiran 3. Surat Permohonan Kepada Responden ... 77

Lampiran 4. Angket Penelitian ... 80


(11)

commit to user 11

Lampiran 6. Tabel Motivasi Belajar ... 86

Lampiran 7. Tabel Orientasi Pasca Lulus ... 88

Lampiran 8. Tabel Prestasi Belajar ... 90

Lampiran 9. Uji Korelasi ... 92

ABSTRAK

Fitriani,S540809310. Hubungan Motivasi Belajar Mahasiswa dan Orientasi Pasca Lulus Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi D – III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi. Tesis : Pogram Magister kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tahun 2010. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar, 2) hubungan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa, 3) hubungan secara bersama – sama antara motivasi belajar dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar.


(12)

commit to user 12

Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2010. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi D – III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi. Sampel diambil dengan tehnik purposive random sampling pada mahasiswa tingkat II yang berjumlah 74 dan tingkat III sejumlah 45 orang. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah motivasi dan orientasi pasca lulus sedangkan variabel independen adalah prestasi belajar. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian analisa dilakukan dengan menggunakan uji korelasi ganda. Analisa : Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh 1) ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar karena diperoleh r hitung 0,297> r

tabel 0,02 (ρ= 0.000), 2) ada hubungan yang signifikan antara orientasi pasca

lulus dengan prestasi belajar dengan r hitung 0,264 > r tabel 0,02( p = 0.000 ), 3) ada hubungan motivasi dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar dengan nilai F hitung 77,60 > F tabel 3,09.

Hasil : Dengan melihat hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di tempat penelitian didapatkan bahwa mahasiswa dengan motivasi belajar sedang serta berorientasi untuk melanjutkan memiliki prestasi yang juga. Bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah serta berorientasi untuk bekerja, prestasinya juga rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat mahasiswa untuk belajar tentang teori dikelas. Bagi institusi pendidikan, sebaiknya meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dengan cara memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, melengkapi sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang memadai.

Kata Kunci : Motivasi, Orientasi Pasca Lulus, Prestasi Belajar

ABSTRACT

Fitriani, S540809310. Relations Student Learning Motivation and

Orientation Post-Graduate Students With Learning Achievement Prodi D - III Nursing STIKES An - Nur Purwodadi. Thesis: Family Medicine

Graduate Master Pogram Sebelas Maret University in Surakarta. Year 2010. Objective : This study aims to determine: 1) the relationship of learning


(13)

post-commit to user 13

graduate students' learning achievement, 3) The existence of the relationship together - collaboration between learning motivation and orientation of post-graduate with academic achievement.

Method : The method used in this research is descriptive and cross sectional correlational design. This experiment was conducted in August until December 2010. The population of this study are students d III study program student nursing colleges of health sciences An - Nur Purwodadi. Samples taken by stratified random sampling technique at second level students which amounted to 74 and level III of 45 people. In this study dependentnya variable is the motivation and orientation of post-graduate while dependentnya variable was academic achievement. Data was collected using questionnaires and documentation, and then analyzed by using multiple correlation test. Analysis : Based on data analysis and discussion conducted by using the significance level of 5% is obtained 1) there is a significant relationship between learning motivation and academic achievement because the count obtained r

0.297> r table 0.02 (ρ = 0.000), 2) there is a significant relationship between post

-graduate orientation and academic achievement with count r 0.264> r Table 0.02 (p = 0.000), 3) there is a relationship of motivation and achievement orientation of post-graduate study with calculated F value 77,60 > F table 3.09. Result : By looking at these results can be concluded that the place was found that students with motivation to learn is well oriented to continue to have achievements as well. For students who have low learning motivation and orientation to work, his performance is also low. This is caused by a lack of student interest in learning about the theory in class. For educational institutions, should enhance students' learning achievements by improving and enhancing the quality of teaching and learning process, complete the facilities, infrastructure and

adequate human resources.

Key Words: Motivation, Post-Graduate Orientation, Academic Achievement

BAB I PENDAHULUAN


(14)

commit to user 14

A. Latar Belakang masalah Penelitian

Garis-garis Besar Haluan Negara (1999:52) menyebutkan bahwa pembangunan nasional merupakan peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.

Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, pendidikan di rasa penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pemanfaatan sumber daya alam agar tercapai kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan masyarakat. Seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan agar sesuai dengan tuntutan zaman telah banyak dilakukan karena maju mundurnya kehidupan bangsa dan negara tergantung pada pendidikan yang ada.

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar (Sardiman 2001:55). Tercapai tidaknya tujuan pengajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar keras, ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Motivasi dari dalam diri siswa yakni keinginan untuk bekerja


(15)

commit to user 15

ataupun melanjutkan pendidikan merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar.

Berdasarkan SK MenDikBud RI No. 239/U/1999 tentang kurikulum nasional untuk D III Keperawatan yang berlaku secara nasional bahwa Tujuan Program Diploma III Keperawatan adalah untuk menghasilkan lulusan yang Mampu melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanan kesehatan sesuai kebijaksanaanumum pemerintah yang berlandaskan Pancasila, khususnya pelayanan dan/atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan komunitas berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan, Mampu menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan, Mampu berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan / asuhan keperawatan, Mampu berperan serta secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien, Mampu mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuan profesinya. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat diatas, penyelenggara program Diploma III keperawatan berpedoman pada : tujuan pendidikan nasional , kaidah moral dan etika ilmu pengetahuan, kepentingan masyarakat, serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka, motivasi belajar mahasiswa harus selalu dipupuk agar lulusan dapat bersaing dalam dunia luar. Motivasi mahasiswa untuk mempelajari bidang keperawatan haruslah terus dipupuk


(16)

commit to user 16

sedemikian rupa baik motivasi intrinsik maupun pemberian motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran di kelas. Apabila mahasiswa memiliki motivasi yang kuat untuk mendalaminya secara sungguh-sungguh maka prestasi belajarnyapun akan meningkat.

Dari hasil studi pendahuluan terhadap mahasiswa tingkat II dan III Prodi D III keperawatan STIKes An Nur Purwodadi yang berjumlah total 119, ditemukan bahwa sebagian besar motivasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh orientasi mahasiswa setalah lulus D III keperawatan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauhmana orientasi mahasiswa ini dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar pada mahasiswa D III keperawatan STIKes An Nur Purwodadi.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi belajar. Khusus untuk mahasiswa D III keperawatn , mereka terdorong untuk memperoleh prestasi belajar yang optimal karena adanya keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan ataupun untuk memasuki dunia kerja.

Dari uraian diatas maka timbul permasalahan sebagai berikut :

Apakah ada hubungan secara bersama – sama antara Motivasi Belajar Mahasiswa dan Orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi ?

C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum


(17)

commit to user 17

Mengetahui hubungan secara bersama – sama antara motivasi dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi

Tujuan Khusus

1.Mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

2.Mengetahui hubungan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Kegunaan teoritis

Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan sosial dan dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis.

2. Kegunaan praktis a. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah di dapat dari bangku kuliah.

b. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan khususnya kepada guru / dosen Keperawatan tentang pentingnya pemberian motivasi untuk


(18)

commit to user 18

belajar pada mahasiswa tingkat II dan tingkat III agar prestasi belajarnya meningkat sehingga nantinya sebagai bekal untuk bekerja ataupun melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

E. Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini menggunakan metode crossectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi, orientasi pasca lulus terhadap prestasi belajar mahasiswa.Untuk mendapatkan hasil penelitian yang jelas, maka lingkup penelitian ini adalah mahasiswa D III Keperawatan tingkat II dan tingkat III STIKes An Nur Purwodadi.


