Sementara individu yang menunjukkan skor rendah akan menilai bahwa keberagaman akan semakin memberi dampak negatif pada dinamika kelompok.
c. Komponen afektif disebut dengan Comfort with Difference
Individu merasa terhubung dengan manusia lain karena adanya pengalaman yang sama sebagai manusia. Individu yang memiliki skor tinggi di
komponen ini merasa dirinya terhubung dengan manusia lain meskipun berbeda suku, agama, maupun daerah. Ia mampu berempati pada ketidakberuntungan yang
dialami kelompok-kelompok lain. Sementara itu, individu yang berskor rendah akan menunjukkan ketidakpedulian pada hal-hal yang terjadi di luar kelompok
suku atau agamanya. Skor dari ketiga aspek di atas akan diakumulasi menjadi total skor UDO
dimana skor yang semakin tinggi berarti individu semakin menyadari dan mau menerima keberagaman sementara skor rendah berarti individu tidak menerima
keberagaman yang ada di sekitarnya.
2. Self Construal
Self construal adalah cara individu memandang dirinya dalam hubungan dengan orang lain. Ada dua model cara individu memandang dirinya yaitu
independen dan interdependen. Orang yang memandang diri mereka terpisah dari orang lain berarti memiliki independent self construal, sementara individu yang
memandang dirinya memiliki koneksi dan lekat dengan orang lain di sekitarnya berarti memiliki interdependent self construal.
3. Kontak
Kontak adalah interaksi langsung antara individu-individu dari kelompok berbeda namun memiliki status setara yang melibatkan kerjasama untuk mencapai
suatu tujuan serta aktivitas bersama untuk dapat saling mengenal satu sama lain. Pada penelitian ini, level kontak dilihat pada dua perguruan tinggi dengan
karakteristik berbeda. Pertama, perguruan tinggi umum, selanjutnya akan disebut sebagai PTU, yang menarik mahasiswa dari berbagai daerah, suku, dan agama.
PTU memiliki kelompok-kelompok mahasiswa yang beragam dan heterogen sehingga akan memungkinkan mahasiswa untuk memiliki kontak lebih banyak
dengan kelompok-kelompok berbeda. Kedua, perguruan tinggi yang cenderung homogen latar belakang kelompok mahasiswanya. Sebagai representasi dari
perguruan tinggi ini, peneliti memilih salah satu perguruan tinggi berafiliasi agama, selanjutnya disebut dengan PTA, dengan pertimbangan kelompok di PTA
akan lebih homogen bila melihat keberagaman kelompok agama dan etnis yang ada di perguruan tinggi tersebut.
Dari data sampel yang menjadi representasi populasi mahasiswa dari kedua perguruan tinggi, memang terlihat adanya perbedaan heterogenitas
kelompok pada kedua perguruan tinggi. PTU memiliki kelompok etnis yang lebih beragam, kelompok agama yang lebih beragam, serta lebih banyak mahasiswanya
yang terlibat dalam kegiatan organisasi. Sementara itu, kelompok etnis pada PTA tidak seberagam di PTU, hanya memiliki satu kelompok agama, serta keterlibatan
mahasiswa dalam organisasi lebih rendah persentasenya dibanding PTU. Oleh karena itu, mahasiswa PTA pada penelitian ini akan ditandai sebagai sampel
dengan kontak rendah sementara mahasiswa PTU akan ditandai sebagai sampel dengan kontak tinggi.
C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel