Guru Muslim Dinamika Hubungan Religiusitas dan Organizational Citizenship Behavior

e. Dimensi pengamalan atau konsekuensi Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke h ari. Istilah “kerja” dalam pengertian teologis digunakan disini. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya berfikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari agama. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan menggunakan dimensi yang dikemukakan oleh Fetzer 1999 dalam melakukan penelitian ini.

C. Guru Muslim

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan guru adalah orang yang pekerjaannya mata pencahariannya, profesinya mengajar. Tugas guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat 1 mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, Universitas Sumatera Utara melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam penjelasan Pasal 52 ayat 1 huruf e, yang dimaksud dengan “tugas tambahan”, misalnya menjadi Pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket. Sehingga guru muslim adalah guru beragama Islam yang tugasnya merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik.

D. Dinamika Hubungan Religiusitas dan Organizational Citizenship Behavior

OCB Organizational Citizenship Behavior OCB merupakan perilaku yang berkaitan dengan kontribusi di luar peran formal yang ditampilkan oleh seorang karyawan dan tidak mengharapkan imbalan atau hadiah formal dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan efektivitas organisasi Organ, Podsakoff, MacKenzie, 2006. Menurut Organ; Podsakoff; dan Mackenzie 2006 bahwa terdapat dimensi-dimensi dalam Organizational Citizenship Behavior, yaitu : helping behavior, conscientiousness, sportsmanship, dan civic virtue. Di dalam dimensi tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya orang yang melakukan OCB akan berkerja tanpa ada paksaan, bertanggung jawab, dan giat dalam setiap aktifitas pekerjaan. Menurut Uyun 1998 agama sangat mendorong pemeluknya untuk berperilaku baik dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya serta giat berusaha untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. Universitas Sumatera Utara Orang yang beragama disebut juga orang yang religius. Menurut Fetzer 1999 religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitikberatkan pada masalah perilaku, sosial dan merupakan sebuah doktrin dari setiap agama atau golongan. Oleh karena itu doktrin yang dimiliki setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya. Selain itu Mujib 2007 menjelaskan bahwa religiusitas adalah kemampuan individu untuk menjalankan ajaran agama secara benar dan baik dengan landasan keimanan dan ketakwaan. maka religiusitas dalam penelitian ini merupakan suatu keyakinan dan penghayatan akan ajaran agama yang mendorongnya untuk bertingkah laku, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Beberapa penelitian juga menguji pengaruh religiusitas. Penelitian Saputro, 2006; Wahyudin dkk, 2013 menguji pengaruh religiusitas mahasiswa terhadap perlaku sukerela altruis. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa mahasiswa yang religius akan selalu berusaha melakukan perbuatan baik secara sukarela seperti menolong orang lain atau mencintai orang lain. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Benson, 2004;Wahyudin, dkk., 2013 yang menemukan bahwa mahasiswa yang mempunyai komitmen religius yang tinggi menghabiskan waktu kerja sukarela. Selain itu penelitian Haryati 2013 juga menyebutkan religiusitas memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa perawat yang memiliki religiusitas yang tinggi maka akan meningkatkan perilaku prososial yang meliputi peduli terhadap orang lain untuk berbagi, bekerja sama, menolong serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain Universitas Sumatera Utara dengan suka rela. Kemudian Bakhri 2011 menyatakan religiusitas berpengaruh terhadap motivasi berprestasi. Religiusitas akan membuat karyawan lebih memiliki motivasi dalam berprestasi karena memang motivasinya hanya tertuju kepada Allah SWT. Dari beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwasannya religiusitas dapat mempengaruhi perilaku altruism, perilaku kerja secara sukarela, prososial dan motivasi dalam beprestasi. Dimana di dalam dimensi OCB kita dapat menemukan hal tersebut. Artinya, orang-orang yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan senantiasa melakukan perilaku altruism, kerja suka rela, prososial, dan termotivasi dalam berprestasi.

E. Hipotesis Penelitian