(19)

commit to user 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

a. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997: 666). Sedangkan Menurut Gunarso (1996: 2) menyatakan motif sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif berada dalam keadaan kesiapsiagaan sedangkan motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Sedangkan Donald (dalam Sardiman 2001:73) menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.


(20)

commit to user 20

Dari batasan-batasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang menimbulkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar sehingga tujuan yang dikehendaki mahasiswa dapat tercapai.

b. Teori Motivasi

Berdasarkan beberapa pendekatan mengenai motivasi, Swansburg ( 2001), mengklasifikasikan motivasi kedalam teori – teori isi motivasi dan proses motivasi.

Teori – teori isi motivasi berfokus pada faktor – faktor atau kebutuhan dalam diri seseorang untuk menimbulkan semangat, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilaku. Berikut teori isi motivasi :

1) Teori Motivasi Kebutuhan ( Abraham Maslow )

Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuan manusia secara hirarki, yang terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok defisiensi dan kelompok pengembangan. Kelompok defisiensi secara hirarki adalah fisiologis, rasa aman, kasih sayang dan penerimaan serta kebutuhan akan harga diri. Mangkunegara ( 2005 ), menjabarkan hirarki Maslow sebagai berikut :

a) Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan pemenuhan unsur biologis. Kebutuhan ini berupa : kebutuhan makan, minum, bernapas, seksual dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar.

b) Kebutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman dan bahaya lingkungan


(21)

commit to user 21

c) Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta yaitu kebutuhan untuk diterima dalam kelompok, berafuliasi, berinteraksi, dicintai dan mencintai

d) Kebutuhan akan harga diri adalah kebutuhan untuk dihormati dan dihargai.

e) Kebutuhan akan aktualisasi diri kebutuhan untuk menggunakan kemampuan (skill) dan potensi serta berpendapat dengan mengemukakan penilaian dan kritik terhadap sesuatu

2) Teori ERG ( Alderfer’s ERG Theory )

Teori ERG ( existence, relatedness, growth) dikembangkan oleh Clayton Alerfer. Menurut teori ini komponen existence adalah mempertahankan kebutuhan dasar dan pokok manusia. mempertahankan eksistensi merupakan kebutuhan manusia untuk menjadi terhormat. Hampir sama dengan teori Maslow, kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan fisiologis juga terdapat kebutuhan akan keamanan yang merupakan komponen existence.Relatedness tercemin dari sifat manusia sebagai makhluk sosial yang ingin berafiliasi, dihargai dan diterima oleh lingkungan sosial. Growth lebih menekankan kepada keinginan seseorang untuk tumbuh dan berkembang, mengalami kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan dan kemampuan serta mengaktualisasi diri ( Siagian, 2004 ).


(22)

commit to user 22

Herzberg seorang psikolog yang berusaha mengembangkan kebenaran teorinya melakukan penelitian kepada sejumlah pekerja untuk menemukan jawaban dari : Apakah yang sebenarnya diinginkan seseorang dari pekerjaannya?”timbulnya keinginan Hezberg untuk meneliti adalah karena adanya keyakinan bahwa terdapat hubungan yang mendasar antara seseorang dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, sikap seseorang terhadap pekerjaannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalannya ( Siagian, 2004 ).

Dalam teori motivasi terdapat dua faktor yang mendasari motivasi pada kepuasan atau ketidakpuasan kerja dan faktor yang melatarbelakanginya. Pertama faktor pemeliharaan. ( maintenance factors) yang juga disebut

dissatisfire, hygiene factors, job context dan extrinsic factors. Faktor

pemeliharaan meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, hubungan dengan subordinate, kualitas pengawasan, upah, kondisi kerja, dan status. Faktor lainnya adalah faktor pemotivasi (motivational factors) yang disebut pula satisfire, motivator, job content atau intrinsic factor yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan, work it self, kesempatan berkembang dan tanggungjawab ( Mangkunegara, 2005 ). c. Motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi menurut Heckhausen (dalam purwanto, 1993: 21) adalah batasan motivasi berprestasi sebagai usaha keras untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin


(23)

commit to user 23

dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding. Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil pelaksanaan tugas. Perbandingan dengan prestasi sendiri sebelumnya dan perbandingan dengan prestasi orang lain. Hal ini dapat dilihat dalam diri siswa yang selalu melakukan kegiatan belajar agar tercapai suatu hasil yang lebih baik dari hasil-hasil yang pernah diperoleh sebelumnya.

d. Perkembangan motivasi berprestasi

Teori kebutuhan yang dikemukakan Mc. Celland dalam Sudjana (2000:169) membagi tiga jenis kebutuhan sebagai berikut :

a) Kebutuhan berprestasi

Kebutuhan ini berkaitan dengan kegiatan atau kehendak seseorang untuk melaksanakan tugas, kegiatan, pekerjaan dengan lebih baik dan lebih efisien baik dalam memecahkan permasalahan maupun dalam melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks.

b) Kebutuhan berafiliasi

Untuk memenuhi kebutuhan ini seseorang berkeinginan untuk membina dan memelihara persahabatan dan hubungan akrab serta saling membantu dengan orang lain.

c) Kebutuhan berkuasa

Kebutuhan ini berkaitan dengan keinginan seseorang untuk menguasai orang lain, diterima dan didukung orang lain,


(24)

commit to user 24

mempengaruhi perilaku orang lain dan menunjukkan tanggungjawabnya terhadap orang lain.

Perkembangan motivasi selanjutnya yakni siswa akan lebih giat belajar untuk memperoleh tujuan yang diharapkan. Bagi siswa yang ingin untuk melanjutkan pendidikan akan terus giat belajar agar dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi Sedangkan bagi siswa yang ingin bekerja akan lebih giat belajar agar prestasinya meningkat sehingga memudahkan dalam memperoleh pekerjaan.

e. Jenis-jenis Motivasi

Menurut sifatnya, motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Sardiman 2001:87) yaitu sebagai berikut

a. Motivasi intrinsik

Motivasi adalah motif-motif yang menjadi aktif atau karena dalam dirinya setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya: kesadaran untuk belajar di rumah, kemauan untuk mengerjakan tugas,menyimak keterangan guru dan berfungsinya aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, kemauan untuk mengemukakan pendapat.

b. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar,misalnya peran orang tua dan guru dalam pemberian motivasi agar ia giat belajar.


(25)

commit to user 25

f. Fungsi motivasi belajar

Ada beberapa fungsi motivasi menurut Nasution (1999: 76) adalah: 1) Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi disini merupakan motor penggerak dari kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi disini memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan, yang serasi dalam mencapai tujuan dengan menyisihkan perubahan-perubahan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. g. Indikator Motivasi

Dalam Sardiman (2001:81), disebutkan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan

3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4) lebih senang bekerja mandiri

5) cepat bosan pada tugas-tugas rutin 6) dapat mempertahankan pendapatnya

7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya. 8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. h. Faktor–faktor yang mempengaruhi motivasi belajar


(26)

commit to user 26

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar (Max Darsono dkk 2000:34) antara lain:

1) Cita-cita atau aspirasi

Cita-cita atau apirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.

