PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
44 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Setelah masukan jumlah kelembaban udara, angin, sinar matahari dan tinggi lokasi stasiun, maka rumus
menjadi:
Ev = 17,4 . D . T
c
. F
H
. F
w
. F
s
. F
E
Harga-harga F
H
, F
w
, F
s
, dan F
E
dihitung dengan rumus: F
H
= 0,59 – 0,55 H
n 2
H
n
= rata-rata kelembaban udara F
w
= 0,75 ÷ 0,0255 W
kd
W
kd
= kecepatan angin dalam kmhari F
W
= 0,75 ÷ 0,125 W
kh
W
kh
= kecepatan angin dalam kmjam F
S
= 0,478 ÷ 0,585 S = sinar matahari dalam
F
E
= 0,950 ÷ 0,0001 E E = tinggi lokasi dalam m
PET = k. E
v
K = faktor pertumbuhan lihat tabel 16 pada Lampiran A
b.2.4 Metode Penman PET
[lg A 1 – a 0,18 + 0,62hH – ôT
4
0,56 – 0,08 √e 0,10 + 0,90 hH]
4 ,
1 1
26 ,
1 59
1
1 1
+ −
+ +
+ +
e e
F F
F
w T
T T
γ γ
γ
PET = potensi evapotraspirasi dalam mmhari I
g
A = maksimum solar radiasi dalam calcm
2
a = albedo untuk penguapan permukaan
h = pengukuran lamanya sinar matahari pada pos
dalam jam dan persepuluhan δ = konstanta dari Stefon - Boltzman
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
45 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
ô = 1,18.
10
-7
CalCm
2
hari °K
T = temperatur udara dalam
°K C =
pengukuran water vapor pressure dalam mb
Cw = tekanan uap air maksimum maximum water vapor pressure dalam T
F
T
= hubungan tekanan uap jenuh saturation vapor pressure dalam kemiringan kurva temperature
slope of the curve temperature T ɤ =
konstanta psychometric untuk tekanan udara
15 mb, kira-kira 0,65 V =
kecepatan angin dalam mdetik, untuk ketinggian 2 m
Untuk perhitungan rumus Penman diperlukan data- data:
i. Temperatur rata-rata harian ii. Albedo yang diperkirakan:
- Daerah pasir 0,26 - Daerah batu 0,16
- Daerah hutan 0,11 - Daerah semak 0,22
- Tumbuh-tumbuhan hijau
0,20 - Permukaan air 0,5
iii. IgA lihat tabel 17 pada Lampiran A iv. H lihat tabel 18 pada Lampiran A
v. 0,56 – 0,08 √e lihat tabel 19 pada Lampiran A
vi. ôT
4
lihat tabel 20 pada Lampiran A
vii.
γ γ
T T
F F
1
1 .
59 1
÷
lihat tabel 21 pada Lampiran A
viii.
γ
T
F
1
1 26
, ÷
lihat tabel 22 pada Lampiran A
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
46 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
ix. ew – e lihat tabel 23 pada Lampiran A dengan fungsi T
x. e
w
– e = e
w
1 – V100
e
w
= tekanan uap air maksimum maximum water
vapor pressure pada temperatur T
b.3 Soil Moisture kelembaban tanah mm
Kelembaban tanah tergantung kondisi tanah di lapangan maksimal 200 mm.
b.4 Infiltrasi
I = i x S i = 0,1 – 0,6
s = surplus terjadi bila kelembaban tanah telah mencapai maksimum.
b.5 Ground Water Storage GWS
GWS = 0,5 1 ÷ K I ÷ K x V
n-1
0,5 1 ÷ K I Æ pengaruh bulan saat ini K x V
n-1
Æ pengaruh bulan sebelumnya K = koefisien dari pengaliran air tanah
I = infiltrasi
b.6 Perubahan Tampungan Air Tanah DELV
DELV = V
n
= V
a
– V
n-1
4 Analisis Kualitas Air Analisis kualitas air ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik,
kimiawi, dan kondisi biologis air baku yang nantinya dipergunakan untuk merencanakan sistem pengolahan air.
Untuk keperluan perencanaan konstruksi bangunan pengambilan air tanah, maka analisa kualitas air dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi fisik yaitu jumlah zat padat terlarutkadar sedimentasi air tanah, sehingga dapat dipergunakan sebagai
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
47 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
dasar untuk merencanakan sistem sedimentasi bangunan pengambilan.
5 Persyaratan Konstruksi Sumur - Lokasi sumur harus aman terhadap polusi yang disebabkan
pengaruh luar, sehingga harus dilengkapi dengan pagar keliling.
- Bangunan pengambilan air tanah dapat dikonstruksikan secara mudah dan ekonomis.
- Dimensi sumur harus memperhatikan kebutuhan maksimum harian.
6 Bangunan Pengambilan Air Tanah Air tanah merupakan air yang tersimpan dan atau mengalir pada
lapisan tanahbatuan, yang lazim disebut akuifer. Upaya untuk mendapatkan air tanah ditempuh dengan cara membuat lubang
vertikal pada tanahbatuan di daerah yang mempunyai potensi ketersediaan air tanah. Usaha untuk mendapatkan air tanah
tersebut dapat dilakukan dengan teknologi sederhana menggali tanah hingga ditemukan air tanah sesuai dengan kebutuhan,
dengan teknologi menengah melubangi tanahbatuan dengan bantuan peralatan mekanik ringan hingga mencapai kedalaman,
sesuai yang dikehendaki agar didapatkan air, dengan teknologi tinggi melubangi tanahbatuan dengan bantuan peralatan
mekanik berat hingga mencapai kedalaman sesuai yang dikehendaki agar didapatkan air dalam jumlah yang maksimal,
selanjutnya dilakukan pengujian logging; uji pemompaan pumping test; konstruksi dan pembersihan sumur, sehingga air yang
didapatkan akan maksimal dengan kualitas yang cukup baik.
Secara garis besar bangunan untuk pengambilan air tanah bebasair tanah dangkal adalah berupa sumur dangkal, sedangkan
bangunan untuk pengambilan air tanah tertekanair tanah dalam adalah berupa sumur dalam.
Bentuk bangunan pengambilan dapat terbuat dengan beberapa bahan, hal ini tergantung sekali pada:
- Cara pengambilan
dengan pompadengan timba. -
Kemudahan dalam pembuatankonstruksi dengan menggalipengeboran.