variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor VIF. Sebagai dasar
acuannya diuraikan dalam pernyataan berikut. 1. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model
regresi.
3.10. Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, suatu perhitungan statistik disebut signifikan
secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya
berada dalam daerah dimana Ho diterima. Model pengujian yang dilakukan adalah uji F dan uji t.
3.10.1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk pengujiannya adalah: Ho artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus serta dana bagi hasil terhadap kemandirian keuangan daerah.
Ha artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi
khusus serta dana bagi hasil terhadap kemandirian keuangan daerah.
Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara
bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig.F 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan
secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan
nilai F
hitung
dan nilai F
tabel
. Dimana kriterianya yaitu: Ho diterima dan Ha ditolak jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 5 Ho ditolak dan Ha diterima jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 5
3.10.2. Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.t
0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig.t 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Nilai t
hitung
juga dapat dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
Ho diterima dan Ha ditolak jika t
hitung
t
tabel
untuk α = 5 Ho ditolak dan Ha diterima jika t
hitung
t
tabel
untuk α = 5
3.10.3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat dependent variabel yang dipengaruhi
oleh variasi variabel bebas independent variabel. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai
koefisien derminasi multiple R
2
koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Apabila nilai R
2
suatu regresi mendekati satu maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol maka variabel independen secara keseluruhan
tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-faktor yang
ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 3.3
berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat
0,2 – 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59 Cukup Erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat
Situmorang 2008:113
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Provinsi Riau
Berdasarkan data dari Kanwil Badan Pertanahan Nasional Propinsi Riau, Propinsi Riau memiliki luas area sebesar 8.867.267 hektar. Propinsi Riau terletak
pada koordinat 01° 05’ 00” Lintang Selatan -° 25’ 00” Lintang Utara atau antara 100° 00’ 00” -105° 05’ 00” Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut: Di sebelah Barat dengan Propinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara
Di sebelah Timur dengan Propinsi Kep. Riau dan Selat Malaka Di sebelah Utara dengan Selat Malaka dan Propinsi Sumatera Utara
Di sebelah Selatan dengan Propinsi Jambi dan Sumatera Barat Wilayah provinsi Riau yang terbentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan
Selat Malaka terbagi menjadi wilayah daratan, dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 89.150 km
2
. Jumlah penduduk provinsi Riau menurut hasil olah cepat tercatat sebesar
5.538.637 jiwa. Penduduk Riau terkonsentrasi di Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi dengan jumlah penduduk 897.767 jiwa atau sekitar 16,21 persen dari
seluruh penduduk Riau. Sedangkan Kabupatenkota dengan jumlah penduduk terkecil adalah kabupaten kepulauan Meranti sebesar 176.290 jiwa.
Wilayah provinsi Riau secara administratif terbagi dalam 10 kabupaten dan 2 kota yaitu :
Universitas Sumatera Utara