2) Kemampuan

Dalam belajar dibutuhkan kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, perhatian dan daya pikir fantasi.

3) Kondisi siswa

Kondisi siswa meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik karena jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologisnya.

4) Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan siswa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga unsur lingkungan tersebut di atas dapat mendukung dan menghambat motivasi belajar.

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali khususnya


(27)

commit to user 27

kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional misalnya emosi siswa, gairah belajar, situasi belajar, situasi dalam keluarga.

6) Upaya guru membelajarkan siswa

Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentiangan siswa maka diharapkan upaya tersebut menimbulkan motivasi belajar siswa.

i. Cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah

Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat serta keinginannya pada proses belajar tak dapat dipungkiri, karena dengan menggerakkan motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar. Siswa yang bekerja dengan motivasi yang kuat, ia tak akan merasa lelah dan tidak cepat bosan. Oleh karena itu, guru perlu memelihara motivasi pelajar dan semua yang berkaitan dengan motivasi seperti kebutuhan, keinginan.Metode dan cara mengajar yang digunakan harus mampu menimbulkan sikap positif belajar dan gemar membaca. Akibatnya timbul keinginan yang besar untuk menuntut ilmu di kalangan para siswa. Menurut Nasution (2000:78) ada beberapa cara menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu :


(28)

commit to user 28

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Dalam proses belajar-mengajar perolehan nilai yang berupa angka bagi siswa sangat penting artinya sebagai alat motivasi untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya.

2) Hadiah

Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila motivasi setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi siswa, hadiah tidak selalu merupakan motivasi karena hadiah juga dapat merusak sebab dapat menyimpangkan pikiran siswa dari tujuan belajar sesungguhnya.

3) Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan baik individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4) Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan, oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

5) Mengetahui hasil,

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Dalam hal ini guru perlu membagikan hasil ulangannya kepada siswa, agar siswa mengetahui


(29)

commit to user 29

perolehan nilai yang diraihnya. Ini penting sebagai upaya untuk terus memacu prestasi belajar siswa.

6) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu agar pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat.

7) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar diartikan ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga diharapkan hasil belajarnya akan lebih baik.

8) Minat

Motivasi muncul disebabkan adanya minat. Sehingga minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai minat.

2. Orientasi pasca lulus

Orientasi adalah peninjauan atau pandangan untuk menentukan sikap ( arah,tempat dan sebagainya ) dengan arah yang benar, kecenderungan pada pandangan atau menitikberatkan pada pandangan. ( nursalam, 2005 ) Diantara motivasi intrinsik mahasiswa D – III Keperawatan adalah motivasi untuk bekerja dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan. a) Orientasi untuk bekerja


(30)

commit to user 30

Menurut White dalam Moekijat (2002:55) mengemukakan bahwa pekerjaan adalah suatu gelanggang perlombaan dimana seseorang dihadapkan pada kemampuan dan ketrampilan terhadap lingkungan pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Implikasi motivasi atas pekerjaan adalah keinginan untuk mendapatkan penghasilan, memproduksi barang dan jasa, berinteraksi dengan orang lain dan sebagai simbol status sosial.

Motivasi untuk bekerja pada siswa D – III Keperawatan diartikan sebagai dorongan yang kuat dari dalam mahasiswa guna meningkatkan hasil belajar agar tujuan untuk memperoleh pekerjaan dapat tercapai. Bagi siswa yang memiliki prestasi akademik yang tinggi mudah diterima sebagai tenaga kerja yang baru di perusahaan tersebut. Karena prestasi merupakan hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa ia telah menguasai seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah baik teori maupun praktek.

Harapan mahasiswa untuk bekerja setelah tamat belajar, merupakan hal yang wajar karena kurikulum D – III Keperawatan sendiri sudah menitikberatkan bahwa tujuan pengajarannya adalah mempersiapkan tamatannya untuk bekerja. Diakui bahwa siswa D III Keperawatan merupakan remaja usia produktif yang pantas diartikan sebagai usia pencari kerja. Realitas dilapangan bahwa siswa D – III Keperawatan merupakan siswa yang berasal dari golongan ekonomi menengah kebawah sehingga sebagian mereka mengharapkan memperoleh


(31)

commit to user 31

pekerjaan setelah lulus dari bangku kuliah untuk dapat sedikit membantu ekonomi keluarga.

b) Orientasi untuk melanjutkan pendidikan

Menurut sardiman (2001:63) mengemukakan bahwa pendidikan akademik mendidik siswa untuk memasuki lapangan kerja atau mengikuti pendidikan keahlian pada tingkat yang lebih tinggi. Pendidikan tinggi bertujuan untuk meneruskan, mengembangkan dan melestarikan peradaban, ilmu, teknologi dan seni serta harus ikut dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Mahasiswa biasanya lebih termotivasi untuk meneruskan ke tingkat lebih lanjut dengan berbagai keuntungan yang didapat selain biaya kuliah mudah dijangkau dengan pengajaran yang berkualitas juga banyaknya beasiswa yang ditawarkan oleh PT kepada siswa yang prestasi akademiknya tinggi tetapi dari golongan kurang mampu. Tentunya ini menarik bagi mahasiswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan sehingga nantinya dapat meringankan beban orang tua dalam membiayai pendidikannya. Usaha pencapaian prestasi belajar yang optimal bagi mahasiswa Prodi D – III Keperawatan merupakan suatu yang tidak bisa ditunda lagi. Tingginya prestasi belajar merupakan modal utama bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ataupun untuk bekerja.Oleh karena itu siswa harus terus belajar dengan menggerakkan motivasi yang terpendam agar


(32)

commit to user 32

nantinya dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Peranan guru disini juga tidak kalah pentingnya yakni dengan pemberian motivasi ekstrinsik sebagai rangsangan dari luar untuk terus menggerakkan belajar siswa baik itu melalui pemberian motivasi, pujian, kompetisi dan lain-lain.

3. Belajar

a. Pengertian belajar

Sudjana (2000:5) mengemukakan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999:7) menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya di alami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan siswa.

Laindgren ( dalam Thulus, 1989 ) mengemukakan belajar adlah menunjukkan beberapa perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil dari latihan atau beberapa jenis pengalaman atau interaksi dengan


(33)

commit to user 33

lingkungannya. Sesuai dengan pendapat tersebut, belajar merupakan aktivitas individu untuk mengubah dan mengembangkan perilaku atau membentuk perilaku baru.

The Liang Gie ( 1983 ) berpendapat bahwa belajar adalah segenap kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, penambahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya sedikitbanyak permanen. Pada pendapat ini juga menekankan adanya perubahan dari diri individu didalam belajar. menurut pendapat ini berarti perubahan – perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit atau pengaruh obat – obatan tidak termasuk pada proses belajar.

Secara umum belajar dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antar diri manusia ( 1d – ego – superego )dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari suatu kedalam diri pebelajar dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.

Nasution (1999:32) mengemukakan bahwa :

1) Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf

Belajar adalah pembentukan “S-R bonds” atau hubungan-hubungan tertentu dalam sistem urat syaraf sebagai hasil respon-respon terhadap stimulus. Belajar adalah pembentukan saluran-saluran yang lancar dalam sistem urat syaraf.


