Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

nilai Asymp.Sig 2-tailed sebesar 0,885 atau probabilitas diatas 0,05. Hal ini berarti bahwa H diterima, yang berarti data residual berasal dari distribusi normal. Setelah dilakukan pengujian melalui analisa grafik dan statistik maka diperoleh hasil normal sehingga asumsi normalitas terpenuhi dan dapat dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik berikutnya pada data.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya terbebas dari korelasi di antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF dan tolerance. Suatu model dikatakan terbebas dari korelasi apabila VIF 10 dan tolerence 0,1. Dari pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masing- masing variabel yang ditampilkan pada tabel 4.4 Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari variable Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar 0,930 dan 1,075. Untuk variabel Dana Tabel 4.4 Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant LNPAD .930 1.075 LNDAU .983 1.017 LNDAK .901 1.110 LNDBH .844 1.185 a. Dependent Variable: LNKKD Universitas Sumatera Utara Alokasi Umum adalah sebesar 0,983 dan 1,017. Variabel Dana Alokasi Khusus adalah sebesar 0,901 dan 1,110. Variabel Dana Bagi Hasil adalah sebesar 0,844 dan 1,185. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dalam model ini tidak terdapat masalah multikolinearitas antara variabel bebas karena nilai tolerance berada di bawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Run Test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antara residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antara residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Uji Run Test KKD Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.07321 Cases Test Value 20 Cases = Test Value 20 Total Cases 40 Number of Runs 19 Z -.481 Asymp. Sig. 2-tailed .631 Sumber : Hasil olahan SPSS 17.00, 2014 Hasil output SPSS pada tabel 4.4 menunjukkan nilai test -0,07321 dengan nilai asymptonic significance sebesar 0,631 . Nilai ini lebih besar dari 0,005 ρ 0,05. Hal ini menunjukkan distribusi data residual dalam penelitian bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi antara nilai residual untuk model regresi terhadap variabel dependen KKD.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

6 89 104

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

4 50 84

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah - Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

0 0 12