PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
123 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
B. Pelaksanaan
1 evaluasi data-data hasil dan laporan terdahulu yang berkaitan, dapatkan kesimpulan mengenai kondisi sumberair baku, jenis
mata air dan air tanah yang ada; 2 pelajari dari peta topografi mengenai pola dan kerapatan kontur,
bentuk-bentuk bukit kelurusan punggungan, bentuk lembah dan pola aliran sungai, tentukan bentuk morfologi umum wilayah
kajian;
3 telaah peta geologi, dapatkan informasi tentang penyebaran ragam batuan serta struktur geologi daerah kajian;
4 dapatkan informasi mengenai air tanah secara umum dari peta hidrogeologi;
5 lakukan orientasi lapangan, dengan rujukan data-data sekunder yang ada tentukan lokasi imbuhan dan luapan air tanah serta
lokasi sumber air baku yang akan digunakan; 6 ukur debit mata air dengan menggunakan alat yang sesuai
dengan kondisi aliran dan atau sesuai dengan metode pengukuran debit saluran terbuka, ambil contoh air untuk
dianalisa;
7 lakukan survei geolistrik yang akan digunakan sebagai lokasi pengambilan air baku air tanah dengan metode eksplorasi air
tanah dengan geolistrik susunan Schlumberger; 8 pastikan titik sumur bor dari data geolistrik, lakukan pemboran
eksplorasi dan uji pemompaan, ambil contoh air untuk dianalisa; 9 pelajari data hidroklimatologi wilayah kajian, hitung neraca air;
10 kaji data-data yang terkumpul hasil survei lapangan, pastikan
kualitas, kuantitas serta kontinuitas air tanah dan mata air; 11 rekomendasikan hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga
kelangsungan kondisi air baku tersebut termasuk perlindungan terhadap daerah imbuhan.
6.8 Tata Cara Survei Hidrolika Air Permukaan
6.8.1 Ketentuan Umum
Survei hidrolika air permukaan dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan umum sebagai berikut:
1 Tersedia data-data sekunder sebagai pendukung;
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
124 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
2 Melaksanakan survei lapangan yang seksama dan terkoordinasi dengan pihak-pihak terkait;
3 Membuat laporan tertulis mengenai hasil survei yang membuat: a. Foto
lokasi; b. Data hidrolika yang berkaitan dengan perubahan dimensi
sungai; c. Parameter geometri, aliran dan kandungan sedimen.
4 Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan pimpinan tim team leader berpengalaman dalam bidangnya minimal 7 tahun.
6.8.2 Ketentuan Teknis
Berdasarkan keberadaannya air permukaan dibedakan atas: - Sungai
- Danau - Waduk
- Embung
A. Dasar-dasar Survei Sungai
Data-data yang harus diperoleh dari hasil survei sungai adalah: - daerah
tangkapan hujan
- curah hujan
- debit - kekeruhan
a. Daerah tangkapan hujan Survei daerah tangkapan hujan dilakukan di atas meja
berdasarkan data sekunder, dari peta hidrologi. Survei lapangan dilakukan terhadap kondisi habitat sekitar daerah aliran sungai
b. Curah hujan Survei curah hujan dilakukan dengan menentukan:
1 Curah hujan efektif untuk menghitung kebutuhan air baku; Survei curah hujan efektif dilakukan terhadap curah hujan
musim kemarau dan musim penghujan
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
125 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
2 Curah hujan lebih dipakai untuk menghitung debit; Survei curah hujan lebih intensif dilakukan pada bulan
penghujan. Data curah hujan diperoleh dari survei lapangan dan data-data sekunder minimal data 10 tahun terakhir yang
diperoleh dari instansi terkait. Data-data tersebut diperlukan untuk perhitungan debit.
c. Debit Debit aliran permukaan dapat ditentukan dengan pengukuran
langsung di lokasi survei atau dengan perhitungan berdasarkan data-data dari lokasi survei dan data sekunder.
Debit yang perlu diketahui adalah: 1. Debit minimum
Debit minimum diperolah dengan mengambil data debit terkecil dari data sekunder berdasarkan data debit harian
sungai selama 10 tahun terakhir.
2. Debit maksimum Debit maksimum diperoleh dengan mengambil data debit
terbesar dari data sekunder berdasarkan data debit harian sungai selama 10 tahun terakhir.