(34)

commit to user 34

2) Belajar adalah penambahan pengetahuan

3) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan latihan

Jadi, belajar diartikan sebagai suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak maupun penyesuaian diri.

b. Proses belajar

Menurut Uzer Usman (1992:1) proses belajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar hubungan antara guru dan siswa tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya motivasi dan keberhasilan belajar menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan


(35)

commit to user 35

dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri (Dimyati dan Mudjiono 1999:42).

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat, seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Keterlibatan siswa dalam belajar juga berkaitan dengan sifat-sifat murid, baik yang bersifat-sifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.

c. Jenis-jenis Belajar

Menurut Nasution (2000:57) menyebutkan ada beberapa jenis belajar yang berhubungan dengan hal yang harus di pelajari antara lain :

1) Belajar berdasarkan pengamatan

Pengamatan sangat penting sebagai dasar untuk memperoleh pengertian dan tanggapan yang jelas tentang sesuatu misalnya tanggapan visual dalam ilmu hayat, ilmu alam, kimia, geografi dan sebagainya yang banyak memerlukan pengamatan langsung.

2) Belajar berdasarkan gerak

Belajar berdasarkan gerak ini membutuhkan gerakan fisik seperti cara menulis, membaca, gerakan olah raga. Oleh karena itu dalam belajar berdasarkan gerak ini ada hal-hal yang perlu diperhatikan siswa yaitu mengetahui tujuan, mempunyai tanggapan yang jelas tentang kecakapaaan,


(36)

commit to user 36

pelaksanaan yang tepat pada taraf kecakapan itu dan latihan untuk mempertinggi kecepatan.

3) Belajar berdasarkan menghafal

Belajar yang bersifat hafalan ini yang paling banyak digunakan di sekolah, baik di sekolah dasar maupun di sekolah yang lebih tinggi sebab belajar adalah menempuh ujian dan untuk itu di perlukan penguasaan sejumlah pengetahuan.

4) Belajar berdasarkan pemecahan masalah

Metode pemecahan masalah dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam berbagai mata pelajaran seperti matematika,fisika,sejarah,biologi dan sebagainya. Selain itu, metode pemecahan masalah ini diperlukan juga untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

5) Belajar berdasarkan emosi

Segi-segi pribadi seperti ketekunan, ketabahan menghadapi masalah, ketelitian, kebersihan, kecakapan dalam bergaul dengan orang lain dan sering dipelajari dalam setiap pelajaran sebab selalu tersimpul didalamnya, akan tetapi belajar berdasarkan emosi ini sangat kurang mendapat perhatian pendidik karena belajar jenis ini sukar sifatnya dan pelaksanaan yang tidak mudah.


(37)

commit to user 37

Ada beberapa prinsip belajar yang berlaku umum yang dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya (Dimyati dan Mudjiono 1999:42), prinsip-prinsip itu antara lain :

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

2) Keaktifan

Belajar hanya mungkin terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri. John Dewey misalnya mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa itu sendiri, guru sekadar pembimbing dan pengarah (John Dewey, 1916 dalam Davies, 1973:31) 3) Keterlibatan langsung atau pengalaman

Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan ketrampilan.


(38)

commit to user 38

4) Tantangan

Agar pada siswa timbul motif yang kuat mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi prinsip-prinsip tersebut.

5) Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik pada usaha belajar selanjutnya.

Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat siswa terdorong untuk lebih giat dan bersemangat.

6) Perbedaan individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian


(39)

commit to user 39

dan sifat-sifatnya. Karenanya, perbedaaan individual perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.

e. Tujuan Belajar

Dalam Sardiman (2001:26), di sebutkan ada tiga jenis tujuan belajar yakni 1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir diperlukan bahan pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol.

2) Penanaman konsep dan ketrampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu ketrampilan. Ketrampilan di sini diartikan ketrampilan jasmani dan rohani. Ketrampilan jasmani menitikberatkan pada ketrampilan gerak dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar sedangkan ketrampilan rohani menyangkut persoalan penghayatan, ketrampilan berpikir dan kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

3) Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of value. Oleh karena itu, guru


(40)

commit to user 40

tudak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.

f. Teori Belajar

Menurut Max Darsono, dkk (2000:5) disebutkan bahwa teori-teori belajar dalam pendidikan antara lain :

1) Teori Belajar Behavioris

Diantara tokoh yang mencetuskan teori behavioris adalah Thorndike, Pavlov dan Skinner yang berasumsi bahwa manusia adalah makhluk pasif, tidak mempunyai potensi psikologis yang berhubungan dengan kegiatan belajar antara lain pikiran, persepsi, motivasi dan emosi. Dengan asumsi seperti ini, manusia dapat direkayasa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Yang penting dalam belajar adalah pemberian stimulus yang berakibat terjadinya tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur.

2) Teori Belajar Sosial

Teori ini dipelopori oleh Bandura yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia tidak hanya didorong oleh kekuatan dari dalam dirinya melainkan oleh interaksi yang kontinu dan timbal balik antara pribadi dan lingkungan. Dalam teori ini mengandung dua konsep utama yaitu : (1) Pemodelan

Proses belajar siswa dilakukan dengan peniruan terhadap model sehingga dia dapat melakukan respon yang benar sesuai dengan model.


(41)

commit to user 41

(2) Fase belajar

Untuk mencapai tujuan belajar, akan dilalui beberapa fase yaitu: (a) Perhatian

Perhatian merupakan awal dari peniruan. Model tidak akan ditiru tanpa dilihat atau di observasi.

(b) Retensi

Belajar melibatkan dua kejadian yaitu :memperhatikan penampila dan memperhatikan penyajian simbolik dari penampilan tersebut.Agar model mudah di ingat, model itu harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas tertangkap oleh orang yang meniru.

(c) Reproduksi

Reproduksi adalah proses memunculkan kembali sesuatu yang sudah tersimpan dalam ingatan.

(d) Motivasi

Motivasi diartikan sebagai keinginan melakukan sesuatu yang sama dengan model kareana dengan demikian ia akan merasa memperoleh reinforcement.

3) Teori Belajar Kognitif

Ahli-ahli yang menganut aliran kognitif berpendapat bahwa belajar adalah peristiwa internal artinya belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang yang belajar. Kemampuan tersebut ialah kemampuan mengenal yang di sebut dengan istilah kognitif.


(42)

commit to user 42

4) Teori Belajar Gestalt

Peletak dasar aliran ini adalah Wax Wertheimer yang menyatakan bahwa belajar diperlukan kemampuan mengorganisir obyek yang dipersepsi sehingga menjadi suatu bentuk yang bermakna dan mudah dipahami.

5) Teori Belajar humanis

Teori ini menyatakan bahwa manusia dianggap sebagai individu yang unik dan bisa mewujudkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Tokoh dalam aliran ini antara lain Abraham H. Maslow yang menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan untuk tumbuh dan kekuatan yang menghalangi pertumbuhan. Dalam hal ini Maslow mencetuskan teorinya tentang motivasi yakni teori hirarki kebutuhan yang artinya bahwa kebutuhan manusia bersifat hirarkis dimana suatu kebutuhan mulai dipikirkan apabila kebutuhan di bawahnya /mendahului sudah terpenuhi.

