E-Procurement Bank Rakyat Indonesia Tbk 2013

Laporan Tahunan 2013 | pT Bank rakyaT IndonesIa persero tBk. 109 Teknologi Sistem Informasi

4. Star Web System

BRI telah membangun STAR Web System yang merupakan sistem yang digunakan untuk monitoring kualitas layanan dan operasional secara online. Untuk memudahkan proses input data hasil monitoring kualitas layanan dan operasional unit kerja serta menjadikan data hasil monitoring terdokumentasi dengan baik. Sehingga akan memudahkan unit kerja dalam melakukan perbaikan kualitas layanan dan operasional unit kerja dengan cepat.

5. Sistem Manajemen Informasi

Audit BRI mengembangkan Sistem Informasi Audit dalam rangka meningkatkan kualitas dan eisiensi penerapan Risk Based Audit. Adapun pengembangan teknologi informasi yang dilakukan Audit Intern antara lain: a. Implementasi aplikasi Sistem Manajemen Audit yang mengintegrasikan seluruh proses audit mulai dari perencanaan audit tahunan, perencanaan audit individual, pelaksanaan audit individual, pelaporan dan dokumentasi. b. Pengembangan aplikasi BRIdeX sebagai alat analisis sehingga peningkatan indikator risiko dapat diidentiikasi. c. Pengembangan secara berkesinambungan Pusat Data Elektronik PDE untuk auditor. PDE menangani pengolahan data yang digunakan untuk audit secara terpusat. Hasil pengolahan data oleh PDE dapat diakses oleh masing- masing auditor sesuai wilayah auditnya masing- masing. d. Sistem Penunjang sistem yang ada pada kategori ini menangani beragam bidang yang tidak berhubungan langsung dengan proses audit, seperti: CSS Customer Satisfaction Survey akan menangani hasil survey kepuasan auditee dalam setiap proses audit. Sedangkan AER AIN Electronic Register menangani inventarisasi infrastruktur TI hardware yang ada di masing-masing kantor audit.

