Perencanaan Teknis Unit Transmisi Air Baku

PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 37 dari 170 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 1 Air Tanah: • Air Tanah Bebas Air Tanah Dangkal Yang dimaksud dengan air tanah bebas atau air tanah dangkal adalah air tanah yang terdapat di dalam suatu lapisan pembawa air akuifer yang di bagian atasnya tidak tertutupi oleh lapisan kedap air impermeable. Tipe air tanah bebas atau dangkal ini seperti pada sumur-sumur gali penduduk. • Air Tanah Tertekan Air Tanah Dalam Yang dimaksud dengan air tanah tertekan atau air tanah dalam adalah air tanah yang terdapat di dalam suatu lapisan pembawa air akuifer yang terkurung, baik pada bagian atas maupun bagian bawahnya oleh lapisan kedap air impermeable. Tipe air tanah tertekan ini umumnya dimanfaatkan dengan cara membuat bangunan konstruksi sumur dalam. 2 Sungai Bawah Tanah: Yang dimaksud dengan sungai bawah tanah adalah aliran air melalui rongga atau celah yang berada di bawah permukaan tanah sebagai akibat tetesanrembesan dari tanah di sekelilingnya. Pemanfaatan sumber air ini biasanya dengan bangunan bendung bawah tanah.

b. Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pengambilan Air Tanah

Sebelum merencanakan bangunan pengambilan yang memanfaatkan sumber air tanah, kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Survei a. Pengumpulan informasi mengenai fluktuasi muka air sumur dangkal dan kualitas airnya yang terjadi pada musim hujan atau musim kemarau. Informasi ini dapat diperoleh dari penduduk pemilik sumur. b. Pengumpulan informasi dan melakukan pengukuran kedalaman sumur dangkal. c. Melakukan uji kemampuan sumur pumping test untuk sumur dangkal maupun sumur dalam apabila di daerah perencanaan sudah terdapat sumur dalam. d. Melakukan pengukuran geolistrik tahanan jenis apabila diperlukan pada daerah perencanaan yang dimaksudkan: PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 38 dari 170 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM • Untuk mengetahui pola aliran air tanah yang terdapat pada lapisan-lapisan akuifer yang terdapat di bawah permukaan serta jumlah air tanah yang terdapat pada lapisan-lapisan akuifer tersebut secara tentatif. • Untuk mengetahui tatananpola intrusi dari air laut apabila daerah studi terletak dekat pantai. • Untuk mengetahui kedalaman dan ketebalan lapisan akuifer yang masih dapat diproduksi, sehingga di dalam menentukan kedalaman penyebaran air tanah dalam dapat diantisipasi dengan baik secara ekonomis. • Untuk tujuan perencanaan pembuatan sumur dalam yang akurat ExplorationProduction Well. e. Membuat sumur percobaan dan melakukan uji pemompaan sehingga dapat diketahui kapasitas sumur angka permeabilitas. 2 Investigasi a. Pengumpulan peta geologi dan hidrogeologi skala 1:25.000. Peta ini dapat diperoleh dari Direktorat Geologi, serta data geolistrik di daerah tersebut, apabila sudah ada. b. Survei dan pengumpulan data sumur yang ada baik sumur dangkal Shallow Well atau sumur dalam Deep Well di daerah perencanaan. c. Pengumpulan data mengenai litologi atau geologi di daerah perencanaan dan data-data teknis sumur dalam yang sudah ada meliputi: • Bentuk dan kedalaman sumur termasuk diameter dan bahan yang digunakan. • Susunan saringan yang terpasang. • Data pengeboran dan data logging. • Data uji pemompaan pumping test. d. Mengambil contoh air tanah dari sumur yang sudah ada dan yang mewakili untuk dianalisis kualitasnya. PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 39 dari 170 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 3 Perhitungan Potensi Air Tanah 1. Perhitungan Potensi Air Tanah Berdasarkan Uji Pemompaan. a. Pemompaan Sumur Dangkal Uji pemompaan ini bertujuan untuk mengetahui harga permeabilitas atau harga kemampuan suatu lapisan akuifer untuk meluluskan air, tes ini dilakukan pada suatu sumur dengan prosedur ditentukan sebagai berikut: • Air yang terdapat pada sumur dangkal dicatat tinggi muka airnya kemudian dilakukan pemompaan dengan kapasitas 0,5 Ldetik. Konstan, selanjutnya air dipompa sampai kondisi airnya tidak memungkinkan lagi untuk dipompa lebih lanjut air tanah dangkal dengan debit kecil. • Selisih tinggi muka air sebelum dipompa dan muka air setelah dipompa diukur kemudian harga permeabilitas k dihitung dengan rumus sebagai berikut: w S k Q r . . = Dimana: Q = Debit air sumur yang dipompa ldet. k = Harga koefisien permeabilitas mdet. S r = Jari-jari sumur m. w = Selisih tinggi kolom air sumur sebelum dan setelah dipompa m. b. Pemompaan Sumur Dalam Urut-urutan atau prosedur pekerjaan uji pemompaan sumur dalam: - step draw down test - time draw down test - recovery test

b.1 Step Draw Down Test

- Kapasitas pemompaan bertahap dari 2,5 literdetik, 5 literdetik, 10 literdetik dan seterusnya. - Tiap tahap lamanya 2 jam atau lebih. Prosedur pengukuran: PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 40 dari 170 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM Sebelum pompa dijalankan, muka air statis di dalam sumur harus diukur dan dicatat. Pada saat mulai dilakukan pemompaan, maka besarnya debit pemompaan diatur seteliti mungkin sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah ditentukan kapasitas pemompaan, maka air dalam sumur akan diukur tiap 1 menit selama 5 menit, tiap 5 menit antara 5 sampai 60 menit, kemudian tiap 10 menit antara 60 – 100 menit. Setelah tahap pertama pemompaan uji selesai dilakukan, maka kapasitas pemompaan dinaikkan ke tahap pemompaan berikutnya dan prosedur pengukuran sama dengan tahap yang pertama tersebut.

b.2 Time Draw Down Test

- Kapasitas pemompaan besar 2,5–5 literdetik atau tergantung pada pertimbangan teknis dari step test maksimum yang dapat dipakai. - Lamanya test 1 x 24 jam. Tinggi muka air dalam sumur diukur, kemudian dilakukan langkah-langkah dengan prosedur sebagai berikut: Untuk waktu 2 jam pertama, agar diikuti cara pengukuran seperti pada step draw down test, kemudian pengukuran tinggi muka air di dalam sumur selanjutnya dilakukan tiap selang 30 menit sampai 1 x 24 jam harus teris menerus. Waktu pada saat pemompaan dimulai dan jam-jam pada saat dilakukan pengukuran harus dicatat dengan betul dan teliti.

b.3 Recovery Test

Segera setelah time draw down selesai dan pada saat pompa berhenti, maka pelaksanaan recovery test segera dimulai. Selama 15 menit pertama pengukuran terhadap kambuhnya muka air di dalam sumur dilakukan setiap selang 1 menit. Selama 2 jam berikutnya, pengukuran muka air dilakukan tiap selang 30 menit. Tes ini terus dilakukan sampai muka air kembali sama seperti sebelum dimulai time draw down test di atas. PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 41 dari 170 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM c. Evaluasi dan Analisa Data Uji Pemompaan a Data Hidrologi Q = Debit Pemompaan S = Penurunan muka air tanahdraw down m k = Koefisien permeabilitas mdet b = Ketebalan akuifer yang disadap m t = Waktu pemompaan menit s = Selisih s dalam satu siklus logaritma dalam t b Data Sumur 2 sin m r r efektif radius r saringan g ca ÷ = = - Kedalaman pipa jambang - Rasio bukaan saringan dan panjang saringan - Koefisien kehilangan karena saringan Persyaratan yang harus dipenuhi: - Debit tidak melebihi kapasitas pompa yang sesuai dengan diameter sumur. - Pumping water level tidak lebih rendah dengan rata- rata permukaan air laut untuk akuifer di daerah pantai. - Kecepatan masuk air ke saringan tidak lebih dari 3 cmdetik atau sesuai persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik. - Permukaan air dinamis pemompaan tidak akan melebihi posisi bagian atas. Cara perhitungan Teoritis dapat dipergunakan rumus SICHARDT: S Q T itas Transmisiv . . 4 . 3 , 2 Π = = b T k = 15 . . . 2 max k b r Q Π = PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 42 dari 170 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 2. Perhitungan Potensi Air Tanah Berdasarkan Data a. Data yang diperlukan: - Data hujan bulanan dan hari terjadinya hujan; - Data klimatologi meliputi temperatur udara, penyinaran matahari, kelembaban udara, kecepatan angin; - Data daerah tangkapan air catchment area peta topografi; - Data tata guna tanah; - Data ketinggian stasiun klimatologi dan posisi lintangnya. b. Metode perhitungan

b.1 Curah Hujan mm

Curah hujan bulanan dilakukan analisa frekuensi dengan probabilitas tertentu.

b.2 Evapotranspirasi mm

Beberapa metoda yang dapat dipergunakan dalam perhitungan evapotranspirasi adalah: - Metode Thornwaite - Metode Blaney – Gridle - Metode Hargreves - Metode Penman

b.2.1 Metode Thornwaite PET = c . t

4 cmbulan Gambaran Daerah Aliran SungaiDAS Watershed Model F.J. Mock PET = potensi evapotranspirasi dalam cm untuk 30 hari dengan lama penyinaran matahari 12 jam tiap hari. T = temperatur rata-rata bulan dalam °C C a = koefisien tahunan heat indeks i.