Gambar 2.1. Hirarki Kebutuhan menurut Maslow

estetis mengerti

aktualisasi diri harga diri Memiliki & mencintai

keamanan jasmaniah


(43)

commit to user 43

a. Deficiency need adalah kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi : kebutuhan jasmaniah, kemanan, memiliki dan mencintai, haraga diri

b. Growth need adalah kebutuhan untuk tumbuh. Pemenuhan kebutuhan ini tidak tergantung pada orang lain. Peranan kemampuan diri sendiri akan

menentukan berhasil tidaknya seseorang memenuhi ketiga kebutuhan ini.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru (KBBI 1995:787). Sedangkan Sudrajat (1994:60) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-simbol sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut Thomas F. Staton, hasil-hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebaiknya seimbang (Sutadi 1996:29). Tingkah laku baru disebut sebagai hasil belajar harus memenuhi syarat-syarat, bahwa hasil belajar merupakan :

a. Pencapaian tujuan belajar b. Hasil dari proses yang disadari

c. Hasil latihan atau ujicoba yang disengaja


(44)

commit to user 44

e. Fungsi operasional dan potensial yaitu merupakan tindak-tanduk itu sendiri dan tindak-tanduk lainnya (Sutadi 1996: 30)

Menurut Abu Ahmadi dan Joko T. Prasetyo (1997:157) ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu :

a. waktu yang tersedia untuk menyelesaikan bahan

b. usaha yang dilakukan oleh individu untuk menguasai bahan tersebut c. bakat seseorang yang sifatnya individual

d. kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran

e. kemampuan siswa untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari keseluruhan proses belajar mengajar yang dihadapi.

Setiap dosen hendaknya menyadari bahwa bakat individu siswa berbeda satu dengan lainnya. Demikian pula dalam kemampuan untuk menangkap pelajaran dan tingkat usahanyabervariasi, maka faktor waktu yang dibutuhkan oleh individu siswa yang berbeda juga akan berbeda untuk menguasai bahan yang sama. Prestasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini mengarah pada prestasi bidang kelompok mata kuliah produktif dimana memuat berbagai mata pelajaran yang memberikan pendidikan dan keahlian bagi mahasiswanya sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja ataupun untuk melanjutkan pendidikan.

Menurut Poerwodarminto ( 1990 ), Keberhasilan belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh setiap mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai test angka yang


(45)

commit to user 45

diberikan oleh setiap guru. Lebih lanjut Sarono ( 1989 ) menjelaskan keberhasilan belajar adalah perubahan kemampuan sebelumnya.

Keberhasilan belajar atau disebut juga prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang yang teah melakukan serangkaian proses belajar mengajar atau penguasaan ketramplilan yang umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai test ( Neoleka 1986 ).

4. Alat Pengukur Keberhasilan Belajar

Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi besar kecilnya objek atau gejala. Berbicara masalah pengukuran tidak bisa terlepas dari kegiatan evaluasi yang mana merupakan kelanjutan setelah dilakukan proses pengukuran. Menurut Winkel ( 1999 ) evaluasi berarti penentuan seberapa jauh suatu berharga, bermutu atau bernilai. Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar yang dicapai oleh pebelajar dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar itu sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Bloom telah menerpkan dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi sumatif dan formatif. Evaluasi formatif adalah penggunaan tes – tes selam belajar mengajar masih berlangsung sehingga mendapatkan feed back mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sedang yang dimaksud evaluasi sumatif adalah penggunaan tes – tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu yang meliputi beberapa unit pengajaran atau semua unit pengajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan mungkin dilakukan pada saat satu bidang studi selesai dipelajari.


(46)

commit to user 46

Fungsi evaluasi belajar adalah untuk menimbulkan motivasi pada siswa dan memberikan umpan balik bagi bagi siswa, tenaga pengajr, memberi informasi pada orang tua, memperoleh informasi tentang kelulusan, mempertanggungjawabkan suatu program studi.

Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan uji tertulis, lisan, kuis, praktek maupun presentasi hasil dari penugasan. Hasil dari beberapa kegiatan evaluasi berupa nilai dimyatakan dalam Indeks Presatsi ( IP ).

5. Pendidikan Diploma III Keperawatan

Hasil Lokakarya Nasional dalam bidang keperawtan tahun 1983 telah menghasilkan kesepakatan nasional secara konseptual yang mengakui keperawatan di Indonesia sebagai profesi, mencakup pengertian, pelayanan keperawatan sebagai profesional dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi.

bertolak dari pandangan keperawatan sebagai profesi dan ilmu keperawatan seperti diuraikan diatas, maka orientasi pendidikan tinggi keperawatan mampu mengikuti perkembangan sekaligus memberikan landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) keperawatan yang kokoh pada peserta didik. Disamping itu, institusi pendidikan keperawatan selalu mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di masyarakat, baik perkembangan yang berhubungan dengan maslah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi masyarakat, tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan/ keperawatan maupun


(47)

commit to user 47

perkembangan hal – hal khusus pada masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan pengalaman belajar dimasyarakat bagi peserta didik.

a. Tujuan Pendidikan

Berlandaskan pada kernagka konsep ini, diharapkan isi pendidikan dan proses belajar mengajar dapat disusun dan dikembangkan secara lebih terarah sehngga institusi pendidikan tinggi keperawatan mampu melakukan hal – hal sebagai berikut :

1) Menumbuhkan/ membina sikap dan tingkah laku profesional yang sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan

2) Membangun landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, baik kelompok ilmu keperawatan maupun berbagai kelompok ilmu dasar dan penunjang yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan profesional yaitu mengembangkan diri pribadi dan mengembangkan ilmu keperawatan.

3) Menumbuhkan/ membina ketrampilan profesional yang mencakup antara lain intelektual, ketrampilan teknikal dan interpersonal yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan profesional yaitu mengembangkan diri pribadi dan mengembangkan ilmu keperawatan.

4) Menumbuhkan/ membina landasan etik keperawatan yang kokoh dan mantap sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan dalam dalam kehidupan keprofesian.


(48)

commit to user 48

b. Dasar Pendidikan

Dasar falsafah dalam pengembangan Program Pendidikan D – III keperawatan disepakati tentang nilai – nilai dan keyakinan yang berlandaskan pancasila, adalah sebagai berikut :

1) Manusia sebagai makhluk bio- psiko-sosio kultural dan spiritual adalah unik, merupakan satu kesatuan yang utuhjasmani dan rohani dan tidak ada dua individu yang sama seruap.

2) Masyarakat terdiri dari individu, kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan dan nilai – nilai, merupakan suatu organisasi yang terbentuk karena adanya interaksi antara manusi dan budaya dalam lingkungannya serta bersifat dinamis.

3) Sehat adalah suatu keadaan utuh yang dinamik dalam siklus kehidupan dimana manusia dapat berfungsi dan menyesuaikan diri secara terus – menerus terhadap perubahan yang timbul untuk memenuhi kebutuhan esensial dalam kehidupan sehari – hari. Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan secara optimal dalam batas – batas kemampuannya.

4) Sakit adalah suatu keadaan dengan gangguan kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan fisik , fisiologik, psikologik dan sosial secara maksimal yang berfungsi secara tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

5) Perawatan adalah bagian integral dari pelayanan esensial dalam meningkatkan harkat hidup individu, keluarga dan masyarakat.


(49)

commit to user 49

Perawatan merupakan suatu proses yang dilakuakan dengan tindakan terarah dan berorientasi pada masalah, serta menggunakan pendekatan ilmiah dan dilandasi etika profesi. 6) Perawat adalah orang yang telah menyelesaikan pendidikan

profesional keperawatan dan diberikan kewenangan untuk melaksanakan peran dan fungsinya.

