yang melibatkan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan serta aktivitas bersama untuk dapat saling mengenal satu sama lain.
2. Kondisi Kunci Kontak Antarkelompok
Allport dalam Pettigrew, 1998 berkeyakinan bahwa efek positif dari kontak antarkelompok hanya dapat terjadi apabila empat kondisi kunci di bawah
ini terpenuhi, yakni: a.
Status yang setara Allport menekankan pentingnya status yang setara dalam situasi kontak
antarkelompok. Tiap kelompok yang berinteraksi haruslah merasa memiliki status yang setara satu sama lain. Ketika kelompok yang berinteraksi memiliki
perbedaan status, kontak justru dapat menghasilkan efek negatif Jackman Crane, 1986. Ruang kelas adalah salah satu tempat dimana setiap kelompok yang
berinteraksi dapat merasakan status yang setara Allenby, 2009. b.
Tujuan yang sama Menghilangkan prasangka melalui kontak membutuhkan usaha yang
aktif dan berorientasi pada tujuan. Ketika kelompok-kelompok yang saling berinteraksi memiliki tujuan yang sama, akan tercipta kondisi saling
membutuhkan antara kelompok tersebut agar tujuan dapat tercapai Pettigrew, 1998.
c. Adanya kerjasama antarkelompok
Tercapainya tujuan yang sama pada kelompok harus terjadi dengan adanya saling kerjasama antara kelompok yang terlibat dalam kontak
Bettencourt, 1992. d.
Adanya dukungan dari otoritas yang lebih tinggi Kondisi terakhir membutuhkan keterlibatan dari pihak-pihak lain yang
terkait dengan kelompok-kelompok yang saling berinteraksi. Sebagai contoh, adanya aturan atau sanksi sosial akan membuat kontak antarkelompok diterima
lebih luas dan memberikan dampak positif yang lebih besar Pettigrew, 1998
3. Proses Perubahan Melalui Kontak Antarkelompok
Studi terkini dari Pettigrew 1998 merumuskan empat langkah yang saling berkaitan dalam proses perubahan sikap melalui kontak. Langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut: a.
Mempelajari kelompok lain Teori awal menyatakan bahwa langkah pertama ini merupakan cara yang
paling utama agar kontak antarkelompok membuahkan hasil. Saat proses belajar mampu mengoreksi pandangan negatif yang keliru pada kelompok tertentu, maka
kontak akan mampu mengurangi prasangka. Memberikan informasi-informasi baru tentang kelompok yang lain akan mampu mendorong terjadinya perubahan
sikap menjadi lebih positif. b.
Mengubah perilaku Kontak antarkelompok yang optimal merupakan salah satu bentuk awal
dari modifikasi perilaku. Perubahan perilaku seringkali menjadi awal terjadinya
perubahan sikap. Menciptakan situasi baru dimana individu dituntut mengubah perilakunya untuk semakin sering berinteraksi dengan anggota kelompok lain
akan semakin memudahkan terjadinya perubahan sikap. c.
Generalisasi ikatan afektif Emosi merupakan hal yang sangat penting dalam kontak antarkelompok.
Kecemasan pada saat pertama kali berinteraksi dengan kelompok berbeda merupakan hal yang biasa terjadi dan dapat memicu reaksi negatif Islam
Hewstone, 1993. Kecemasan ini akan semakin berkurang dengan semakin seringnya interaksi. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan emosi-emosi
yang muncul dari individu pada saat melakukan kontak dengan kelompok- kelompok lain.
d. Ingroup reappraisal
Kontak antarkelompok yang optimal memberikan pemahaman lebih baik tentang kondisi ingroup sekaligus juga outgroup. Kontak tak hanya membuat
individu semakin mengenal kelompok lain namun juga semakin memahami kelompoknya sendiri dengan bercermin pada pengetahuan barunya tentang
kelompok lain.
4. Kontak dan Perguruan Tinggi