6. E-Procurement

Aplikasi e-procurement merupakan proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara elektronik online berbasis internet yang bertujuan adanya transparansi pengadaan barang dan jasa. Aplikasi e-procurement BRI terdiri dari 10 sepuluh modul, meliputi: a. Budget Management b. User Management c. Vendor Management d. Request Management e. Procurement Management f. Bid Auction g. Penetapan Pemenang h. Contract Management i. Vendor Performance management j. Report Rencana Pengembangan TI 2014 Rencana pengembangan TI bertujuan untuk menciptakan one stop service yang terintegrasi dengan memanfaatkan channel yang luas dan produk yang beragam, menyediakan akses data yang lengkap secara real time online, serta menerapkan teknologi sekuriti yang handal. Pengembangan SDM Bidang TI Selain mengembangkan program, menambah itur-itur aplikasi dan melakukan upgrading peralatan infrastruktur TI, BRI melaksanakan program peningkatan kompetensi SDM di bidang TI. Peningkatan kompetensi SDM ini dilakukan melalui pemberian berbagai training yang relevan termasuk pendidikan aplikasi, program sertiikasi keahlian, manajemen risiko di bidang TI, hingga tahap programmer bagi pengembangan itur-itur aplikasi. 110 Laporan Tahunan 2013 | pT Bank rakyaT IndonesIa persero tBk. Tinjauan Sentra Operasi Kelancaran transaksi operasional perbankan di 9.808 jaringan kerja BRI dan lebih dari 100.000 jaringan e-channel yang terkoneksi secara real time online, memerlukan dukungan sentral operasi yang handal dan akurat. Menjawab tantangan tersebut, Sentra Operasi BRI mampu melayani berbagai macam transaksi dan melaksanakan pemrosesan jutaan transaksi perhari dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dan melibatkan jumlah database nasabah yang masif. Sentra operasi BRI bertanggung jawab dalam pemprosesan dan monitoring transaksi operasional perbankan di jaringan kerja konvensional maupun e-banking. Untuk menjamin tercapainya target memiliki sentra operasi sesuai dengan international best practice yang berlaku di dunia perbankan, BRI telah membangun dan mengembangkan sistim operasional yang fully centralized, fast, dan low risk. Sistim operasi yang dibangun tersebut juga memiliki sistem kontrol yang terpadu integrated monitoring control system sesuai kebutuhan BRI. Penyempurnaan Proses Bisnis Dan Eisiensi Operasional Program penyempurnaan proses bisnis yang telah dilakukan BRI bertujuan untuk mengoptimalkan kecepatan dan ketepatan layanan yang menjamin kepuasan nasabah. Program tersebut meliputi penyempurnaan internal business process seluruh transaksi back oice dan mengimplementasikan enterprise reconciliation. Eisiensi operasional dilakukan secara intensif oleh BRI dengan tujuan cost reduction dengan tetap memperhatikan inherent risk. Hasil dari eisiensi operasional ini memberikan andil dalam mengontrol biaya operasional BRI dan sejalan dengan semangat green banking. Laporan Tahunan 2013 | pT Bank rakyaT IndonesIa persero tBk. 111 Hasil Program Penyempurnaan Realisasi strategi penyempurnaan proses bisnis dengan pelaksanaan berbagai program tersebut memberi hasil nyata dengan meningkatnya volume transaksi nasabah melalui berbagai itur yang dikelola BRI. Perkembangan Transaksi E-Banking BRI Total transaksi e-banking di tahun 2013 mencapai 1.258,7 juta transaksi rata-rata 3,5 juta transaksi per hari meningkat signiikan sebesar 48,0 dibanding jumlah transaksi di tahun 2012. Peningkatan jumlah transaksi tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah kartu yang beredar, yakni mencapai 19,4 Juta kartu ATMDebit aktif di akhir tahun 2013. Transaksi e-banking terbesar dilakukan menggunakan Kartu Debet sebesar 1.150,7 juta transaksi, meningkat 45,8 dari jumlah transaksi tahun 2012 dengan nilai sebesar Rp 757,8 triliun di akhir 2013. Perkembangan Transaksi RTGS Dan Kliring Di tahun 2013 total transaksi incoming RTGS BRI mencapai nilai transaksi sebesar Rp 6.076 triliun dengan jumlah transaksi mencapai 1,21 juta transaksi. Sejalan dengan hal tersebut, nilai transaksi outgoing RTGS mencapai Rp 6.099 triliun dengan 1,35 juta transaksi. Untuk transaksi Kliring, nominal transaksi Kliring Penyerahan Masuk Debet Masuk adalah Rp 23.5 triliun