7) Proses belajar mengajar adalah suatu proses karena interaksi yang berkesinambungan antara pendidik dan peserta didik dan merupakan suatu proses perubahan perilaku yang berlangsung seumur hidup. Untuk belajar secara efektif diperlukan peran aktif peserta didik yang melibatkan seluruh pribadinya. Mengajar sebagai suatu ilmu dan kiat dalam mengatur informasi dan proses mengajar agar pada peserta didik terjadi proses belajar. Proses belajar merupakan rangkaian kegiatan terarah, terdiri dari antara lain menentukan tujuan pendidikan, menyusun materi mengajar dan belajar, mengorganisasikan materi dan lingkungan belajar, merancang kegiatan belajar, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

8) Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus menjamin pengembangan potensi dan kemampuan profesional secara maksimal peserta didik dan dilaksanakan oleh institusi pendidikan tinggi.


(50)

commit to user 50

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan, telah diselenggarakan berbagai upaya yang didukung oleh antara lain sumber daya tenaga kesehatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Selain itu, tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan. Perubahan dan perkembangan tersebut merupakan tantangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia kesehatan.

Pendidikan Diploma III Keperawatan menghasilkan lulusan sebagai Ahli Madya Keperawatan dengan memiliki sikap dan kemampuan bidang keperawatan yang diperoleh melalui penerapan kurikulum pendidikan yang telah mengalami penyesuaian. Dengan adanya penyesuaian kurikulum yang berbasis kompetensi, semakin banyaknya jumlah institusi pendidikan tenaga kesehaitan serta bervariasinya kualitas penyelenggaraan pendidikan dengan berbagai keterbatasannya, maka kondisi ini dapat mengakibatkan lulusan yang dihasilkan oleh setiap institusi akan bervariasi.


(51)

commit to user 51

d. Konsep Penilaian Pencapaian Kompetensi

Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang difokuskan pada kemampuan individu untuk melakukan tugas/ pekerjaan berdasarkan standart kinerja dibidang tertentu. Standar kompetensi adalah rumusan sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas/ pekerjaan/ bidang tertentu yang didasarkan oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai standar kinerja yang dipersyaratkan. e. Dimensi Kompetensi

Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta penerapkannya dalam suatu pekerjaannya sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh tempat kerja meliputi : 1) Ketrampilan melaksanakan pekerjaan yaitu ketrampilan untuk

melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh tempat kerja, meliputi standar “Profesional Practice dan Professional Ethic”

2) Ketrampilan mengelola pekerjaan yaitu ketrampilan menejerial mulai dari membuat perencaan dan mengorganisir tugas – tugas pekerjaannya sampai pada evaluasi dengan efektif dan efisien

3) Ketrampilan menguasai kemungkinan yaitu meletakkan tindakan dan pengambilan keputusan yang tepat atas suatu masalah dilandasi dengan kemampuan berfikir kritis


(52)

commit to user 52

4) Ketrampilan mengelola lingkungan kerja (Job/ Role

environment Skills) yaitu ketrampilan untuk berperan serta

dan memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan lingkungan yang mendukung kesehatan, keselamatan, keamanan dengan memperdayakan individu, keluarga dan masyarakat.

5) Ketrampilan beradaptasi (Transfer/ Adaptasi Skills ) yaitu kemampuan untuk menerapkan ketrampilan dan pengetahuannya pada situasi yang baru, termasuk kemampuan kerjasama dan kemampuan berkomunikasi.

B. Penelitian Relevan

Tuti Asih 2005 , Analisis Motivasi Belajar Akuntansi Dan Orientapasca Lulus Serta Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas III Jurusan Akuntansi Smk Bisnis Dan Manajemen Se-Kota Tegal. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi belajar mata pelajaran akuntansi antara siswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas III jurusan akuntansi SMK Bisnis Manajemen se- Kota Tegal tahun ajaran 2004/2005. Pada penelitian ini diambil rsponden sebanyak 116 siswa SMK sekota Tegal berdasarkan metode cluster random sampling yaitu diambil dari negeri dua SMK swasta dari empat yang


(53)

commit to user 53

ada. Sedangkan penentuaresponden dengan system undian atau dengan simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara motivasi belajar siswa dengan orientasi pasca lulus ditinjau dari Secara parsial diperoleh koefisien motivasi belajar akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 0,281 sedangkan orientasi bekerja ataupun melanjutkan pendidikan sebesar 0,279 tampak bahwa hubungan motivasi belajar akuntansi lebih tinggi dari orientasi bekerja ataupun melanjutkan pendidikan terhadap prestasi belajar akuntansi. Berdasarkan analisa data bahwa siswa yang berorientasi melanjutkan pendidikan rata-rata prestasi belajarnya sebesar 8,0263 lebih tinggi dari siswa yang berorientasi untuk bekeja yakni sebesar 7,6410.

C. Kerangka Berfikir

Motivasi merupakan daya penggerak yang menyebabkan seseorang bertindak untuk melakukan sesuatu. Motivasi selalu bergayut pada masalah perasaan, kejiwaan, gejolak yang menyebabkan seseorang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Teori belajar menurut Maslow menyatakan bahwa manusa dianggap sebagai individu yang unik dan bisa mewujudkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan adanya kekuatan untuk menghalangi pertumbuhan. Dalam teori hirarki yang


(54)

commit to user 54

dikemukakan Maslow menyatkan bahwa suatu kebutuhan baru mulai dipikirkan bila kebutuhan yang mendahuluinya sudah terpenuhi.

Teori lain menyebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan berhasil bila didorong oleh kemauan dari dalam dirinya dan dorongan dari lingkungan sekitar. Kegitan belajar mengajar akan berhasil bila dalam diri mahasiswa ada motivasi untuk belajar.

Motivasi ini menyangkut motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang muuncul dari dalam diri siswa untuk tekun belajar, ulet menghadapi kesulitan, menunujukaan minat yang besar pada berbagai mata pelajaran, senang mencari dan memecahkan soal-soal dan lain sebagainya. Sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi upaya guru dalam mebelajarkan siswa mulai dari persiapan merencanakan pengajaran, cara menyampaikan materi dan mengevaluasi pembelajaran. Upaya guru dalam pembrian motivasi dalam pelaksanan belajar pembelajaran bisa dilakukan dengan mengadakan komptisi/ saingan di dalam kelas. Kompetisi akan berfungsi efektif karena mahasiswa akan terdorong belajar lebih keras agar bisa mengunggguli teman-temannya. Guru juga perlu mengandalkan ujian agar mahasiswa tergerak untuk menguasai bahan-bahan belajar yang sudah diajarkan dan membagikan hasil ulangannya pada mahasiswa sehingga para mahasiswa mengetahui sjauh mana kemampuan dirinya dalam menguasai mata pelajaran. Pemberian pujian juga merupakan alat yang efektif untuk menumbuhkan motivasi siswa


(55)

commit to user 55

karena pujian merupakan reinforcement yang positif yang mampu menggerakkan motivai belajar mahasiswa.

Motivasi sangatlah penting sebagai pendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dcapai dan menyeleksi perbuatan. Dengan adanya motivasi, mahasiswa akan tergerak untuk belajar dan melakukan berbagai aktivitas yang terencana agar tujuannya tercapai. Tujuan di sini yakni pengharapan akan tingginya prestasi belajar sebagai hasil dari pelaksanaan belajar pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu mahasiswa yang ingin prestasinya tinggi harus pandai memanajemen waktu belajarnya dan menyeleksi perbuatan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan agar tidak merugikan dirinya.

Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan mahasiswa setelah menyelesaikan proses belajarnya yang ditunjukkan dengan angka-angka atau simbol-simbol tertentu menutut aturan dalam pendiikan. Tinggi rendahnya prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh waktu yang tersedia untuk menyelesaikan bahan belajarnya, usaha mahasiswa untuk menguasai bahan belajar, bakat dan kemampuan mahasiswa serta kualitas pengajaran.

Motivasi belajar merupakan daya penggerak mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar agar prestasi belajarnya selalu meningkat. Pencapaian prestasi belajar yang optimal merupakan hal yang didambakan mahasiswa,


(56)

commit to user 56

oleh karena itu mahasiswa akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai prestasi belajar yang baik.

Motivasi mahasiswa untuk mempelajari bidang keperawatan haruslah terus dipupuk sedemikian rupa baik motivasi intrinsik maupun pemberian motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran di kelas. Apabila mahasiswa memiliki motivasi yang kuat untuk mendalaminya secara sungguh-sungguh maka prestasi belajarnyapun akan meningkat.

Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai mahasiswa sangat tergantung pada usaha mahasiswa dalam menguasai suatu mata pelajaran yang tergabung dalam keahlian karena merupakan mata pelajaran yang sangat membutuhkan konsentrasi penuh dalam mempelajarinya karena di dalamya memuat pokok bahasan tentang ilmu – ilmu keperawatan.

Dalam proses pembelajaran, mahasiswa dituntut memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajarinya di sini diperlukan perhatian penuh, keaktifan, keterlibatan langcsung dan adanya balikan dan penguatan. Di sini guru juga perlu memahami perbedaan individual dari para siswanya karena pada dasrnya tidak ada dua orang siswa yang sama, masing-masing mahasiswa memiliki IQ, kecerdaasan dan latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini agar tujuan belajar yakni adanya penambahan pengetahuan, ketrampilan dan adanya perubahan tingkah laku pada diri sisa dapat terwujud.

Keinginan mahasiswa untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan merupakan dorongan yang menyebabkan mahasiswa termotivasi untuk belajar lebih tekun lagi. Motivasi untuk belajar pada mahasiswa tingkat II


(57)

commit to user 57

dan tingkat III Prodi D III Keperawatan haruslah terus dibangkitkan karena mahasiswa yang sudah berada di tingkat akhir ini sudah mulai memikirkan untuk menentukan masa depannya, akan bekerja ataukah melanjutkan pendidikan.

Bagi siswa yang berkingiann untuk bekerja, harus terus meningkatkan pengetahuannya sebagai bekal pengetahuan agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaannya. Bagi mahasiswa yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan, pengetahuan yang di dapatkan di bangku akademik harus terus dikembangkan sesuai dengan bidnag keahliannya. Usaha pencapaian prestasi belajar yang optimal bagi mahasiswa Prodi D III Keperawatan merupakan suatu yang tidak bisa ditunda lagi. Tingginya prestasi belajar merupakan modal utama bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ataupun untuk bekerja. Oleh karena itu mahasiswa harus terus belajar dengan menggerakkan motivasi yang terpendam agar nantinya dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Peranan guru disini juga tidak kalah pentingnya yakni dengan pemberian motivasi ekstrinsik sebagai rangsangan dari luar untuk terus menggerakkan belajar mahasiswa baik itu melalui pemberian motivasi, pujian, kompetisi dan lain-lain.

Menurut uraian diatas dapat dijadikan kerangka berfikir sebagai berikut ; Gambar 2.2. Kerangka Berfikir


(58)

commit to user 58

Ket :

= tidak diteliti = diteliti

D. Hipotesis

1. Terdapat hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

2. Terdapat hubungan orientasi pasca lulus dengan motivasi belajar mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

3. Terdapat hubungan secara bersama – sama antara motivasi belajar dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi

Prestasi Belajar Motivasi Belajar


(59)

commit to user 59

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional karena pengukuran variable bebas dan variable terikat dilakukan secara bersama – sama.

B. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada mahasiswa Prodi D III Keperawatan Stikes An Nur Purwodadi dimulai pada tanggal 6 agustus 2010.

C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II dan tingkat III Prodi D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi yang berjumlah 119 orang.


(60)

commit to user 60

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Arikunto 1998:117).

Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Surakhmad ( 2004 ). Adapun rumus tersebut adalah :

n = N ( N.d2+ 1) n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = presisi yang diharapkan

hasil perhitungan sampel diketahui sebagai berikut : n = 119 = 91,71

( 119 x 0,052+1 )

Sampel yang diperoleh dari hasil perhitungan dibulatkan menjadi 95 mahasiswa. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive random sampling. Tehnik Purposive Random sampling adalah tehnik pengambilan sampel dari populasi dengan cara stratifikasi dari daftar seluruh unit populasi ( zainuddin, 2003 ).

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi D – III Keperawatan tingkat II dan III. Adapun mahasiswa tingkat II berjumlah 74 mahasiswa, maka besar sampel yang diambil adalah ( (74/119) x 95 = 59,07 ( dibulatkan menjadi 59). Sedangkan mahasiswa tingkat III berjumlah 45 0rang, maka besar sampelnya adalah ( 45/119) x 95 = 35,92 ( dibulatkan menjadi 36)


(61)

commit to user 61

Tabel 3.1 Mahasiswa Program studi D – III keperawatan Stikes an – Nur Purwodadi

NO TINGKAT JUMLAH

POPULASI

PROSENTASE JUMLAH SAMPEL

1 II 74 62% 59

2 III 45 38 % 36

Jumlah 119 100% 95

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi dari karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan ( Nursalam, Pariani S, 2001 )

Tabel 3.2.Definisi Operasonal Variabel Penelitian N

O

VARIABEL SKALA PENGUKURAN

1 Motivasi a. Alat ukur : angket

b. Kategori :

1. tinggi = 76 – 100 % dari nilai tertinggi

2. sedang = 56 - 75 % dari nilai tertinggi

3. rendah = , 55 % dari nilai tertinggi


(62)

commit to user 62

c. Skala : ordinal

2 Orientasi pasca lulus a. Alat ukur : angket b. Kategori :

1. bekerja = 0

2. melanjutkan pendidikan = 1 c. skala : nominal

3 Prestasi belajar a. Alat ukur : angket b. Kategori :

1) 1. 3,51 – 4,00 = sangat baik

2) 2,75 – 3,50 = baik 3) 2,00 – 2, 74 = cukup 4) 1,00 – 1,99 – kurang 5) 0,10 – 0,99 = buruk skala : ordinal

E. Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada responden. Angket memuat semua pertanyaan yang merupakan variable yang akan diukur yaitu variable terikat dan variable bebas.

