Aspek ini terutama ditentukan oleh seberapa besar pendapatan atau aset material yang dimiliki serta status pekerjaan dan level pendidikan. Kelas sosial
tidak hanya sekedar faktor demografis namun juga menentukan perbedaan dalam hal kekuasaan, khususnya kuasa atas sumber daya ekonomi dan peluang.
h. Abilitydisability
Orang-orang dengan keterbatasan sering mengalami stigma, pengucilan, dan ketidakadilan karena keterbatasan mereka. Keterbatasan ini membuat mereka
harus menjalani hidup dengan cara berbeda de ngan orang „normal‟.
i. Usia
Anak-anak, remaja, orang dewasa berbeda secara psikologis, tahap perkembangan, serta keterlibatan dalam komunitas. Menuanya usia juga
membawa perubahan pada hal pemegang kekuasaan dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat.
Selanjutnya, istilah keberagaman atau multikulturalisme dalam masyarakat yang disebutkan dalam penelitian ini akan mengacu pada beragamnya
aspek-aspek yang disebutkan di atas dalam masyarakat tersebut.
2. Definisi Universal-Diverse Orientation
Miville 1999 mengajukan bahwa kepekaan dan penerimaan atas perbedaan dan persamaan lah yang krusial dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan multikultur. UDO kemudian muncul dengan berlandaskan pada tulisan konseling eksistensial dari Vontress 1988, 1996.
Lebih spesifik, Vontress 1996 mengajukan bahwa kemampuan untuk secara terus-menerus menerima dan mengapresiasi perbedaan dan persamaan
budaya dengan orang lain merupakan hal yang penting dalam membangun hubungan antara orang-orang yang berbeda kebudayaan sama halnya dengan
adaptasi individu dalam lingkungan multikultur. UDO dikembangkan oleh Miville, Gelso, Pannu, Liu, Touradji,
Holloway, dan Fuertes 1999 yang didefinisikan sebagai, “Sikap inklusif sekaligus menganggap unik setiap manusia dengan cara
menyadari dan menerima bahwa setiap manusia memiliki kesamaan serta perbedaan; pengalaman serupa sebagai manusia menciptakan rasa
keterhubungan antar satu sama lain sekaligus memberikan kesadaran
bahwa terdapat keberagaman di antara manusia.”
Definisi ini merefleksikan interrelasi antara komponen kognitif, perilaku dan afektif dari UDO. UDO didefinisikan sebagai kesadaran dan penerimaan
terhadap persamaan maupun perbedaan yang ada di antara setiap manusia. Kesadaran atas persamaan universal, atau aspek yang dimiliki bersama oleh
setiap manusia, dapat menyatukan orang-orang. Sementara itu, perbedaan diverse merupakan aspek unik yang dimiliki manusia tergantung pada budaya
maupun faktor individual lainnya ras, jenis kelamin, agama, orientasi seksual, nasionalisme, kepribadian. Faktor-faktor ini berdampak pada kemampuan
individu untuk berinteraksi secara efektif di dalam kelompok maupun antar kelompok Strauss Connerley, 2003.
UDO muncul untuk memberi penjelasan lebih lanjut atas kompetensi multikultural yang mencakup kemampuan umum untuk menerima dan memahami
perbedaan Vargas, 2010. Miville 1999 menyatakan bahwa individu yang
menempatkan diri sendiri pada beragam situasi merupakan individu yang mampu mengapresiasi perbedaan dan persamaan sehingga memiliki keterikatan emosi
yang dapat memperkuat UDO mereka. Konsep UDO dapat memberi arah baru yang penting dalam asesmen
pada konseling multikultural maupun perancangan program diversitas Fuertes dkk 2000; Miville dkk, 1999. Tak hanya sekedar ada tidaknya prasangka, UDO
juga melihat apakah individu cenderung mendekati atau menghindari situasi keberagaman. Dengan mengetahui tingkat UDO, praktisi dan peneliti bisa
menetapkan dasar dalam merancang program multikultural Singley Sedlacek, 2009.
UDO merefleksikan sikap kesadaran dan penerimaan pada adanya kesamaan maupun perbedaan di antara manusia Miville dkk, 1999. Menyadari
adanya persamaan universal di antara setiap manusia membuat individu mampu melihat adanya koneksi dengan setiap manusia yang ada di dunia. Sebaliknya,
secara sadar mengakui bahwa masing-masing manusia juga memiliki perbedaan membuat individu mampu melihat sisi unik dari setiap manusia. Penerimaan akan
kesamaan dan perbedaan ini membuat individu menjadi lebih menghargai keunikan yang ada pada masing-masing manusia karena perbedaan latar belakang
namun di sisi lain tahu bahwa pada dasarnya setiap manusia memiliki persamaan Yeh Arora, 2003.
Miville 1999 mengartikan persamaan atau universalitas sebagai aspek- aspek dalam diri manusia yang dianggap sama antara satu orang dengan orang
lainnya. Sementara itu perbedaan atau diversitas dimaknai sebagai aspek-aspek
unik dalam diri manusia yang muncul karena adanya perbedaan budaya dan perbedaan individual. Menurut Miville, kesadaran akan adanya persamaan dan
perbedaan di antara manusia dapat membuat individu memiliki ikatan dengan orang lain yang memiliki kesamaan namun juga secara bersamaan mampu
menerima, mengapresiasi, dan memahami orang lain yang memiliki perbedaan dalam Yeh Arora, 2003.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka definisi UDO yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kesadaran bahwa pada satu sisi setiap manusia
memiliki persamaan sehingga muncul perasaan terhubung antar sesama manusia dan di sisi lain tiap-tiap manusia juga memiliki perbedaan yang memunculkan
penerimaan dan penghargaan atas keunikan yang dimiliki masing-masing orang.
3. Aspek-aspek Universal-Diverse Orientation