dengan jumlah transaksi mencapai 704,1 ribu transaksi, sedangkan transaksi Kliring Penyerahan Keluar Debet Keluar mencapai Rp 5,23 triliun. Sementara untuk Kliring Kredit, total transaksi inward mencapai Rp 47,7 triliun naik 75.0 dari tahun 2012, dengan 4,8 juta transaksi di akhir 2013, sedangkan transaksi outward mencapai Rp 30,9 triliun dengan 2,47 juta transaksi. Penyempurnaan proses bisnis yang dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan kecepatan dan ketepatan layanan yang menjamin kepuasan nasabah memberi hasil berupa - meningkatnya volume transaksi, nilai transaksi dan perolehan fee based income dari transaksi tersebut. 112 Laporan Tahunan 2013 | pT Bank rakyaT IndonesIa persero tBk. Tinjauan Perkembangan Transaksi Remittance Jumlah total Incoming Remittance telah mencapai 2,60 juta transaksi dengan nilai ekuivalen USD 21,87 miliar. Sementara transaksi outgoing remittance ditahun 2013 mencapai 45,8 ribu transaksi dengan nominal ekuivalen dengan USD 16,73 miliar. Sertiikasi ISO 9001:2008 quality Management System Kegiatan sentra operasi BRI yang mendukung tata kelola perusahaan yang baik telah mendapatkan sertiikasi ISO 9001:2008 dari Badan Sertiikasi LQRA Lloyd’s Quality Registration Assurance yang telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Internasional - UKAS United Kingdom Accreditation Service dan Komite Akreditasi Nasional dengan ruang lingkup: • Provision of Payment System by RTGS, Clearing dan Remittance • Provision of Card Centre Production dan Complaint Handling Card Production, dan • Complaint-Handling processes Sentra Operasi Laporan Tahunan 2013 | pT Bank rakyaT IndonesIa persero tBk. 113 Sentra Operasi Sasaran Strategis 2014 Memasuki tahun 2014, BRI telah menyiapkan rencana strategis terkait proses operasional guna meningkatkan kinerja operasional serta pelayanan kepada nasabah melalui berbagai program, mencakup: • Melakukan sertiikasi ISO 9001:2008 pada Bagian Sentra Rekonsiliasi ATM dan Bagian Rekonsiliasi Sentra Operasi. • Pengembangan Sentralisasi Warkat Debet. • Meningkatkan rasa aman nasabah yang bertransaksi di BRI dengan jalan mengganti sebagian Kartu Debet BRI menjadi Kartu ber-chip. • Peningkatan kompetensi, skill dan knowledge SDM. • Pengembangan sistem otomasi pada semua transaksi remittance. 114 Laporan Tahunan 2013 | pT Bank rakyaT IndonesIa persero tBk. Tinjauan Manajemen Aktiva Tetap dan Pengadaan Barang dan Jasa Sejalan dengan perkembangan bisnis dan perluasan jaringan kerja, BRI berupaya menjawab tantangan tersebut dengan mengelola aktiva tetap secara eisien serta memastikan terpenuhinya kebutuhan masing-masing unit kerja melalui pengadaan barang dan jasa yang optimal. Dalam mengelola aktiva tetap dan pengadaan barang dan jasa, termasuk di dalamnya properti, BRI tetap mempertahankan kaidah Good Corporate Governance GCG dengan didukung oleh aplikasi teknologi yang memadai. Dengan proses pengelolaan dan pengadaan yang lebih eisien, efektif, dan leksibel tersebut dapat menghindarkan Perseroan dari kehilangan momentum pertumbuhan bisnis. Sementara itu, dalam rangka mewujudkan pemenuhan kebutuhan aktiva tetap dan logistik yang optimal, maka unit kerja yang melakukan fungsi manajemen aktiva tetap dan logistik serta pengadaan properti, senantiasa melakukan koordinasi secara maksimal dengan unit kerja yang melakukan perencanaan, atau permintaan kebutuhan logistik, dengan didukung oleh sarana teknologi informasi yang memadai. Pengembangan Sistem Aplikasi Pengelolaan MAT dan Pengadaan Barang dan Jasa Dalam rangka mengoptimaliasikan fungsi pengelolaan aktiva tetap dan Pengadaan barang dan jasa, maka pada tahun 2013, Perseroan juga mengembangkan suatu sistem agar pemenuhan barang dan jasa dapat dilakukan secara lebih maksimal, transparan dan eisien. Aplikasi yang ada saat ini dapat memastikan MAT BRI dan pengadaan barang dan jasa berjalan dengan akuntabel dan akurat mulai dari distribusi, pengakuan aset, asuransi, pajak sampai dengan pelepasan aset tersebut Laporan Tahunan 2013 | pT Bank rakyaT IndonesIa persero tBk. 115 Sistem aplikasi tersebut diantaranya sebagai berikut : 1. Sistem SIM-AT Sistem ini berfungsi untuk mengelola database aktiva tetap BRI secara terpusat. 