Angket sebelumnya diuji cobakan pada mahasiswa prodi D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi yang tidak dipakai sebagai


(63)

commit to user 63

sampel yang selanjutnya akan diuji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto 1998:160). Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mampu mengungkap data dari variabel yang di teliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk menguji tingkat validitas instrumen, peneliti mengujicobakan (try out) instrumen tersebut diluar sampel penelitian, apabila data yang di dapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan seharusnya, maka berarti bahwa instrumennya sudah valid. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas,rumus yang di gunakan adalah korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :

r

xy : N ( ∑XY ) – ( ∑ XY∑XY)

√{N∑X2 – ( ∑X)2}{N∑Y2- (∑X)2} Dimana :

r

xy = koefisien korelasi


(64)

commit to user 64

X = nilai dari variabel X

Y = nilai dari variabel Y (Arikunto 1998: 162).

Setelah diadakan uji validitas dapat di ketahui dengan pasti butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya.

Berdasarkan hasil perhitungan butir-butir soal instrumen yang terdiri atas 16 soal dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan taraf

signifikan α = 5% dan N= 20 menunjukkan bahwa hanya butir soal no.15

dengan nilai r

xy > rtabel maka dinyatakan valid. Dari 1 item butir soal yang tidak

valid, tidak digunakan dalam penelitian. Hal ini dikarenakan pada setiap indikator sudah terwakili oleh butir item yang di anggap valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah suatu taraf kepercayan yag tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ketepatan hasil tes (Arikunto 1998:170). Dalam penelitian ini akan mengadakan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha yaitu :

Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya mempunyai rentangan nilai 1 sampai 5 bukan 1 sampai 0 (Arikunto 1998: 192). Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha dan di peroleh nilai alpha dari semua item soal dinyatakan reliabel karena nilai alpha > 0,6.


(65)

commit to user 65

Uji hipotesis menggunakan uji korelasi ganda. korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independent secara bersama – sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Untuk menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung terlebih dahulu korelasi sederhanya dulu dengan korelasi product moment dari pearson ( sugiyono, 2007 ). Rumus korelasi ganda dua variabel sebagai berikut :

Ry.x1.x2=êƘƼ212 +ƘƼ222− 2ƘƼ21ƘƼ22Ƙ2122

1- rx1x22

Keterangan :

Ry.x1.x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama – sama

dengan Y

ryx1 = Korelasi product moment antara X1 dengan Y

ryx2 = Korelasi product moment antara X2 dengan Y

rx1x2 = Korelasi product moment antara X1 dengan X2

pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan uji F dengan rumus :

Fh = R2 / k

( 1- R2)/( n – k – 1 ) Keterangan :

R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel


(1)

commit to user 81

nilai yang tinggi atau prestasi yang baik kurang di pertimbangkan. Sehingga mahasiswa yang memiliki orientasi untuk bekerja cenderung malas untuk belajar.

Selain itu ada beberapa faktor yang mendukung seseorang untuk belajar demi mencapai cita – cita yang didukung oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal muncul dari diri mahasiswa itu sendiri baik secara fisik maupun psikis misalnya dalam satu kegiatan pembelajaran ada ketertarikan atau antusias dari mahasiswa untuk meempelajari suatu materi pembelajaran.

Dari hasil tersebut terdapat kesesuaian antara teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi seseorang, maka prestasi belajarnya juga akan meningkat.

3. Hubungan motivasi belajar dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan secara bersama – sama antara motivasi belajar dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa. Dengan taraf kesalahan 5%, harga F

tabel3,09 dan harga F hitung : 47,6. Ternyata harga F hitung > F tabel (

77,60 > 3,09 ) maka H0 ditiolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara motivasi dan orientasi dengan prestasi belajar. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Asih (2006),


(2)

commit to user 82

menyatakan bahwa motivasi dan orientasi pasca lulus mempunyai korelasi yang erat dilihat berdasarkan analisa data bahwa siswa yang berorientasi melanjutkan pendidikan rata-rata prestasi belajarnya sebesar 8,0263 lebih tinggi dari siswa yang berorientasi untuk bekeja yakni sebesar 7,6410. Penelitian serupa juga dilakukan oleh sri agustina 2010 yang menyatakan bahwa minat, motivasi dan orientasi memiliki korelasi yang signifikan.

Menurut Poerwodarminto ( 1990 ) keberhasilan belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh setiap mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dalam bentuk nilai test angka yang diberikan setiap guru. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap. Belajar menunjukkan beberapa perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil dari latihan atau beberapa jenis pengalaman atau interaksi dengan lingkungannya. Seperti pendapat dari sardiman ( 2007 ) bahwa proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan motivasi yang tinggi untuk belajar. Dari uraian diatas tinggi motivasi akan semakin baik hasil atau prestasi belajarnya, begitu juga sebaliknya semakin rendah motivasi maka akan mempengaruhi hasil atau prestasi belajar yang rendah.

Mengingat motivasi dan orientasi mahasiswa lebih banyak yang sedang, maka usaha belajarnya juga tidak kuat, sehingga prestasi yang diperoleh


(3)

commit to user 83

juga sesuai dengan motivasi dan orientasi mereka. Begitu sebaliknya bagi mereka yang mempunyai motivasi yang tinggi dan orientasi melanjutkan maka prestasi belajarnya juga tinggi.


(4)

commit to user 84

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara motivasi belejar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa prodi D – III Keperawatan Stikes An – Nur Purwodadi, ditunjukkan dengan nilai r

hitung> r tabel yaitu 0,297>0,02 (ρ= 0.000).

2. Ada hubungan antara orientasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa prodi D – III keperawtan Stikes An – Nur Purwodadi,ditunjukkan dengan nilai r hitung > r tabel yaitu 0,264 > 0,02 ( p = 0.000 ),

3. Ada hubungan yang erat antara motivasi belajar mahasiswa dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa prodi D – III keperawatan Stikes An – Nur Purwodadi, ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel ( 77,60 > 3,09 )

B. IMPLIKASI

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar dan orientasi pasca lulus akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Selain motivasi belajar dan orientasi pasca lulus, ada faktor lain yang menyebabkan hal tersebut seperti lingkungan baik fisik maupun psikis dan juga lingkungan tempat tinggal atau tempat belajar. Motivasi belajar mahasiswa dan


(5)

commit to user 85

orientasi pasca lulus dapat ditimbulkan oleh mahasiswa itu sendiri maupun dari lingkungan dari luar seperti pengajar dan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu dosen perlu mencari cara lain untuk meningkatkan prestasi mahasiswa, selain juga melihat minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran.

C. SARAN

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merekomendasikan saran sebagai berikut :

1. Bagi institusi pendidikan, sebaiknya meningkatkan prestasi belajar para mahasiswa dengan meningkatkan motivasi mereka terutama dari luar 2. Bagi dosen STIKES An – Nur Purwodadi

Perlunya pemberian motivasi dosen pengampu agar mahasiswa lebih tergerak untuk mempelajari ilmu keperawatan baik teori maupun praktik secara sungguh-sungguh agar prestasinya meningkat sehingga nantinya sebagai bekal untuk bekerja ataupun untuk melanjutkan pendidikan

3. Bagi mahasiswa STIKES An – Nur Purwodadi

Bagi mahasiswa yang berorientasi untuk bekerja agar lebih meningkatkan prestasi belajarnya dengan tekun belajar, menambah frekuensi jam belajarnya dan diharapkan ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri karena dalam pelajaran akuntansi sangat membutuhkan konsentrasi penuh dalam mempelajarinya.


(6)

commit to user 86

Bagi para peneliti dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan penelitian yang akan datang sehingga diharapkan akan dapat mencapai hasil yang lebih baik untuk melengkapi segala penelitian yang ada dalam penelitian ini.