Pemanfaatan Lahan Tidak Sesuai Dengan Tata Ruang

Apapun alasannya yang jelas membuang sampah di sungai merupakan suatu tindakan tidak terpuji yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang banyak. Secara langsung sudah mereka rasakan akibatnya, yaitu banjir yang sering kali terjadi di lingkungan ini.

3.2.2 Pemanfaatan Lahan Tidak Sesuai Dengan Tata Ruang

Keberadaan Kampung Aur sudah ada sejak tahun 1900-an, pada masa pemerintahan Kolonial Belanda. Seperti yang telah dijelaskan pada Bab II, Kampung Aur ini merupakan lembah dan semak belukar bambu, yang kemudian oleh para pendatang dari Sumatera Barat yang pada masa itu bekerja pada pemerintahan Belanda di garap menjadi suatu permukiman, sampai pada hari ini permukiman itu tetap ada, di pertahankan oleh masyarakat tersebut dan menjadi salah satu penyebab faktor terjadinya banjir. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan akan perumahan dan fasilitas-fasilitas lainnya yang terkait. Pemenuhan kebutuhan perumahan dan fasilitas-fasilitas yang terkait tersebut tidak terlepas dari penggunaan lahan. Pengembangan kawasan permukiman telah mendorong terjadinya pergeseran fungsi atau alih fungsi lahan. Pergeseran fungsi atau alih fungsi lahan dari ruang terbuka hijau, lahan konservasi, kawasan budi daya, atau kawasan lindung telah beralih fungsi menjadi kawasan permukiman. Permukiman Kampung Aur yang dulunya merupakan semak bambu yang kemudian berubah menjadi pemukiman merupakan penyalahgunaan tata ruang kota. Universitas Sumatera Utara Akibat yang di timbulkan adalah keadaan yang semraut, jelek, tak sedap di pandang mata, ada permukiman kumuh di tengah pusat kota. Namun apa mau dikata, semua sudah terlambat akibat pemerintah yang membiarkan permukiman kumuh terus tumbuh seperti di Kampung Aur. Menurut beberapa informasi yang peneliti dapatkan di lapangan, bahwa tahun 2013 ini Pemerintah Kota Medan akan menata ulang pemukiman-pemukiman kumuh dan mengalihkan permukiman yang ada di sepanjang bantaran Sungai Deli menjadi taman kota. Namun berita tersebut masih simpang siur. Masyarakat yang bermukim di bantaran sungai Deli cemas karena akan bila hal tersebut terjadi itu akan mengancam seluruh aspek kehidupan mereka. “Kalo menggusur lingkungan disini, itu artinya gedung walikota juga harus di gusur donk… gimana masyarakat nggak membangun rumah di pinggir sungai, sedangkan pemerintah sendiri membangun kantor walikota di pinggir sungai. Yang di hormati saja gak bisa jadi contoh. Semakin hari semakin marak membangun perumahan-perumahan. Imbasnya adalah masyarakat kecil, seperti kami, yang tempat tinggal kami harus kami berikan kepada pemerintah.”Saipul Arifin, 39 tahun Menurut Pak Saipul bahwa rencana pemerintah untuk membangun taman kota di daerah Kampung Aur tak seharusnya dilakukan, karena pemerintah sendiri menyeleweng dengan peraturan tentang penggunaan lahan dan tata ruang kota Medan yang memang sudah tidak teratur. Universitas Sumatera Utara

3.2.3 Alih Fungsi Lahan Yang Berfungsi Sebagai Simpanan Air Permukaan