3. Debit andalan Debit andalan diperoleh dari debit minimum dengan
pemenuhan kebutuhan air yang akan dipergunakan sebesar 80 dari debit tersedia ditambah keperluan lainnya seperti
irigasi, dan ditentukan untuk periode tengah bulanan.
4. Debit penggelontoran Debit penggelontoran diperoleh dari debit minimum dengan
pemenuhan kebutuhan air yang dipergunakan sebesar 20 dari debit yang tersedia. Bila tidak tersedia data sekunder,
maka lakukan pengukuran debit langsung di lapangan pada musim kemarau dan musim penghujan minimal pada satu
periode.
Pengukuran debit aliran permukaan secara langsung mengacu pada SK SNI M-17-1989-F tentang metode pengukuran debit
sungai dan saluran terbuka atau mengacu pada SNI M-2819- 1992 tentang Metode pengukuran debit sungai dan saluran
terbuka dengan alat ukur arus tipe baling-baling.
Perhitungan debit harian mengacu pada SNI 03-3412-1994 tentang Metode perhitungan debit sungai harian atau mengacu
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
126 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
pada SK SNI M13-1989-F tentang Metode perhitungan debit banjir.
d. Kekeruhan Survei kekeruhan dilakukan langsung di lapangan dengan
pengambilan contoh muatan sedimen aliran permukaan yang mengacu pada SNI 033444-1994 tentang Metode pengambilan
contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit.
B. Dasar-dasar Survei Danau
Data-data yang diperlukan dari hasil survei hidrolika air danau adalah:
1 data debit sungai yang mengalir menuju danau; 2 data debit sungai yang mengalir keluar dari danau;
3 adta hujan yangada disekitar danau; 4 data penguapan atau evaporasi;
5 data peresapan infiltrasi; 6 lama penyinaran matahari.
Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat ditentukan debit danau berdasarkan perhitungan debit atau volume danau. Secara
keseluruhan perhitungan debitvolume danau dapat diinformasikan sebagai berikut:
Q
D
= Q
in
– Q
out
Q
in
= Q
sungai +
Q
hujan +
Q
rembesan
Q
out
= Q
out sungai +
Q
evaporasi +
Q
infiltrasi
Dimana: Q
D
= debit atau volume danau m
3
Q
in
= debit masuk ke danau m
3
det Q
out
= debit keluar danau m
3
det Selain perhitungan di atas, debit danau juga dapat diperoleh dengan
melakukan pengukuran langsung di lokasi survei. Cara ini dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan fluktuasi tinggi muka air
selama minimal 1 tahun. Besarnya fluktuasi debit dapat diketahui dengan mengalikan perbedaan air maksimum dan minimum dengan
luas muka air danau.
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
127 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
C. Dasar-dasar Survei Air Waduk
Pada umumnya data-data yang diperlukan sudah didatakan secara sistematis dengan sistem pelaporan manajemen air yang detail,
sehingga besarnya fluktuasi debit dapat diperoleh langsung dari instansi pengelola waduk tersebut. Besarnya debit sumber-sumber
air yang masuk ke dalam waduk sama dengan survei danau.
D. Dasar-dasar Survei Air Embung
Data-data yang diperlukan dari hasil survei hidrolika air embung adalah:
1 data debit sungai yang mengalir menuju embung; 2 data hujan yang ada disekitar embung;
3 data penguapan evaporasi; 4 data peresapan infiltrasi;
5 lama penyinaran matahari. Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat ditentukan debit
embung berdasrkan perhitungan debit atau volume embung. Secara keseluruhan perhitungan debitvolume embung dapat diinformasikan
sebagai berikut:
Q
D
= Q
in
– Q
out
Q
in
= Q
sungaiparit +
Q
hujan +
Q
rembesan
Q
out
= Q
evaporasi +
Q
infiltrasi
Dimana: Q
D
= debit atau volume embung m
3
Q
in
= debit masuk ke embung m
3
det Q
out
= debit keluar embung m
3
det Selain perhitungan di atas, debit embung juga dapat diperoleh
dengan melakukan pengukuran langsung di lokasi survei. Cara ini dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan fluktuasi tinggi muka
air selama minimal 1 tahun. Besarnya fluktuasi debit dapat diketahui dengan mengalikan perbedaan maksimum dan minimum dengan
luas muka air embung.