2. Sistem PDCA Sistem ini mempunyai fungsi monitoring Service Level Agreement SLA, yang berupa standar waktu proses pengadaan yang sedang berjalan. 3. Sistem Manajemen Arsip Sistem ini berfungsi untuk mendukung penyimpanan dan pengelolaan dokumen pengadaan secara komputerisasi, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengecekan ulang berkas. 4. Sistem E-Auction Sistem ini digunakan sebagai alat seleksi harga terbaik secara komputerisasi dalam melakukan pengadaan, baik melalui pemilihan Iangsung maupun lelang. Rencana Strategis MAT dan Pengadaan Barang dan Jasa Dalam mendukung pengelolaan MAT dan pengadaan barang dan jasa untuk kelancaran kegiatan operasional, di tahun 2014 telah disiapkan beberapa rencana strategis, yang mencakup: 1. Optimalisasi Aset 2. Percepatan Iayanan pengadaan barang dan jasa. 3. Standarisasi barang dan jasa. 4. Pengembangan sistem pengadaan barang dan jasa yang akurat. 5. Peningkatan kualitas barang dan jasa. 6. Optimalisasi organisasi dan proses bisnis serta penyesuaian kebijakan kelogistikan. BRI mengembangkan Sistem Aplikasi MAT dan Pengadaan Barangjasa agar pemenuhan barang dan jasa dapat dilakukan secara lebih maksimal, transparan dan eisien. 116 Laporan Tahunan 2013 | pT Bank rakyaT IndonesIa persero tBk. Tinjauan Manajemen Risiko Selama tahun 2013 bisnis BRI tetap berkembang ditengah dinamika kondisi perekonomian dan persaingan bisnis perbankan yang semakin kompetitif. Untuk menjadi yang terdepan, BRI mengembangkan bisnisnya melalui inovasi produk dan jasa secara berkelanjutan, serta perluasan unit kerja dan e-channel. Seiring dengan hal tersebut, BRI juga dihadapkan pada risiko bisnis yang selalu dinamis. Sehingga penerapan enterprise-wide risk management lebih difokuskan pada penciptaan nilai perusahaan sesuai tingkat risiko yang diambil. Proses Manajemen Risiko diterapkan secara konsisten dalam setiap proses aktivitas bisnis maupun operasional perbankan BRI sehari-hari karena merupakan faktor penting dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan, yaitu menjadi bank yang sehat dan bertumbuh secara berkesinambungan. Manajemen Risiko memiliki peran dalam meningkatkan kualitas pengelolaan bank melalui dua aspek, yaitu melindungi modal dan mengoptimalkan return terhadap risiko. Dengan skala operasi yang luas dan volume usaha yang terus meningkat, maka BRI menerapkan pola pengelolaan risiko secara terpadu untuk mengidentiikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan eksposur risiko di seluruh lini organisasi. Manajemen Risiko dalam organisasi BRI merupakan suatu fungsi yang bersifat independen terhadap fungsi bisnis dan terhadap fungsi audit. Ketiga fungsi terebut berperan aktif dalam menerapkan manajemen risiko dengan kewenangan yang berbeda sebagai irst line, second line dan third line of defense. Penerapan konsep tersebut dilaksanakan secara konsisten sehingga menjaga independensi dalam proses pengambilan keputusan, agar tidak memihak, menguntungkan unit kerja operasional tertentu, atau mengabaikan unit kerja operasional lainnya. Dasar Acuan Manajemen Risiko Pelaksanaan kegiatan pengelolaan risiko BRI dilakukan berdasarkan pada ketentuan Bank Indonesia, antara lain : 1. Peraturan Bank Indonesia PBI No.58PBI 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, dengan perubahannya dalam PBI No 1125PBI2009 2. Surat Edaran Bank Indonesia No. 521DPNP tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, dengan perubahannya dalam SE BI No 1323DPNP Laporan Tahunan 2013 | pT Bank rakyaT IndonesIa persero tBk. 117 Dari sisi internal, BRI telah menetapkan Kebijakan Umum Manajemen Risiko KUMR BRI yang diatur dalam SK Nokep S.248-DIR DMR042009 beserta beberapa kebijakan turunannya yang mengatur penerapan manajemen risiko di unit kerja BRI. Struktur Tata Kelola Manajemen Risiko BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara terpadu enterprise-wide risk management untuk mengendalikan delapan jenis risiko yang menyertai kegiatan usaha. Kerangka tersebut meliputi penerapan empat pilar pengelolaan risiko sesuai PBI No.1125PBI2009 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum yang terdiri dari 1 Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, 2 Kecukupan